Berani Buat Perubahan Bersama Brother dan Komunitas Anak Jalanan



Hidup memang tidak selalu indah. Kemiskinan dan kerasnya fakta kehidupan membuat banyak orang sama sekali tidak bisa memilih apa yang diinginkan. Boro-boro untuk mengejar cita-cita, buat makan aja susah. Boro-boro bisa milih jenis pekerjaan, lha wong kemampuan aja ngga punya. Ngga bisa apa-apa. Nyesek.

sebagian hasil karya KPM



Beruntunglah orang yang masih punya kemauan. Meskipun kemampuan ngga ada tapi kemauannya tinggi. Hasrat untuk maju ada. Keinginan untuk maju besar. Maka selain berdoa dan berikhtiar mereka yakin pintu rezeki selalu terbuka.

Peluang selalu ada untuk orang-orang yang mau berusaha.





Salah satu orang yang mempunyai kemauan tinggi adalah Ibu Anih. Sebelum bergabung dengan KPM Dewi Sartika ia bekerja menjadi pengawas pengamen cilik di sepanjang jalan raya. Tugasnya menunggui pengamen cilik ngamen di lampu merah lalu menagih setoran anak-anak asuhannya itu. Ibu yang masih tampak gesit ini menuturkan, “Yaah, Neng. Ibu mah orang susah. Ngga bisa apa-apa. Makanya Ibu seneng gabung di KPM ini. Ibu bisa belajar bikin kue, sekarang ibu bisa belajar menjahit.”


Saya mengenal ibu Anih dan teman-temannya dalam program kunjungan Tim Kriya Indonesia dan Mesin Jahit Brother ke basecamp KPM Dewi Sartika di daerah Sekarwangi, Lembang, Bandung. Program kunjungan ini bukanlah kunjungan biasa. Bantuan berupa tiga buah Mesin jahit sebagai bagian dari kampanye Berani Buat Perubahan sebagai program CSR Brother dan ilmu menjahit untuk pemula dari Kriya Indonesia diberikan kepada 10 orang peserta KPM Dewi Sartika asuhan Magician Abu Marlo ini. Harapannya agar seluruh anggota KPM yang umumnya berprofesi sebagai pengamen, pengemis dan pemulung ini bisa mandiri dan mampu menafkahi keluarganya.



Ibu Santi selaku pengelola KPM Dewi Sartika tidak mampu menutupi rasa bahagianya ketika menerima bantuan berupa Mesin Jahit dari Brother. Dia menuturkan, selama ini tantangannya adalah mengasah kemampuan anggota yang sudah mencapai ribuan orang dari sama sekali tidak bisa apa-apa sampai bisa. Hambatan lainnya adalah proses produksi yang lama. Kekurangan bahan baku dan terbatasnya mesin jahit yang ada membuat proses produksi memakan waktu lama sehingga banyak orderan yang terpaksa ditolak.


ibu Santi Pengelola KPM Dewi Sartika


Saya trenyuh menyaksikan semangat mereka menyimak setiap arahan dari Mba Astri sewaktu belajar menjahit ini. Tanpa ragu ibu-ibu dan perempuan muda ini bertanya-tanya cara menggunakan mesin jahit. Banyak dari mereka yang belum paham cara memasukkan benang, memasukkan sekoci, memilih model bordiran, hingga cara menggunting. Ngga nyangka kan, menggunting sesuai lipatan aja ada yang belum bisa lho, sampai bolong kainnya.

Kampanye Berani Buat Perubahan yang diusung Brother memang perlu ditiru. Kita tidak perlu menunggu harus punya uang berlebih dulu untuk menyumbangkan apa yang kita punya. Apapun bentuk ilmu yang kita punya pun pasti bermanfaat jika dibagikan. Ingat aja, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama. Dan tidak ada orang yang tidak punya kemampuan. Semua orang mampu asalkan mau. Salaam J


Tidak ada komentar