Makan Di HokBen Bukan Sekedar Makan Makanan Jepang Saja



Pertama kali saya mengenal negara kekaisaran Jepang dari kakak pertama saya. Latar belakangnya sebagai guru bahasa Jepang tanpa disadari telah 'meracuni' adik-adiknya, termasuk saya. Waktu itu, meski saya buta huruf aksara Jepang namun saya terus saja membuka-buka buku dan majalah Jepang miliknya. Saya mengagumi keindahan gunung Fuji, bangunan pagoda dan kuil-kuilnya, mekarnya bunga sakura, hingga indahnya air terjun tanpa perlu membaca isinya ahahaha...



Keindahan alam di Jepang yang begitu mengagumkan dari kaca mata saya segaris lurus dengan karakternya. Menurut saya, orang Jepang itu sangat menghargai tradisi dan memegang teguh kebudayaan yang diwariskan pendahulunya. Lihat deh, sampai sekarang, budaya mengenakan kimono dengan bedak putih seperti topeng dan dihias dengan lipstick merah yang dibuat semungil mungkin, masih ada kan? 

Selain itu, di mana pun berada, orang Jepang itu sangat peduli dengan tata krama. Bahkan sampai harus menundukkan kepala dalam-dalam tanpa sungkan mereka lakukan, lho. Etos kerjanya yang luar biasa dan keramahannya itu bikin salut deh saya. Itulah sebabnya, saya selalu terobsesi dengan Jepang. Ingin deh suatu hari nanti saya bisa ke Jepang.



Kebetulan, 7 Oktober 2017 kemarin saya hadir dalam Blogger Gathering Bareng HokBen di Lantai LG Blok M Plaza. Sepertinya, nih, mimpi saya bisa jadi kenyataan.  Semogaaaa, #aamiin yang kenceng.




Dalam acara yang penuh kehangatan bak keluarga, HokBen mengeluarkan set menu paket baru bernama Hokben Tokyo Bowl. Ada lima varian yang diluncurkan yaitu

 










Kelima set menu nasi tersebut variannya terdiri dari daging ayam dan sapi. Kenapa tidak ada seafood, seperti udang, ikan atau cumi? Kata mba Irma, perwakilan HokBen, untuk menyesuaikan dengan lauk favoritnya orang Indonesia yang kurang suka makan ikan ((Siap-siap ditenggelamkan bu Susi , lho :D)) maka direkomendasikanlah daging ayam dan sapi.


Sejarah HOKBEN


Mba Irma menjelaskan cikal bakal berdirinya HokBen di Indonesia. 18 April 1985 HokBen berdiri pertama kalinya di Jakarta tepatnya di daerah Kebon Kacang. Di bawah bendera PT Eka Bogainti waktu itu nama HokBen dikenal dengan nama Hoka-hoka Bento.

Lima tahun berikutnya, tepatnya di tahun 1990, HokBen melebarkan sayapnya dengan membuka gerainya di Bandung. Tercatat saat ini, ada 24 gerai di Bandung, dan yang terbaru di 23 Pascal Shopping Centre, pusat perbelanjaan terbaru di Bandung yang mengusung konsep berbeda di setiap lantainya.

Tahun 2005, HokBen kembali melebarkan sayapnya ke Jawa Timur tepatnya di Surabaya. Saat ini katanya ada 10 store Hokben yang tersebar di Surabaya dan Malang.


Seiring berkembangnya jaman, dimana orang-orang dituntut untuk serba praktis dan instant maka HokBen pun tidak mau ketinggalan. Di tahun 20017, bagi yang sibuk dan tidak sempat menjangkau resto terdekatnya, maka layanan delivery order dan Call Centre Hokben diluncurkan. Syaratnya cukup mudah sih, hanya dengan melakukan pembelian minimum 50 ribu rupiah telpon saja 1-500-505, dalam waktu singkat armada delivery Hokben akan mengantarkan pesanan kita.

Di tahun 2008 dimana apa-apa serba menggunakan jalur online Hokben pun meluncurkan inovasi terbarunya yaitu dengan diluncurkannya website HokBen dengan fasilitas online. Di tahun ini juga, HokBen memperkenalkan paket Kidz Bento untuk anak-anak.


