Liburan Tiga Generasi di Pantai Karang Bolong Anyer

agenda di mobil : ngobrol, bercanda, tidur, ngobrol lagi, bercanda lagi, tidur lagi hahaha

Setelah anak-anak UAS (Ujian Akhir Sekolah) kembali kami mencuri start liburan. Mau ngga mau voucher menginap gratis di Wisma Kompas Gramedia Anyer dari mba Tria, sepupunya anak-anak, harus segera digunakan minggu ini, karena masa berlakunya habis Desember ini dan tidak berlaku saat liburan Natal dan Tahun Baru nanti. Ya sudahlah, daripada hangus ngga digunakan sama sekali jadilah anak-anak mengalah ambil raportnya setelah liburan usai aja.

Kebetulan Mbah putrinya anak-anak mau juga dibujuk untuk ikut have fun bersama kami. Setelah terkena serangan Stroke bulan Mei lalu, Ibu saya belum pernah sama sekali keluar teras rumah. Menginjak undakan anak tangga di teras rumah saja Ibu saya masih takut. Tapi saya tau dia bosan juga dengan suasana rumah. Hal itu membuatnya labil beberapa waktu, antara pengen ikut tapi masih trauma. Antara excited tapi takut menyusahkan anak-anaknya. Begitulah Ibu dari dulu sifatnya, mandiri. 

Hari Sabtu…

Sesuai perjanjian, selepas Subuh, Sabtu kemarin 19 Desember dari Cileungsi kami berangkat menjemput Ibu, mbak Wati kakak saya dan mas Teguh kakak sepupu mereka di Rawabelong sebelum meluncur ke Anyer. Perjalanan agak terhambat setelah kawasan industry Chandra Asri sampai Pasar Anyer karena ada perbaikan jalan, jadi kondisi jalan dibuka tutup bergantian. Selepas itu sih lancar jaya.

Kami melewati beberapa Resort seperti Mambruk Anyer, Sol Elite Marbela dan Pesona Krakatau, baru deh sampai di lokasi Wisma Kompas Gramedia Karang Bolong, di jalan raya pantai Carita Km. 144 Karang Bolong Anyer Banten sekitar jam 11 siang. Lama ya? Maklumlah saya nyetirnya ngga ngebut sama sekali koq, kan bawa orang tua, sudah sepuh pula. Anak-anak juga enjoy selama perjalanan. Mereka ngobrol, becanda, tidur, ngobrol lagi, becanda lagi, tidur lagi hahaha…
 
Formasi pertama, tanpa neng aya dan mas dipo :)
Sementara Mbak Wati langsung check in ambil kunci di kantor Wisma, anak-anak langsung cus ke pantai ditemani ayahnya, ngga sabar lagi untuk main air, sementara itu saya harus buru-buru parkir mobil dan memapah Ibu ke kamar. Biar beliau istirahat dulu, kasihan. Masing-masing me time deh, saya mau masak untuk makan siang aja.



Baru datang saya langsung buru-buru masak untuk makan siang :)

Sore jam 3, kakak saya, Mas Jito dan keluarganya dateng juga. Yeaay, seneng deh makin rame jadinya. Ibu saya terlihat seneng liat anak cucunya ngumpul. Syukurlah, meski jatah gratis kami Bungalow dengan dua kamar menghadap pantai sudah full book tapi kami justru mendapat bonus. Win-win solution sih. Lokasi hunian kami tidak menghadap pantai tapi kamarnya tiga. Jadi puas deh ga umpel-umpelan hihihi…


Pesta Duren :)

Lucunya, nama-nama di Wisma Kompas Gramedia, jenis dan nama huniannya diambil dari berbagai tabloid dan majalah terbitan Kompas Gramedia juga. Langsung kebayang deh nama majalah Bobo, tabloid Citra, Majalah Hai, Tiara, Bola, dan Nova seperti apa hehehe


Rate Bungalow Wisma Kompas Gramedia Karang Bolong terbaru :)

Fasilitas Wisma tempat kami menginap ini jika lihat di brosur selain tiga kamar luas dengan dua bed di setiap kamarnya dan ber-AC, ada peralatan masak (kompor, ceret, panci, wajan dll), perlengkapan makan (piring, sendok, garpu, gelas), dispenser air minum panas dan dingin, TV kabel dan free Wifi. Sayangnya, free wifi tidak bisa digunakan. Entahlah, apakah lemah sinyal atau sengaja dimatikan dari sananya.




