Indonesia Goes Pink 2018, Gerakan Lawan Kanker Payudara Melalui Ajang Lari


Innalillahi wainnailaihi rojiun. Kanker payudara memakan satu korban lagi. Ibunya mba Nana, kakak ipar saya akhirnya menyerah juga setelah penyakit ini menggerogoti tubuhnya beberapa bulan terakhir ini. Tidak bisa saya bayangkan apa rasanya ketika ia merintih terus di bagian tubuh sebelah kirinya yang semakin lama membengkak dan mengeluarkan bau anyir yang luar biasa.

Pilu hati saya. Berulangkali menghadiri diskusi kesehatan saya tahu penyakit ini sangat berbahaya. That's it. Tapi ketika ditempatkan pada keadaan bahwa orang-orang terdekat saya pun mengalaminya membuat saya tersentak. Betapa dukungan dan semangat dari keluarga merupakan obat mujarab untuk membantunya terbebas dari penyakit mematikan ini.



Didapuk sebagai penyebab kematian di Indonesia, kanker payudara dan kanker serviks merupakan penyakit yang saling berlomba menempati urutan pertama yang sangat ditakuti. Tidak hanya ditakuti kaum perempuan, kanker payudara pun dapat menyerang pria.

Berdasarkan data, kanker payudara menjadi penyebab kematian nomor satu perempuan berusia 40 - 55 tahun. Akan tetapi kini faktanya kanker payudara mengalami pergeseran. Berdasarkan potret penderita kanker payudara di Jakarta yang diperoleh dari hasil survey LOVEPINK tahun 2017 penderitanya kini menyasar ke usia yang lebih muda yakni berusia 30 tahunan.



"Usia anggota kami semakin muda dalam beberapa tahun terakhir, hal ini menandakan kanker payudara bukan lagi penyakit untuk perempuan usia matang. Ditambah lagi dengan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengobatan pasien, disinyalir bahwa Indonesia dalam keadaan darurat kanker payudara," jelas Madelina Mutia, salah seorang founder LOVEPINK 25 April 2018 lalu di LOVEPINK Centre Jl. Ahmad Dahlan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.


LOVEPINK adalah organisasi dengan kegiatan yang fokus pada isu seputar kanker payudara dan kegiatan kampanye peduli kesehatan payudara. Organisasi ini memiliki visi untuk dunia agar bebas kanker payudara stadium lanjut dan misinya adalah meningkatkan kesadaran serta menghilangkan stigma kanker payudara. Oleh sebab itu sosialisasi seputar tanda-tanda dan pengobatan kanker payudara berikut pentingnya deteksi dini serta skrining payudara secara berkala serta memberikan dukungan moral kepada pasien kanker payudara dan keluarganya tidak henti dilakukannya.




Ada beberapa agenda dalam menyuarakan kampanye sadar kanker payudara yang digelar IGP. Diantaranya adalah kegiatan menghimbau publik untuk melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan SADARI dan SADANIS juga mengadakan event lari PINK RUN. Event lari tahunan ini tanpa terasa sudah digelar sejak tahun 2013 lalu dan diadakan setiap bulan Oktober dimana bulan ini merupakan bulan sadar kanker payudara sedunia. Dan di tahun 2018 ini event lari IGP 2018 berlokasi di Flavor Bliss Alam Sutra Tangerang yang rencananya akan digelar tanggal 14 Oktober 2018 kelak.



Rangkaian aktivitas IGP 2018 terdiri dari PINK RUN 10K dengan biaya registrasi Rp 350 ribu dan 5K dengan biaya registrasi Rp 300 ribu yang mana pesertanya berasal dari masyarakat umum. Kemudian ada yang terbaru yakni untuk anak-anak PINK RUN FOR KIDS 2K dengan biaya registrasi Rp 200 ribu serta PINK WALK yang ditujukan untuk para warrior dan survivor serta keluarga dan teman yang ingin mendukung perjuangan mereka agar terbebas dari kanker payudara.



"Dengan pergeseran pasien kanker payudara ke usia yang lebih muda, kami membutuhkan dukungan dari para pria dan anak muda untuk terus menyebarluaskan pesan SADARI dan SADANIS kepada kaum perempuan. Dukungan dari suami, kerabat, teman dan anak sangat penting untuk mengubah sikap perempuan Indonesia yang selama ini masih takut atau enggan melakukan cek rutin," tandas Muti.



Fertina Tarasari, ketua IGP PINK RUN mengatakan hal senada, "kegiatan IGP tahun lalu di Bali tidak disangka mendapat antusiasme yang cukup tinggi. Bahkan kami menerima pendaftaran dari peserta luar negeri juga. Tahun ini, kami kembali menggelar aktivitas PINK RUN dan PINK WALK serta aktivitas baru untuk anak-anak RUN FOR KIDS untuk menyampaikan pesan hidup sehat dan terus berjuang sampai garis finish tanpa memandang usia. Kami berharap keterlibatan anak-anak dalam acara ini juga sekaligus menyemangati surivivor dan warrior kanker payudara. Sosok ibu adalah seorang 'hero' di mata anak, dan demi anaklah seorang ibu siap bangkit berjuang melawan penyakitnya untuk mengambil alih hidupnya."


Kembali mata saya menetes saat mendengar cerita Adikara seorang penyanyi remaja muda yang dalam ajang Java Jazz kemarin sempat tampil bareng dengan Melly Goeslaw. Dengan gayanya yang santun ia menceritakan kala itu ia mendapat telpon dari papanya yang mengabarkan berita bahwa mamanya terkena kanker payudara. Ia dipesankan untuk tidak boleh bikin mamanya kesal dan sedih lagi.

Sehubungan dengan rasa sedih, dari beberapa literasi yang saya baca sel kanker itu sifatnya sangat unik. Kesedihan merupakan teman baik sel kanker. Stress yang tidak termanajemen dengan baik akan menjadi makanan lezat sel kanker. Oleh sebab itu dengan memberi semangat bagi pasien kanker payudara adalah obat paling ampuh untuk penderita kanker payudara. Dengan selalu beri dukungan padanya dan tidak menghakimi atas apa yang terjadi akan dapat membantu survivor dan warrior melawan kanker payudara yang dialaminya.



Untuk informasi acara dan pendaftaran silakan kunjungi www.indonesiagoespink.com yang telah dibuka sejak 28 April 2018 sampai 15 September 2018. Untuk pendaftaran sampai tanggal 31 Mei 2018 ada harga early bird yaitu Rp 175 ribu untuk RUN FOR KIDS, Rp 275 ribu untuk PINK RUN 5K dan Rp 325 ribu untuk PINK RUN 10K dan biaya registrasi untuk peserta PINK WALK adalah Rp 50 ribu. Yuk ikutan Indonesia Goes Pink 2018, lawan kanker payudara melalui ajang lari ini.
















Tidak ada komentar