Mengenali Bakat Dan Minat Anak Untuk Jemput Prestasi Bersama Jiwasraya





“Dega les di mana sih? Fauzan mau dong ikut les kaya Dega.” Keluh Mama Fauzan, teman sekolah Dega yang sudah ‘angkat tangan’ dengan prestasi anaknya di sekolah. Katanya, Fauzan ga pernah mau belajar. Hobby-nya main terus.  

Hhhmmm, dia pikir Dega  jadi juara kelas selama ini karena ikut les bimbel toh? Batin saya. “Dega ngga les dimana-mana koq, Mam. Dega mah les sama ibunya aja. Belajar sendiri di rumah aja koq, Mam. ”  

Heran. Saya heran banget. Pasalnya, Mama Fauzan dan mungkin orang tua orang tua lain masih merasa bangga  jika anaknya menjadi ‘bintang’dengan prestasi akademiknya. Jadi juara kelas.


Selama ini saya percaya setiap anak mempunyai sisi-sisi yang special. Si sulung Mba Nala dan si bungsu Dega sama-sama mempunyai prestasi akademik yang memuaskan. Sementara itu, Mas Tsaka, si tengah, prestasi akademiknya tergolong average aja. Dia ngga pernah jadi juara kelas, tapi untuk kemampuan motorik kasarnya bolehlah diacungi jempol. Bayangkan aja, waktu kelas 2 SD mas Tsaka sudah bisa utak atik mobil kami yang ngadat lho.

Terus terang saya pernah mengkuatirkan kemampuan verbal mas Tsaka sewaktu dia masih TK. Saat itu, dia belum lancar membaca dan menulis dibanding kakaknya. Saat itu pola pikir saya masih seperti orang lain yang mengkotak-kotakkan prestasi anak dengan prestasi akademiknya. Prestasi dalam kemampuan atau skill ngga masuk hitungan saya deh. Untung saja, suami saya ngga ikut-ikutan berpola pikir sama seperti saya. Suami saya bilang, “ngga ada anak yang ngga cerdas. Semua anak cerdas, Bu. Tapi bidangnya aja yang beda-beda.”



Elizabeth T Santosa
Delapan tipe kecerdasan Majemuk Manusia
Duuggg… benar aja kata suami saya. Dalam Talkshow “Persiapan Pendidikan Anak Menghadapi Persaingan Global” di Hongkong Café 28 Agustus 2016 kemarin bersama Kumpulan Emak-emak Blogger dan Jiwasraya Ibu Elizabeth T Santosa (psikolog) mengatakan hal yang sama; semua anak adalah cerdas.

Lizzy panggilan akrabnya, memberi contoh, meski sama-sama bernama Michael, kita ketahui Micael Jackson berprestasi dalam music, Michael Jordan berprestasi dalam olahraga dan Michael Douglas berprestasi dalam seni peran. Namun untuk menjadi ‘bintang’ seperti mereka ada perjuangan dan kerja keras selama kurun waktu yang lama. “Lihat aja, sedari kecil mereka suka dan menekuni hobi mereka aja. Mereka berproses terus. Jadi ngga ada Bintang yang dilahirkan secara instant. Nah, tugas orang tua adalah mengarahkan potensinya. “ jelasnya.
suasana Talkshow

Pertanyaannya, orang tua masing-masing Michael  itu kan sudah tau bakat dan minat anaknya, jadi dengan mudah tinggal mengarahkannya. Lalu gimana dengan kita, orang tua yang masih galau mengenai bakat dan minat anaknya? Pertanyaan tersebut keluar juga dari Makpon (baca : Mak Founder) KEB Mira Sahid. Kegalauannya sehubungan dengan les ini itu yang diikuti dua anaknya tapi semua hanya setengah jalan aja.
Makpon KEB Mira Sahid lagi curhat :)

Nah, Ibu Lizzy punya jawabannya. Beliau memaparkan mengenai kecerdasan majemuk. “Berdasarkan teori Howard Garner yang mengatakan, ada delapan kecerdasan manusia.” Nah, apa aja itu?
1.       Kecerdasan linguistic (bahasa). Cirinya, setiap ngobrol dengan anak yang memiliki kecerdasan ini enak sekali dikarenakan kemampuannya dalam menggunakan kata-kata efektif baik secara lisan maupun tulisan.


Profesi yang cocok dengan tipe ini dalah Pembaca berita, pendongeng, pembicara, orator, editor, wartawan dan actor atau actress.

