Empat Persiapan Menang Lomba Blog Ala Diah






Issh, apa sih saya ini, berani-beraninya bikin tulisan bertema ini. Hmmmpphh, terus terang sebenarnya saya maju mundur juga sih untuk menulis ini. Tapi, di sisi lain saya juga pingin banget berbagi apa yang bisa saya bagi. Apalagi, bisa jadi di luar sana banyak pemula-pemula yang ikut lomba Blog sekedar ikut aja tanpa persiapan apa-apa. Hiekz, saya dulu juga begitu soalnya. Manusiawi lah ya.

1.      Passion Theme
Seperti olahraga yang butuh pemanasan dulu biar ngga terjadi cidera, maka menulis lomba pun harus ada persiapannya. Ngaku nih ya, saya tuh paling jarang ikut lomba lho, pasalnya tema yang diangkat kurang paham atau malah ngga paham sama sekali. Daripada tulisannya garing, ngga ada jiwanya sama sekali-seperti yang mak Haya pernah bilang, “Content is King” -maka saya lebih baik milih mundur-mundur cantik aja.

Untuk itulah pemilihan tema lomba yang sesuai dengan passion itu penting banget. Saya yang emak-emak biasa, yang kemampuannya juga estede aja, maka saya ngga bisa banget kalau nulis mengenai serba serbi gadget. Apa aja kelebihan dan kekurangannya saya sama sekali ngga bisa melihat perbedaannya. Begitu juga jika ada lomba mengenai kerusakan alam, tindakan apa yang akan saya lakukan? Saya blas cuma geleng-geleng kepala aja. Sadar diri ajalah, hehehee…

2.      Knowing And Experience
Setuju ngga dengan quote begini, “di dalam Passion ada Experience”? Kalau saya sih iyees hehhee…
Logikanya, semakin kita paham dengan apa yang mau kita tulis, maka tulisan kita ada jiwanya. Seperti halnya orang yang mau memasak Rendang, selain harus hafal aneka bumbu yang digunakan, cara memotong daging dan cara memasaknya berperan banget supaya Rendangnya ngga alot, enak, bumbunya matang sempurna dan ngga gampang basi.

Begitu juga dengan tulisan. Untuk menghasilkan tulisan yang natural, pengalamanlah yang menjadi kunci supaya tulisan kita berbeda dengan tulisan kontestan lain. Sebagai contoh aja nih ya. Ketika saya ikut Writing Blog Contest yang diselenggarakan NMW Skin Care akhir 2015 lalu, berdasarkan pengalaman saya tau sekali apa yang saya mau tuangkan dalam tulisan. Nah, apa aja kisi-kisinya yang bisa dicontoh :

1.       Suasana :
a.       Gambaran suasana lokasi parkir, rame atau sepi?
b.      Gambaran suasana kesibukan klinik, gimana customernya, banyak atau ngga?
c.       Gambaran suasana ruang treatment, nyaman atau ngga?
d.      Gambaran secara keseluruhan gedung, interior dan eksteriornya gimana?

2.       Service :
a.       Gambaran saat registrasi gimana pelayanan karyawannya?
b.      Gambaran saat berkonsultasi dengan Dokter, gimana rasanya?
c.       Gambaran saat treatment dengan Beautician, gimana rasanya?
d.      Amati berbagai fasilitasnya seperti Wifi, majalah, alunan music, tanda silent HP dll.
e.      Amati alat-alat perawatan yang digunakan ; namanya apa, fungsinya apa?
f.        Saat bertransaksi pembayaran di kassir, apa aja kemudahan pembayarannya?
g.       Apakah ada promo-promo menarik lainnya? Seperti apa? Kapan?

3.       Up Close and Personal :
a.       Cari tau data mengenai sejarah Brand, misalnya, pendirinya siapa, tahun berapa berdirinya?
b.      Apa aja  kelebihan brand ini dari brand lain tanpa menjelek-jelekkan brand pesaing.
c.       Apa visi misi Brand?
d.      dll

Masih banyak lagi sih yang bisa kita gali untuk menjadi bahan tulisan. Intinya sih, agar tulisan ngga mbleber kemana-mana, kita harus pahami dulu maunya Brand apa sih? Apa aja hal-hal yang mau diangkat dalam tulisan kita untuk dikolaborasikan dengan pengalaman kita. Jelas ya. Oiya, baca ini buat referensi aja ya :)

3.      Seasoning
Tulisan itu seperti masakan. Ada yang indah dipandang tapi ngga enak dimakan. Ada yang indah dipandang dan juga enak dimakan. Nah agar tulisan ngga seperti karya ilmiah yang bikin ngantuk bacanya, maka harus ada bumbu dalam tulisan. Seperti apa bumbu ala saya, cekidot deh :

a.       Penempatan EYD-nya gimana, sudah benar atau belum.
b.      Cek alinea paragraph, usahakan jangan bertumpuk-tumpuk.
c.       Supaya ngga monoton seperti karya ilmiah, beri kalimat aktif dari narasumber dan tambahi dengan quote menarik.
d.      Foto-foto diatur penempatan komposisinya agar nilai estetikanya juga ada.
e.      Kalau memungkinkan, bikin juga Video singkat misalnya reportase video ala netizen di teve gitu lho.

4.      Beauty is Pain.
Ribet banget ya? Hahahaa, ya memang begitu, ibaratnya kalau pengen cantik harus mau sakit. Perjuangan masih panjang, jendral!

Oke, menulis udah, publish tulisan udah, jangan uncang-uncang kaki dulu ya. Share deh tulisan kita di setiap lini akun sosmed yang kita punya agar ada pembaca yang mampir ke artikel kita dan berkomentar. Ini namanya Promotion.

What is the point of writing if there is no one reading?

Udah bagus ada yang mampir dan berkomentar, sebaiknya kita jangan lama-lama membiarkan komentar tanpa tanggapan. Segera ditanggapi dengan baik ya. Biar gimana pun, Brand akan punya penilaian tersendiri lho melihat kita juga ikut bergerak aktif begini.

Nah, meski persiapan uda matang dan tulisan juga udah greng berisi, tapi kalau masih belum menang, janga patah semangat ya. Yakin aja bahwa dibalik kegagalan pasti ada pembelajaran. Mimpi untuk menang ngga ada tanggal kadaluarsanya koq. Yang harus diingat, jangan pernah berharap kalau upayanya juga ngga lebih. Nah lho!








Tidak ada komentar