Happy wiken, teman-teman! Mau mengisi wiken kemana rencananya, nih? Kalau saya, kebetulan minggu kemarin timeline Instagram saya isinya melulu tentang kuliner. Dan sepertinya ini belum segera berakhir karena saya lagi ketagihan bebek kecombrang. Jadi buat teman-teman yang belum merasakan endeusnya kulineran di Bebek Bentu Resto Serpong Jaya, maapkeun ya. Selamat ngunyah meja aja, halagh...

Sabtu pagi, 1 Desember 2018 silam satu demi satu teman-teman saya sampai juga di resto Bebek Bentu Serpong Jaya. Yeayyy. Lokasinya boleh dibilang strategis yakni di bilangan BSD. Bagi saya yang sama-sama tinggal di BSD (baca : bukan Bumi Serpong Damai tapi Bogor Sonoan Dikit alias Cileungsi) *minta_dilempar_bebek* untuk menjangkaunya gampang sekali. Tinggal naik bis Patas jurusan Kampung Rambutan ke Plawad Tangerang lalu minta turun di Rawa Buntu saja. Dari sini saya tinggal naik ojol yang jaraknya hanya kurang lebih 3 kilometer aja untuk sampai di Resto Bebek Bentu ini. Gampang kan, kan, kan, kan.

fasad luar resto Bebek Bentu Serpong Jaya semakin eyecathcing dengan kanopi merah yang menaunginya

Sepanjang ingatan saya, wilayah BSD awalnya dikenal sebagai hutan pohon karet yang luas. Istilahnya tempat jin buang anak. Namun sekarang boleh dibilang lokasi ini tumbuh menjadi kota mandiri yang pesat sekali perkembangannya. Takjub saya. Bukan saja banyak perumahan yang berdiri tapi juga berbagai fasilitas umum dan komersil.

Namun sayangnya, dari begitu banyak tempat kulineran yang ada,  bagi pecinta bebek tidak banyak resto yang menawarkan menu bebek yang empuk dan ga amis yang juga asik dijadikan tempat hangout. Kriteria asik di sini, kalau buat saya, mengarah ke lokasinya yang instagramable, makanannya enak, harganya terjangkau dan cocok untuk jadi poskonya emak-emak yang nunggu anaknya sekolah. Waini penting banget. Soalnya selama nunggu anak saya sekolah apalagi pilihannya selain bolak balik ke warung bakso? Dan, FYI aja, si dekat resto ini, sewaktu saya naik ojol tadi saya melihat ada sekolahan juga. Cakeeppppp...


Manis, Hangat, Adem
Begitu langkah kaki menjejak di depan Bebek Bentu Resto suasana manis dan hangat langsung saya rasakan. Tatanan interiornya terlihat begitu artistik. Dinding berwarna putih dengan salur-salur bata dan meja-meja kayu berbentuk bulat yang disusun berkelompok-kelompok mengesankan kehangatan dan keakraban.

Tapi tunggu dulu. Pandangan saya kemudian terhenti saat melihat susunan pot-pot tanaman dan sepeda antik di sudut bagian depan. Alamak cantik nian nuansa alam di spot ini. Otak keganjenan kemudian kumat. Siapa ya yang mau dimintai tolong memotret saya? hihihih...

Huk Family Resto Corner sebuah spot cantik buat ngemil syantik. Tampak di rak susunan roti manis yang dapat kita beli dengan harga Rp 4ribu/bh

So far, kesan vintage, manis dan hangat semakin saya rasakan saat memperhatikan elemen-elemen penunjang interior di resto Bebek Bentu ini. Ada lampu lampion yang terbuat dari anyaman bambu, ada aneka tampah yang dijadikan hiasan dinding, juga ada deretan jendela krepyak dan pajangan bebek-bebekan dari kayu di tangga menuju lantai dua.

jendela krepyak di tangga menuju lantai 2

Oiya, teman-teman percaya tidak, di resto Bebek Bentu sempat ada dua nuansa kontradiktif yang saya rasakan, lho. Duh gimana ya bilangnya. Rasanya itu hangat tapi adem. Hangat karena suasana interior yang terbentuk. Dan ademnya ga lain berasal dari hembusan AC yang terasa menyegarkan untuk ukuran suhu Jakarta dan sekitarnya :P

Menurut Pak Bangkit Kuncoro, pemilik Bebek Bentu Resto Serpong Jaya, resto ini merupakan cabang ke-lima Bebek Bentu Resto. "Awalnya Bebek Bentu berdiri di Cempaka Putih Jakarta Pusat tahun 2008."