Untuk menstimulasinya banyak cara yang bisa dilakukan orang tua. Ibu Lizzy menyarankan untuk  memberi anak dengan bacaan yang padat kalimatnya untuk mengasah kemampuan reading dan writingnya. Setelah membaca, minta anak untuk menceritakan kembali apa yang sudah dibacanya untuk mengasah kemampuan spelling, vocab, languages dan listening-nya. Jangan lupa untuk bertanya balik setiap anak membicarakan sesuatu. Dengan cara ini anak akan terasah kemampuan debat atau pidatonya. Masalahnya, gimana bila anak kita introvert alias pemalu? Jawaban ibu Lizy santai aja, “jangan kuatir, kan meski pendiam anak bisa jadi penulis kan?” aah iya yaa, saya pun mangut-mangut setuju hehehe…

2.       Kecerdasan Matematis – Logis. Menurutnya, salah satu elemen IQ tinggi seseorang adalah orang yang mempunyai kecerdasan Matematis – Logis. Ciri anak yang mempunyai kecerdasan ini mampu mengolah angka dan menggunakan logika atau akal sehat dengan baik.

Nah, profesi yang cocok dengan tipe kecerdasan ini adalah Insinyur, Pengolah data, ahli matematika, ahli statistic, peneliti, ahli logika, programmer dan lain sebagainya.

Untuk menstimulasinya, orang tua harus membiasakan bertanya ‘kenapa begini kenapa begitu’ agar anak mampu berargument sekaligus kita bisa menganalisa sedalam apa logikanya.

3.       Kecerdasan Musical / rhythmic. Anak yang memiliki kecerdasan ini terlihat memiliki kemampuan menyanyi, bermain instrument music dan peka pada irama dan beat music.

Profesi yang sesuai dengan tipe kecerdasan ini adalah apa pun yang berhubungan dengan music entah itu jadi penyanyi, musisi, dirigen, composer dan lain sebagainya.

Cara menstimulasinya adalah dengan mengajaknya mendengar music, mendatangi konser music dan menonton film.

4.       Visual spasial artinya kecerdasan tiga dimensi. Anak yang mempunyai kemampuan ini mampu mempersepsi dunia spasial visual secara akurat. Seperti apa sih kemampuan visual spasial itu? Ibu Lizzy memberi contoh, “hayo siapa yang suka parkir lupa di mana lokasinya? Atau siapa yang ngga inget rute jalan meski sudah pake navigasi? Nah, yang ingatannya kuat untuk memetakan rute seperti ini artinya mempunyai kecerdasan visual spasial.

Orang yangmemiliki kecerdasan spasial vasial itu adalah orang yang inovatif dan punya pemikiran panjang. Profesi yang cocok dengan tipe kecerdasan ini adalah perancang, pilot, pencipta, arsitek, penemu, ahli bedah, pemandu, pelukis/seniman.

Untuk mendukungnya sebaiknya orang tua mengajak main Lego. Permainan ini akan mengasah otaknya untuk merancang bangun dari keping-keping lego yang disusunnya. Permainan Play dough juga disarankannya, “Ajak deh anak kita main play dough. Nanti keliatan anak yang ngga punya visual spasial pasti bingung mau bikin apa.” Kembangkan terus Pictures in their mind, jangan batasi. Meski cuma lakban atau koran bekas aja pasti bisa jadi mainan di tangan anak yang mempunyai kecerdasan ini.

5.       Kecerdasan Kinestetik – jasmani artinya memiliki kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengeskspresikan ide dan perasaannya. Kecerdasan kinestetik – jasmani ini terbagi jadi dua yaitu kinestetik halus dan kinestetik kasar. Ciri orang yang memiliki kinestetik kasar adalah Atlet. Anak yg memiliki kecerdasan kinestik halus terlihat luwes contohnya adalah Penari. Kesamaan orang yang memiliki kecerdasan kinestetik- jasmani kasar dan halus adalah sama-sama tangkas dan ngga bisa diem.

Profesi yang cocok dengan tipe ini adalah penari, pengukir, ahli bedah, atlet, mekanik, actor dan lain sebagainya.

Untuk menstimulasi anak dengan kecerdasan ini sebaiknya orang tua mengajaknya untuk melakukan berbagai aktivitas atau gerakan untuk melatih koordinasi gerakan tangan dan kakinya. Bila anak masih duduk di bangku TK, kegiatan meronce manic-manik bisa dilakukan kapan aja. Selain itu dengan mengajaknya terlibat dalam klub olahraga atau les teather dan menari agar lebih terarah juga disarankan ibu Lizzy.

6.       Kecerdasan Interpersonal cirinya memiliki kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati (memiliki empati tinggi), mampu beradaptasi, mudah berkomunikasi  dan memiliki jiwa pemimpin.

Profesi yang cocok dengan tipe ini adalah public relation, negosiator, marketing, entertainer, pekerja sosial dan konselor.