Nah, di tahun yang sama juga, tahun 2008, HokBen akhirnya memperoleh sertifikat halal dari MUI dengan kategori sangat baik / excellent. Sertifikat Halal MUI adalah fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam. Dengan adanya sertifikat halal MUI ini HokBen telah memberikan kepastian status halal pada produk yang dijualnya. Sehingga dapat menentramkan batin konsumen Indonesia yang sebagian besar memeluk Islam untuk mengkonsumsinya.

Mba Irma juga menjelaskan, bukan saja produk konsumsi yang dibuat sendiri oleh Hokben namun bahan baku dari vendor-vendor yang bekerja sama dengan Hokben juga dipastikan kehalalannya. Catet tuh gaes...

HokBen mengusung konsep family resto, sehingga kita bisa membawa anggota keluarga kita dengan nyaman  ke HokBen. Tapi jangan kuatir, bagi kalangan yang menginginkan suasana ekslusif, HokBen juga punya Hocafe yang diluncurkan pada tahun 2012. Dimana saat ini tercatat ada 150 gerai di Jawa dan Bali. Saya belum pernah mampir, sih. Jadi pengen melipir ke Hocafe someday.



Pada tahun 2013, resmi sudah pergantian nama Hoka-hoka Bento menjadi HokBen dengan logo yang berbeda juga. Nah, ttidak terasa kan, dulu sering ngomong HokBen-hokben sekarang jadi kenyataan.

Keunikan makan di HokBen
Keunikan makan di HokBen memang berbeda dengan makan di gerai makanan Jepang lainnya. Meski pesaingnya banyak, namun nama HokBen memang sudah melekat sekali buat pelanggannya dengan logo  gambar karikatur dua anak lelaki dan perempuan bertopi tengah tersenyum lebar.

Waktu saya kecil dulu, norak rasanya makan dengan menggunakan sumpit di HokBen. Menggunakan sumpit bagi saya sama artinya dengan main sirkus. Bagaimana caranya supaya kedua bambu yang dijepit dengan jari bisa mengantarkan makanan ke mulut dengan selamat. Aahh waktu itu hahahaa...



Oiya, Sampai sekarang saya masih ingat petatah petitih yang kakak saya katakan soal menusuk nasi dengan sumpit. Katanya, itu tidak sopan. Jadi caranya harus begini, bla bla bla yang saya simak dengan tekun.


Keunikan lainnya adalah penggunaan warna kuning terang yang dominan. Mungkin, nih ya, jika saya terjemahkan warna kuning melambangkan sinar matahari yang menggambarkan optimisme sekaligus kebahagiaan. Sedangkan merah melambangkan keberanian seperti halnya bendera merah putih negara kita yang tercinta ini (bahas apa sih? Hahahaa)


Yang menarik saat mba Irma menunjuk ke ornamen-ornament yang ada di pintu kaca, dinding, sumpit bahkan pouch kenang-kenangan dari HokBen. Mba Irma menjelaskan pola parent and kid yang mana, pola welcoming/hello yang mana, pola friendship yang mana, pola respect yang mana dan pola pride yang mana. Pola-pola tersebut sejatinya memang diadopt langsung dalam budaya Jepang seseungguhnya. seperti yang saya katakan tadi, tradisi membungkukkan diri menunjukkan rasa hormat kepada orang atau sesuatu benda yang diberi bungkukan (halah, apa sih bahasanya? Maapkeun ya hahahaa) 



Mau tau cara enak buat ke Tokyo?
Di acara Blogger Gathering bertema Hokben Tokyo Bowl sudah dijelaskan kan tadi ya varian menu-menu yang bisa dipilih kita. Nah, ada tagline di kaos kuning yang dikenakan Mba Irma dan teman-temannya yang menarik hati saya. Penasaran sekali saya dengan tagline From Tokyo Bowl To Tokyo Tower yang saya terjemahkan jadi Dari Tokyo Bowl Menuju Tokyo Tower.




Jadddiiii, buat yang ingin ke Tokyo beneran seperti saya coba saja ikutan promonya. Caranya, cukup beli dua paket menu Tokyo Bowl maka kita akan mendapat gratis 1 menu Tokyo Bowl lagi. Jangan lupa upload foto atau video keseruan lagi makan HokBen Tokyo Bowl beserta struk pembeliannya dan mention teman kamu yang mau diajak ke Tokyo.


Bakalan seru deh, karena HokBen telah menyiapkan 10 tiket Jakarta – Tokyo PP untuk 5 pemenang. Buruan yuk ikutan, promonya bakal berakhir sebentar lagi nih, tanggal 31 Oktober 2017.








Tidak ada komentar