Source : instagram siccin 6 |
Adakah diantara teman-teman yang hobi nonton serial drama Turki di televisi? Tossss-lah kalau begitu. Meskipun ga sampe termehek-mehek seperti nonton drama Korea tapi saya masih bisa menikmati kisah-kisah dari negara Timur Tengah ini. Mungkin karena ada kesamaan religi sehingga saya merasa cukup familiar, kali ya? Tapi kalau kata suami saya, kenapa saya suka nonton film-film Turki ya karena ituuu, uwooowwww, kebayang kan pemainnya itu bening-bening 🙈
Cerita punya cerita, saya dan teman-teman dari Blomil dan media diundang untuk menyaksikan skrining perdana film Siccin 6 di CGV Grand Indonesia, Jakarta pada hari Rabu, 25 September 2019 silam. Ini adalah film Turki pertama yang bakal tayang perdana di layar bioskop Indonesia. Horor pula.
Saking penasaran saya googling film Siccin. Banyak yang bilang film ini lebih seram dari Conjuring. Sangat seram malah. Dan dari artikel-artikel yang beredar katanya usai menonton Siccin ada yang mengalami keanehan-keanehan. Boleh percaya boleh tidak.
Terus terang saya ga punya gambaran sama sekali mengenai film bergenre horor ini. Well, yang saya tahu kadar ketakutan tiap orang tidaklah sama. Makanya, bisa jadi teman saya Elva, yang duduk di sebelah kanan saya sampai menutup mukanya terus pakai jilbabnya, sedangkan Tika yang duduk di sebelah kiri saya anteng-anteng aja. Tapi memang, sepanjang film yang berdurasi 95 menit ini saya beberapa kali mengalihkan mata supaya ga larut dalam seramnya setiap adegan.
Film Siccin 6 adalah sekuel terbaru yang diputar pertama kali di Turki pada 9 Agustus 2019 dan di Malaysia pada 22 Agustus 2019. Film ini sangat populer sejak diputar pertama kali empat tahun silam, sehingga negara-negara Eropa seperti Jerman, Belanda, Belgia, Austria dan Denmark ikut menayangkan serentak pada 12 September 2019 lalu. Untuk pecinta film horor bolehlah bersenang hati, karena sebentar lagi, tepatnya tanggal 9 Oktober 2019 film Siccin 6 akan diputar di bioskop CGV seluruh Indonesia.
Adapun film Siccin 6 merupakan film Turki pertama yang diputar di Indonesia. Genrenya juga ga biasa, horor. Termasuk nekat juga ga sih importirnya memutar jenis film dengan latar belakang Turki seperti ini di negara kita?
Jawabannya ga nekat, koq, teman-teman. Raffi Achmad alias papanya Raffatar mengatakan, berawal dari Production House yang memproduksi film lokal kini RAPictures melebarkan sayap jadi importir film asing.
Keputusannya memilih film Turki dikarenakan pangsa pasar dari penggemar film-film Turki cukup banyak di Indonesia, meskipun didominasi penggemar film Hollywood, Bollywood dan Mandarin serta Korea Selatan. Dengan hadirnya film ini diharapkan ada tontonan alternatif di bioskop Indonesia, jelasnya lagi.
Ok fain. Balik lagi ke Siccin.
Adapun setiap film Siccin berdiri sendiri-sendiri. Jadi dari Siccin 1 hingga Siccin 6 ga ada kaitannya. Tapi benang merahnya sama yakni persekutuan manusia dengan jin. Siccin adalah sebuah kitab yang berisi dosa-dosa manusia dari yang ringan sampai berat. Siccin juga diartikan sebagai tempat mangkalnya iblis dan bala tentaranya termasuk diantaranya adalah manusia-manusia yang percaya pada kekuasaan selain Allah.
Kisah dalam Siccin sejatinya diambil dari kejadian nyata di kehidupan sehari-hari masyarakat Turki. Filmnya sangat kental dengan nuansa agama. Beberapa kali saya mendengar lantunan ayat suci Al-Quran yang dikumandangkan. BTW, dari hasil googling saya agak shock juga karena di setiap sequelnya memang menggunakan sihir asli yang kental. Jadi pantas aja, kalau penontonnya ada yang mengalami kejadian aneh-aneh huhuhu....
Dalam Siccin 6, dikisahkan Yasar sebagai tokoh utama susah menerima kenyataan atas kematian ayahnya. Ditambah lagi dia juga punya masalah pribadi dengan ibu tirinya terkait warisan ayahnya dan terbuka informasi kalau adik iparnya menyukainya. Hadehh, kalau melintir, bisa jadi cinta segi tiga ini mah.
Tak lama Yasar dan keluarganya mengalami kejadian aneh-aneh di rumahnya. Namun yang paling sering diganggu adalah Efsun. Dia adalah anak adopsi Yasar. Tingkah lakunya sering aneh. Kadang seperti orang yang punya gangguan mental. Tatapannya ganjil. Waah, serem banget deh. Meskipun awalnya kurang mengerti jalan ceritanya, tapi film ini twist endingnya gila banget. Ga nyangka kalau.....
Udah ah, tonton aja sendiri. Pesan moralnya hanya satu. Sebesar apapun ambisi kita, jangan pernah terbawa hawa nafsu. Karena ujungnya akan selalu sama. Never happy ending, cuy!!!
Tidak ada komentar