Jika mendengar kata penjara umumnya orang akan gentar membahasnya. Begitu juga saya. Padahal saya belum pernah menginjakkan kaki sekalipun di penjara. Entah ya, di kepala saya, penjara rasanya koq mengesankan sesuatu yang jahat, bengis, kejam, dingin, lapar dan takut.
Saya tidak pernah membayangkan bagaimana rasanya jika seorang anak yang harusnya berada di tengah hangatnya keluarga tetiba ada di penjara. Hidupnya mungkin bak tercerabut, berpindah seketika ke dunia kegelapan dan kesuraman. Mungkin ya? entahlah. Sesak hati saya membayangkannya.
anak ibarat kertas putih, yang belum dicoret-coret. hitam putihnya anak tergantung apa dan siapa yang mencoretkannya :( |
Akan tetapi saya harus mempercayai fakta, bahwa di luar lingkungan keluarga saya, ada anak-anak yang memiliki latar belakang kehidupan dan kondisi yang jauh berbeda. Entah bagaimana ceritanya, banyak anak-anak yang terjebak dalam kondisi memprihatinkan. Mereka tinggal dalam penjara misalnya saja karena mencuri. Siapa sih yang bisa menebak atas alasan apa dan kenapa anak bisa mencuri? Apakah pernah ada yang mengajari, bahwa mengambil milik orang adalah salah?
Benar sekali jika dibilang oleh Psikolog bahwa masa anak-anak menjelang remaja adalah masa pencarian jati dirinya. Dalam situasi pencarian jati dirinya ini sejatinya tidaklah terlepas dari lingkungan sosial yang membentuk anak bakal jadi hitam atau putih. Untuk itu mereka membutuhkan sosok role model yang bisa dijadikan contoh untuk membentuk karakter mereka. Sosok panutan yang mampu membimbing agar bisa memperbaki kekeliruan yang membuat mereka terdampar di Lapas Anak. Sekaligus membangun rasa percaya diri dan menumbuhkan semangat untuk mempersiapkan diri jika sudah tiba waktunya kembali di tengah masyarakat.
Tidak ada kata terlambat
Atas landasan tersebut, Prudential Indonesia berinisiatif untuk melakukan dukungan terhadap anak-anak di Lapas Anak Tangerang dengan memberikan pelatihan keterampilan. Diantaranya adalah pelatihan kelas bahasa Inggris yang dimulai sejak tahun 2012 dan berakhir di bulan Juli 2017 kemarin.
Prudential Indonesia percaya, anak dan remaja merupakan aset berharga penerus masa depan yang akan menentukan kemajuan bangsa negara kita. Untuk itu, sesuai dengan 3 aspek tanggung jawab yang diembannya yaitu kesehatan, pendidikan dan kesiapan penanggulangan terhadap bencana, PT Prudential Life Insurance (Prudential Indonesia) sebagai salah satu jasa penyedia asuransi terdepan di Indonesia, ingin agar anak-anak di Lapas tetap semangat dan dapat berbaur dengan baik saat nanti kembali di tengah masyarakat. Tentunya, diharapkan anak dapat mencapai identitas diri yang sehat dan berguna bagi masyarakat di sekitarnya kelak.
Nah, yuk kita ulas 3 aspek tanggung jawab Prudential yang diembannya.
Kesehatan.
Prudential Indonesia bertanggung jawab terhadap kesehatan masayarakat Indonesia dengan diluncurkannya produk asuransi kesehatan (Health Insurance). Asuransi kesehatan dapat digunakan menjadi dana kesehatan untuk masa depan karena bisa jadi sekarang ini kita sehat wal afiat namun siapa yang bisa menjamin bagaimana kelak, apa yang bakal terjadi?
Pendidikan.
Selain berfokus pada kesehatan, perusahaan asuransi ini juga bertanggung jawab terhadap pendidikan dengan menghadirkan produk asuransi pendidikan (Edu Protection). Asuransi pendidikan ini dirancang untuk melindungi keceriaan anak hari ini dan pendidikannya nanti.
Penanggulangan bencana.
Tanggung jawab sosial yang terakhir adalah Disaster Preparedness and Relief dimana perusahaan yang berdiri sejak tahun 1995 ini mengajak stafnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan CSR perusahaan sebagai relawan. Aktivitas yang digiatkan para relawan ini seperti menjadi trainer literasi keuangan, trainer untuk anak-anak, relawan tanggap bencana seperti ketika musibah gempa bumi di Padang lalu, kontribusi yang dilakukan tim relawan Prudential adalah bantuan pada masyarakat sekitar dan turut membangun mesjid yang rusak akibat gempa.
Gembira Bersama Prudential
Dengan tagline yang diusungnya yaitu “Always Listening. Always Understanding”, Prudential selalu mendengar dan mengerti setiap kondisi di masyarakat. Dalam rangka ulang tahunnya yang ke 22 pada tanggal 2 November kemarin kembali Prudential mengadakan syukuran bersama anak didik lapas anak pria tangerang untuk berbagi keberkahan sekaligus ucapan syukur atas pencapaian kinerjanya. Yup, jadi peringatan syukuran hari jadi ini bukanlah baru yang pertama kalinya akan tetapi sudah menginjak yang ke 11 kalinya. Wooww, speechess saya.
Sebagai informasi saja, sejak tahun 2006 Prudential Indonesia dengan dibantu oleh tim sukarelawan yang berasal dari karyawan Prudential itu sendiri telah melakukan kegiatan kunjungan ke Lapas anak secara periodik.
Dimeriahkan oleh performance Band Kotak dan pertunjukan spesial rebana dari Andik atau Anak Didik Lapas, acara syukuran ini juga dihadiri oleh Presdir Prudential Bapak Jeins Reisch, Country CEO & Chief Executive Agency Bapak Rinaldi Mudahar, Corporate Marketing & Communication & Sharia Director Ibu Nini Sumohandoyo, Chief Financial Officer Bapak Aaron Fryer, Chief Learning & Development Officer Bapak Wahyu Wibowo dan Managing Director Agency Operation & Finance Ibu Kamariah Chan.
Semoga ke depannya, apa yang telah diupayakan Prudential selama ini terus berjalan dan semakin meluas target bantuannya di masyarakat agar manfaatnya dapat dirasakan menyeluruh dan merata di masyarakat yang membutuhkan.
Selamat ulang tahun Prudential, be always listening and understanding us J
Tidak ada komentar