Atasi Godaan Dalam Menjaga Kesehatan Keluarga Indonesia Di Allianz Sweat Challenge


Namanya juga jalan, pasti ada persimpangan. Begitupun kehidupan, pasti tidak terlepas dari keputusan. Jika diminta memilih, tentu semua orang pasti memilih hidupnya mulus-mulus terus. Tetap muda, tetap sehat dan kalau bisa ya tercukupi terus hidupnya, ya kan? Akan tetapi, pertanyaannya, apa dong yang sudah kita lakukan untuk menjaga kesehatan keluarga Indonesia, yaitu diri kita dan keluarga? *Ting tong

Bicara soal sehat, saya jadi ingin flash back dulu ke beberapa bulan lalu, ya. Waktu itu, ketika dokter Enny menyarankan saya untuk olahraga seminggu 3 - 5 kali dan meminta saya untuk rajin kontrol setiap enam bulan sekali, saya merasa Tuhan baik sekali. Saya masih diberi kesempatan ke dua untuk memperbaiki apa yang salah selama ini. Untuk itu saya ga mau dong menyia-nyiakannya.





Akan tetapi, bisa ditebak. Keteguhan niat saya untuk mengenyahkan benjolan di dua payudara saya sepertinya masih kurang. Hectic time setiap pagi disusul dengan segudang printilan ini itu membuat agenda olahraga lagi-lagi dikesampingkan. Besok deh, sekalian begini. Nanti deh, sekalian begitu.

Begitupun saat memilih antara kebutuhan dan keinginan. Dua-duanya sering bertabrakan. Yang mana, nih, yang diprioritaskan. Kalau jalan kaki alamat terlambat deh sampai tujuan. Jalanan mana sih yang ga macet, ya kan. Tapi kalau naik ojek, kapan lagi dong waktunya buat olahraga, huhuhuh...

Godaan dalam menjaga kesehatan keluarga Indonesia
Bicara soal kegagalan-kegagalan yang saya alami dalam soal kesehatan selalu terkait dengan yang namanya godaan. Menurut saya, seringkali pilihan hidup-apalagi yang berhubungan dengan uang-sama pentingnya. 

Pada titik itu, memang tidak mudah menentukan prioritas. Seperti ketika mas Tsaka, si nomor dua, badannya sumeng terus. Saya sudah kasih obat warung tapi tidak juga sembuh-sembuh. Waktu itu saya memprioritaskan alokasi dana berobat untuk hal yang lebih urgent saja. Nyatanya, saya tetap harus pergi ke dokter untuk memeriksakan mas Tsaka. Dan hasilnya, ia positif terkena Thypus sehingga harus opname di rumah sakit selama seminggu.

Nah, kalau ditanya, kenapa waktu itu saya tidak memprioritaskan pengobatan mas Tsaka? Begini, saat itu belum ada BPJS, jadi biaya pengobatan anak hanya diganti setengahnya saja dari kantor suami. Itupun harus kita talangi duluan (reimburse). Sedih deh kalau diingat-ingat, buat berobat aja masih berpikir ribuan kali dulu.

Untuk itu tidak ada cara lain yaitu harus menyisihkan sepuluh persen dari pendapatan untuk biaya kesehatan. Meski sekarang sudah ada BPJS akan tetapi tetap ada pos-pos yang tidak bisa dicover. Misalnya ketika mba Nala sakit DBD di penghujung tahun 2016 lalu. Waktu itu ia sampai harus transfusi darah sebanyak 5 kantong. Dan yang ditanggung BPJS hanya 2 kantong saja. So, jadilah kita memesan 3 kantong lagi yang dibayar di muka, cash, baru darah dikirim dari PMI. Kalau ga punya uang gimana, ya?

Saya menyimpulkan, menjaga kesehatan keluarga Indonesia yaitu keluarga inti saya adalah wajib. Nah, menyisihkan alokasi dana kesehatan adalah solusinya. Ingat kan dengan pepatah, sedia payung sebelum hujan? Dengan asuransi kita tidak bisa menjamin si hujan kapan akan turun, tapi itu bisa menjamin kita supaya tidak kebasahan.

Fit, Fresh And Fun Dalam Allianz Sweat Challenge

Solusi untuk mengatasi godaan rasa malas olahraga saya temukan ketika berkunjung ke Allianz Ecopark Ancol hari Sabtu lalu. Area terbuka hijau yang berlokasi persis di sebelah kanan pintu gerbang utama Ancol ini menawarkan berbagai fasilitas yang bikin betah deh karena berkonsep edutainment. Ada unsur pendidikannya, ada juga unsur hiburannya dan ada unsur petualangannya (adventure).




Menempati lahan seluas hampir 34 hektar kawasan ini tadinya adalah padang golf Ancol yang kini difungsikan untuk pengunjung Ancol yang ingin mengexplorasi pengetahuan botani dan rekreasi luar ruang. Ada area outbond, faunaland, ada rumah lebah, bermain kano di danau dan belajar bercocok tanam di area learning farm. Menarik banget deh kalau bawa anak-anak ke sini. FYI aja, setiap sabtu minggu dan hari libur gratis lho masuk Allianz Ecopark. Asyik ya... 


Untuk kita, karena niatnya olahraga maka di sini kita bukan hanya olahraga lari santai keliling pedestrian aja yang sudah pasti membosankan. Tapi rupanya di Allianz Ecopark Ancol juga mempunyai kegiatan olahraga yang dijadwalkan setiap dua minggu sekali yakni Allianz Sweat Challenge. Kali ini, temanya adalah Running For begginer yang dipandu Coach Paulus yang sudah berusia 77 tahun tapi masih tetap fit.



Menurut Opa Paulus, yang pernah menjadi pelatih pebulu tangkis nasional Taufik Hidayat, olahraga itu jangan menyiksa diri. Lakukan dengan smooth. Gerakan badan mengikuti kemana gerakan kaki mengayun. “Yuk kita coba ya pemanasan dulu.”

Lima menit pertama, saya masih riang, penuh energi dan semangat. Yakin pasti bisa melewati tantangan 40 menit berlari memutari cone yang ditata zig zag. Sayang di menit ke 10 kaki saya sempat kepleset saking semangatnya. Kata Opa, “tidak apa-apa memperlambat irama asalkan terus bergerak. Semangat, ya.”


Tidak terasa, selesai sudah sesi lari-larian dalam Allianz Sweat Challenge kali ini. Badan jadi lebih fit, fresh dan fun banget. Ketagihan deh nih. Nanti, di minggu ke dua April, rencana mau bawa anak-anak ah. Kompakan bareng Sally dan Mba Tanti yang mau bawa anak-anak juga. Rekreasi murah tapi sehat ini mah namanya. Selain itu saya juga pingin luruskan niat lagi untuk tidak mengabaikan saran dokter waktu itu.




Nah, balik lagi ke soal budget. Berapa harga yang saya bayar? Wah, memasuki Allianz Ecopark sama sekali ga bayar koq di hari sabtu minggu dan hari libur. kita hanya bayar di pintu gerbang Ancol aja. Jika biasanya HTM Ancol 25 ribu tapi setiap wiken pagi hanya bayar 15 ribu aja. Gimana, murah tidak? Murahlah ya jika kita tau benefit yang kita dapatkan yakni menjaga kesehatan keluarga Indonesia yakni keluarga kita dan tentunya diri kita sendiri, dong.

Yuk, sampai jumpa di Allianz Ecopark Ancol ya. Saya tunggu lho!













Tidak ada komentar