Malamnya, kami barbequan di saung-saung menghadap pantai area Wisma Kompas Gramedia, sebelumnya tadi siang Mas Jito sudah belanja ikan kue dan udang yang baru turun dari laut di pasar Carita lengkap dengan bumbu bakarannya. Nah, saya jadi penasaran dengan pasar Carita ini, surga ikan laut fresh from the sea! Lain waktu kepo-in ah :)

Sooal makan, ini memang suasananya yang asyik jadi enak makan, atau memang enak ikan bakarnya ya, manis banget ikannya, fresh. Lain deh rasanya. Semua terlihat mengunyah makannya lahap sekali. Pete bakar, sambel pedes bikinan Teh Tuti istrinya mas Jito juga nampol banget. Dega seperti biasa masih takut sambal, beda dengan neng Aya-sepupunya-bontotnya mas Jito, doyan banget makan pete dan sambal. Aduh si eneng, kecil-kecil doyan pete, hahaha…

Hari Minggu…

Dermaga tempat memancing, banyak kepiting batunya yang keliaran di sekitar saya :)

Menunggu matahari terbit, sementara yang lainnya masih tidur, saya dan si sulung Mba Nala memilih jalan-jalan pagi menyusuri pantai menghirup udara segar. Rupanya meski nama pantainya berbeda-beda, tapi kami bebas menyusuri sepanjang pantai meski bukan di area tempat menginap kami. Ada sih bapak-bapak yang menunggu di dua dermaga yang berdekatan ini untuk memancing, tapi dia hanya mengawasi saja, bukan untuk meminta bayaran. Sepertinya dia hanya menjaga lokasi jika ada kecelakaan aja.

Dari kejauhan saya melihat beberapa Bapak-bapak penduduk asli sedang menebar jala. Saya mendekat, penasaran. “Ada ikannya, pak?”

“Ada, Bu. Belanak lagi musim nih.” Bapak penebar jala melanjutkan, kalau sedang hoki dia bisa mendapat sekarung ikan lho. Woww, asik banget ya.

Saat hendak kembali ke Wisma, kami berpapasan dengan Ibu dan kakak saya, mbak Wati. Katanya, Ibu ingin berjemur di pinggir pantai. Ah, iya, benar, jadilah saya batal kembali ke Wisma. Saya temani Ibu berjemur sambil cerita-cerita ringan. Ibu sekarang sukanya begini, leyeh-leyeh sambil tukar cerita. 
 
pagi-pagi sudah ga sabar pengen main air berdua 

siangan dikit lomba bakiak 
jadi anak pantai sesekali ya :)
Main volley pantai, menangnya suka-suka aja :)

apa aja jadi bisa buat mainan, dari yang gratisan sampai yang berbayar yang penting rame-rame :)

Yeayyyy, judulnya main air lagi pokoknya deh :)

Anak-anak herannya ngga bosan-bosan main air dari kemarin. Kali ini banana Boat jadi incaran mereka. Paket Banana Boat isi 6 orang seharga Rp 150.000,- tuntas memuaskan penasaran anak-anak dan sepupu-sepupunya. Neng Aya dan Dega yang itungannya masih anak bawang, ngga mau diceburkan saat main Banana Boat. Mereka memilih ikut motor boat penarik Banana Boatnya, takut tenggelam katanya. Usut punya usut, rupanya mas Dipo iseng menjahili adiknya, neng Aya. Saat Banana boat dijungkirbalikkan, dia teriak-teriak pura-pura ketakutan, “tolong-tolong, kaki mas Dipo ngga ada. Kaki Mas Dipo dimakan Hiu.”

Sontak, neng aya ketakutan. Halaah, ada-ada aja memang kisah lucu anak-anak ini.. hahaha…  

Dua hari satu malam melewatkan liburan di pantai Karang Bolong rasanya masih kurang aja. Baik Dega, Neng Aya maupun Mbah putrinya, masing-masing dengan bahasanya berusaha menahan-nahan supaya tetap kumpul, jangan pulang. Ah, tapi besok kan ayahnya anak-anak masih kerja. Mas Jito dan mas Teguh juga masih kerja, lagipula neng Aya juga belum libur sekolah, pula. Jadi, kita tetap pulang ya. Beberapa hari kan libur Natal bablas Tahun Baru, kita kumpul lagi, okeee :)











2 komentar

  1. Seru ya mba bisa liburan bareng gitu, selain itu juga mempererat hubungan antar saudara yang satu nenek.
    Siip

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener mba.. anak anak giliran siap mau pulang yang satu banjir air mata, yang satu sok tegar ga masalah mau pulang atau tetap ngumpul.. sayang udah harus check out kita hihihi

      Hapus