Flash back ke jaman saya masih kecil dulu.
Saya seringkali bengong jika diajak jalan-jalan keliling Jakarta di malam hari. Setiap ada lampu-lampu hias di sepanjang jalan Sudirman Thamrin dengan warna warninya yang semarak membuat saya terpesona. Bohlam kecil-kecil berbagai warna yang dibentuk jadi aneka wujud terlihat indah sekali berkelap kelip di malam hari.
Ketika besaran ‘dikit’, kembali lagi saya terkesima setiap berada di jalan raya dari sore menjelang malam. Saya bingung, siapa ya yang menyalakan lampu-lampu jalan setiap harinya? Dalam pikiran saya waktu itu, apa ngga cape ya orang yang tugasnya menyalakan lampu di setiap tiang di sepanjang jalan raya yang panjangnya bisa berkilo-kilo meter itu.
Replika Monas terlihat semakin menawan kan :) |
Besaran dikit lagi, barulah saya tau teknologi yang diaplikasikan pada lampu-lampu jalan raya dengan memanfaatkan cahaya matahari sebagai sensornya. Jika malam menyala dan kalau siang mati. Katanya, energinya diambil dari panas matahari. Ooh begituuu…
berbagai keseruan di Phillips Lighting Week dengan cara menukarkan stamp di setiap stand yang kita kunjungi dan mendapat merchandise menarik |
Sehubungan dengan urusan penerangan, rupanya warna lampu menentukan kesehatan mata juga. Pemilihan ukuran watt lampu juga harus diperhitungkan dengan luas ruangan yang akan diteranginya. Jadi gini, ada indikasi kenapa mata saya yang sudah minus sejak kelas 5 SD ini berasal dari lampu yang sinarnya kuning dan wattnya redup. Mata yang dipaksa untuk berfokus pada suasana seperti itu konon membuat gampang lelah yang lama-lama berpotensi membuat kerusakan pada mata.
Bisa jadi mungkin waktu itu orang tua saya pengen hemat ya? Baiklah, memang tidak dipungkiri penghematan harus dilakukan di segala lini. Urusan penerangan pun ikut-ikutan harus dihemat. Saya cuma mikir begini, coba ada lampu yang bisa multi fungsi ya? Yang bisa digunakan sesuai keperluan. Mau redup bisa. Mau terang bisa. Bisa nyala sendiri gitu, bisa mati sendiri supaya hemat, coba ada ya?
Yeayy, dalam acara bertema Phllips Lighting Week di Senayan City belum lama ini, pertanyaan saya selama ini terjawab. Sekarang, pencahayaan rumah terkoneksi dalam genggaman dengan Phillips Hue sebagai pusatnya. Dalam pemaparannya pertama-tama Indah Susanti menjelaskan keuntungan menggunakan lampu Phillips LED dibandingkan lampu konvensional.
ki - ka : Ario Pratomo (Vlogger), Indah Susanti (Phillips Indonesia) |
Lampu LED dibuat dari bahan yang aman dan ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan karena nyaman di mata. Dengan pemakaian rata-rata 2,7 jam perhari lampu Phillips LED memberi garansi 2 tahun karena sanggup menghemat energy sampai 90 persen dan tahan lama hingga 15 tahun. Artinya biaya operasional untuk bayar listrik bisa lebih dihemat lagi dan tidak perlu bolak balik beli lampu lagi. HEMAT euuy.
Dengan terobosan terbarunya, teknologi Phillips kini menciptakan lampu terkoneksi paling pintar di dunia yaitu Phillips Hue. Inovasinya memberikan kemungkinan tanpa batas. Nah, seperti apa sih contohnya?
perhatikan deh semburat warnanya dari spot saya memotret. Ungu muda, lalu... |
Misalnya begini, saat nonton film horror, suasana akan lebih menyeramkan jika tiba-tiba lampu meredup atau tiba-tiba gelap seketika dengan menggunakan Phillips Hue . Bayangkan deh, apa yang terjadi jika kemudian bisa tiba-tiba terang kembali. Suara music ditunjang dengan permainan warna dari lampu yang bisa menyesuaikan seperti ini akan menimbulkan efek nonton yang lebih dramatis deh. Atau bisa juga diaplikasikan bila kita nonton tayangan konser musik. Meski nonton dari rumah saja tapi euphoria-nya bakal sama seperti nonton live show deh dikarenakan efek lighting Phillips Hue yang inovatif banget ini. Keren yaa…
putih, lalu... |
Selain fitur bermain terang redup, kita pun bisa bermain warna di dinding rumah dengan cahaya lampu Phillips Hue juga lho. Pemilihan warna konon dapat membangkitkan mood seseorang. Itulah sebabnya orang sering memilih warna biru di dinding kamar tidur untuk memberi efek menenangkan. Ruang makan dicat warna kuning untuk membangkitkan semangat di pagi hari, dan ruang keluarga diberi warna hijau untuk mendatangkan kedamaian.
ungu, lalu... |
Phillips Hue memiliki kepintaran untuk mewarnai hari-hari kita di rumah. Dengan teknologi inovatifnya, lampu Phillips Hue bisa disesuaikan dengan rutinitas kita sehari-hari seperti apa. Lampu yang memiliki 16 juta warna ini mampu memberi semangat memulai hari, menciptakan suasana untuk konsentrasi belajar hingga waktu bersantai jadi lebih asyik lewat warna-warna yang dibiaskannya. Jadi, ga usah heran jika lampu sekarang bukan hanya putih dan kuning aja, tapi jutaan warna. Ckckckck… saya pengeeeenn.
kuning hangat.. Cantik kan :) |
Nah yang terakhir, fitur jadwal untuk membantu kegiatan sehari-hari juga bisa dilakukan lampu pintar Phillips Hue. Lupa mematikan lampu saat kita di luar rumah? Jangan kuatir, Hue yang akan mematikannya. Baru sampai rumah pun Hue juga yang akan menyalakannya. Pintar kan :)
Yang jadi pertanyaan sekarang gimana mengoperasikannya?
Jaman sekarang kan namanya juga jaman internet. Jadi mengoperasikannya pun dengan memanfaatkan internet. Caranya gampang sekali, cukup dengan memanfaatkan jaringan wifi internet di rumah, lalu dipasangi bridge di routernya. Langkah selanjutnya, install aplikasi di smartphone atau tablet dan taraaa… Siap deh lampunya tinggal diatur mau redup terang, mau gonta ganti warna atau mau mati nyala. Semua bisa. Bahkan selain dengan aplikasi dan tombol, lewat suara kita pun koneksi pencahayaan dapat kita kontrol sendiri.
Nah, jadi sekarang tidak usah galau lagi jika kita sedang di luar rumah dan lupa mematikan atau menyalakan lampu. Fitur jadwal yang membantu kegiatan sehari-hari kita dengan inovasi Phillips Hue ini membuat hati kita tenang. Tidak kuatir konslet listrik dan bayar listrik juga jadi lebih hemat. Yuk kita tunggu aja launching Phillips Hue di bulan Januari 2017. Saya sudah tidak sabar lagi mendekorasi rumah dengan warna warni Phillips Hue deh. Kalau kamu gimana?
Tidak ada komentar