Untuk menstimulasinya, sebagai orang tua kita bisa melihat gimana relationshipnya dengan teman sebaya untuk kemudian mengarahkannya.

7.       Kecerdasan Intrapersonal cirinya adalah pendiem tapi memperhatikan dan terlihat seperti orang yang banyak pikiran. Tipe ini jarang sekali ada kata ibu Lizzy. Kebanyakan orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal memiliki kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.

Profesi yang cocok dengan tipe ini adalah filsuf, peneliti, psikolog, perenung, penulis

Cara menstimulasinya dengan mengajak anak untuk bikin diary, jurnal atau blog. Nah, kelemahan orang tua biasanya adalah ngga konsisten. Nyuruh ya nyuruh aja tapi ngga pernah diperiksa. Jadi setelah anak bikin jurnal tetap harus diperiksa juga ya, buuu… hihihihi…

8.       Kecerdasan Naturalis artinya mempunyai keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kita bisa melihat anak kita memiliki kecerdasan ini  misalnya saat diajak jalan-jalan ke Puncak atau pantai. Gimana responnya saat melihat kupu-kupu terbang atau melihat cacing di tanah, jijik atau ngga? Takut atau malah terpesona?

Profesi yang cocok dengan tipe ini adalah ahli biologi, aktivis lingkungan hidup, dokter hewan dan hortikulturis

Cara menstimulasinya mudah, dengan mengajaknya mengunjungi museum flora fauna, jalan-jalan ke Taman Safari atau Kebun Binatang atau ke pantai.

Ibu Lizzy berharap, setelah Talk show ini at least kita bisa menentukan tipe kecerdasan anak-anak kita supaya ngga bingung lagi menentukan bakat dan minatnya untuk mendukung cita-citanya. Karena menurutnya, “bakat dan minat harus sejalan. Minat aja tapi tanpa bakat bisa sih, tapi apa bisa jadi ‘bintang’? Bakat aja tanpa usaha ya mana bisa. Tetap dibutuhkan kerja keras."

Kalau anak bakatnya kliatan tapi ga ada minat gimana? "Bayangkan aja seperti ikan kehilangan arus seperti apa? Kita yang harus mengarahkan, " tegasnya.

Bakat dan minat harus sejalan untuk menciptakan anak sukses. Ngga bisa salah satunya aja. ~ Elizabeth T Santosa

 Untuk mendukung cita-cita anak ada tiga hal yang harus kita lakukan, yaitu :

1.       Mengidentifikasi potensi anak sedini mungkin

2.       Mengarahkan dan membina

3.       Memotivasi

Sehubungan dengan cita-cita, selain bakat dan minat anak-anak tentunya kita pasti ketar ketir soal dana, ya kan? Kebayang deh, andai anak ingin kuliah di fakultas kedokteran biaya kuliah tahun lalu aja konon sudah mencapai angka 250 juta lho berdasarkan riset yang dilakukan Jiwasraya. Woow, mules sayahh hahaha…




JS Prestasi 
Tapi ngga usah kuatir bu-ibuukk, Bapak T. Guntur Priyonggodo ( Ka Cab Jiwasraya) mempunyai solusi atas kegalauan kita. Beliau menjelaskan sebuah perencanaan financial untuk kelanjutan jenjang pendidikan anak-anak yang dirancang sesuai dengan kemampuan kita yaitu JS Prestasi. Program ini merupakan produk asuransi dari PT Asuransi Jiwasraya yang berdiri sejak tanggal 31 Desember 1859. Woww, sudah lama sekali ya? Point plus dari saya nih, keberadaan suatu perusahaan asuransi yang mampu bertahan sekian lama dari gelombang pasang surut ekonomi artinya menunjukkan kredibilitas yang baik sekali.


Didukung oleh 17 kantor wilayah dan 71 kantor cabang - T Guntur Priyonggodo
 
Bapak T. Guntur Priyonggodo menjelaskan mengenai keunggulan JS Prestasi dibanding asuransi lain. Dipaparkannya, “JS Prestasi itu fleksibel sekali sehingga dengan mudah kita bisa memilih manfaat yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan kita. Premi gratis tiap jatuh tempo setiap tahapan. Dan yang terpenting, manfaat dana jenjang pendidikan dapat diambil 6 bulan sebelum ulang tahun polis sehingga dapat digunakan saat dibutuhkan.”

“Selain itu, JS Prestasi juga dapat mengatasi penurunan nilai uang karena manfaat asuransi menaik 5 persen sehingga selama PT Asuransi Jiwasraya berdiri kami bisa berkompetisi dengan inflasi yang terjadi selama ini, “ tegasnya kemudian.

Nah, misalkan terjadi hal yang ngga diduga yaitu kematian gimana dengan hak dan kewajiban kita? Bapak T Guntur Priyonggodo menjelaskan, apabila tertanggung atau pemilik polis meninggal dunia karena kecelakaan, maka  uang asuransi dibayarkan sebesar 100 persen kepada ahli warisnya. Berbeda jika pemilik polis atau tertanggung meninggal disebabkan oleh kecelakaan, maka uang asuransi dibayarkan sebesar 200 persen kepada ahli warisnya. Apabila terjadi kecelakaan dan menyebabkan cacat tetap total maka tertanggung atau pemegang polis akan dibebaskan dari kewajiban pembayaran premi lanjutan. Namun, manfaat tahapan dan biaya  pendidikan setiap bulan tetap akan dibayarkan sesuai dengan jatuh tempo manfaat.


Lain lagi bila-naudzu billah min dzalik-putra putri kita yang dibeasiswakan meninggal dunia maka pemegang polis dibebaskan dari pembayaran premi lanjutan dan seluruh premi standar dikembalikan kepada pemegang polis dengan manfaat tahapan dan biaya kuliah setiap bulan tetap dibayarkan sesuai dengan jatuh tempo manfaat.

Terakhir beliau mengatakan, ERA SUDAH BERUBAH. Mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi berpeluang lebih besar untuk berkompetisi di dunia lapangan kerja atau wirausaha.

Ditambahkannya, Sudah menjadi naluri orang tua adalah memberi pendidikan terbaik pada anaknya. Anak harus lebih berhasil dari orang tuanya. Kuncinya ada di pendidikan yang tinggi. Meski program wajib belajar dari Pemerintah sudah bisa diatasi namun itu hanya untuk jenjang SD, SMP dan SMA aja. Sampai sekarang kendala orang tua adalah pembiayaan kuliah di perguruan tinggi yang semakin tinggi setiap tahunnya.

Rencanakan yang TERBAIK dengan yang TERBAIK untuk yang TERBAIK, buah hati anda ~ T. Guntur Priyonggodo 

pemberian plakat Jiwasraya dan KEB

Winner Live Tweet, Best Dress, dan Kuis dadakan :)

rencana untuk menyiapkan anak-anak di era globa;l ala Saya
Wuiiih, bersyukur sekali saya berkesempatan hadir dalam Talkshow kemarin. Selain mendapat ilmu banyak sekali mengenai bakat dan minat anak, terus terang saya jadi paham mengenai uang. Les ini itu yang sempat diikuti anak-anak anggaplah pemborosan sia-sia dikarenakan semuanya putus tengah jalan.

meski anak-anak sudah segede ini, saya yakin ga ada istilah terlambat memulai asuransi pendidikan :)

Namun untuk ke depannya, saya punya rencana financial untuk mewujudkan cita-cita anak-anak saya.  Pertama, saya akan tetap dengan kebiasaan saya selama ini untuk menabung dengan cara membeli logam mulia sedikit-sedikit. Saya percaya, dalam keadaan darurat logam mulia merupakan investasi yang liquid sekali, alias mudah dijual.

Kedua, saya akan lebih giat lagi cari penghasilan untuk nambah pendapatan keluarga.

Ketiga, saya akan mengurangi jajan keluarga supaya terhindar dari penyakit yang membutuhkan biaya besar. Meski sudah ikut BPJS, tapi setahu saya sampai sekarang BPJS ngga meng-cover seluruh biaya kesehatan, kan?

Keempat, saya akan mengikutsertakan anak-anak pada asuransi pendidikan. Saya ngga pernah tau mengenai umur saya dan suami sampai kapan. Andai kata belum ikut asuransi, tentu kami mengandalkan pensiun suami dari Jaminan Hari Tuanya nanti. Namun gimana jika salah satu dari kami ngga ada umur? Meski saat ini terdapat banyak sekali instrument keuangan tapi saya sudah tau yang tepat dengan kondisi keluarga saya sekarang adalah JS Prestasi dengan kefleksibelannya itu. Fleksibel membuat premi yang sesuai kemampuan ekonomi sekarang dan apabila ada kenaikan gaji suami maka ada program TOP UP dengan cara menaikkan premi standar sehingga kecukupan biaya nantinya akan lebih mudah terwujud. Dan lagi, JS Prestasi pembayarannya sangat mudah. Lewat ATM atau autodebit praktis sekali.

Masalah nanti akan jadi apa anak-anak saya kelak, saya ngga berharap muluk-muluk. Apapun profesinya asal mereka suka pasti saya dukung. Setidaknya, sekarang ini sebagai orang tua, saya dan suami sudah berusaha mendukung untuk mewujudkan cita-cita mereka. Semoga rencana financial saya tercapai. Doakan istiqomah yaaa… :)


Tidak ada komentar