Cara Asik Tanpa Toxic Atasi Stress Setelah Deteksi Dini Kanker Payudara


Cara asik tanpa toxic atasi stress setelah deteksi dini kanker payudara. Tetiba bulan Agustus sudah di penghujung. Saat ini saya tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan dana sekolah untuk anak-anak. Sebentar lagi soalnya mereka akan ujian sekolah; SD-SMP-SMA sekaligus. Sampai-sampai saya tidak ingat momen penting dalam hidup saya. Ucapan selamat ulang tahun beberapa hari lalu yang bersliweran di beranda Facebook sontak menyentakkan hati. Aah, time so flies!

Pagi adalah waktu hectic. Saya gedebag gedebug menyiapkan sarapan dan bekal sekolah anak-anak, mengantar mereka ke sekolah dan baru kembali di rumah lagi jam delapan pagi. Selanjutnya bila tidak ada event Blogger saya memilih berfokus membuat draft tulisan. Ini adalah momen langka, karena suasana rumah hening di jam-jam tersebut sehingga saya lebih mudah berkonsentrasi.

Saya memang harus fokus dalam pekerjaan apapun. Setiap detik otak saya tidak henti terus berpikir. Kendati kerapkali uring-uringan saat ditumpuk pekerjaan tapi bila berhasil menyelesaikannya dengan maksimal bahagianya saya. Untuk itu kesehatan menjadi prioritas utama saya. Kalau saya sakit bagaimana anak-anak nantinya? hiekz...

Terkait dengan kesehatan tidak dimungkiri saya kerap terjebak pula dengan kedisiplinan dalam menerapkan pola gaya hidup sehat. Misalnya saking konsentrasinya menulis saya lupa kapan minum air supaya terhindar dari dehidrasi. Untuk menghasilkan tulisan yang bernyawa saya pun kerap begadang. Tanggung ah satu jam lagi. Tanggung ah satu jam lagi. Begitu terus. Tau-tau hari sudah larut.



Dalam prakteknya, memang susah sekali menjalankan pola gaya hidup sehat. Itu perlu kedisiplinan yang kuat. Saya menyadari itu. Untuk itu saya pun mencari jalan keluar. Caranya saya pasang aplikasi untuk mengingatkan akan waktu minum air di smartphone saya. Kemudian saya pasang juga aplikasi yang mengingatkan akan jam tidur saya.

Jujur saya jiper juga sih sejak dokter mewanti-wanti saya untuk mengelola stress terkait dengan pemeriksaan deteksi dini kanker payudara beberapa bulan lalu. Menurut dokter Eni yang memeriksakan saya, tekanan keadaan (yang kita sebut dengan stress) akan memberi tanda pada tubuh untuk melepaskan banyak hormon. Ini tidak baik. Selain dapat memperburuk respon juga dapat menurunkan sistem imunitas tubuh dan mempunyai efek negatif terhadap kesehatan. Misalnya kanker. Maka tidak ada cara lain untuk mengatasi stress selain dengan mengelola emosi diri supaya sel kanker terhambat penyebarannya, menurutnya.


Dari beberapa anjurannya saya mulai pelan-pelan mengubah kebiasaan sehari-hari. Ketika berada di luar rumah sedapat mungkin saya memproteksi diri dari asap rokok, polusi udara dan paparan radikal bebas. Caranya dengan memakai masker muka, payung dan kacamata gelap yang selalu ada di tas saya.



Sayapun mulai berolah raga. Ini berat. Soalnya otak saya terus berhitung untung rugi. Berapa banyak waktu dihabiskan untuk olah raga padahal di saat yang sama saya bisa mengerjakan ini itu  Jangan diikuti ya teman-teman. Pelan-pelan saya akan rutin koq olahraga seminggu 3 - 5 kali sesuai anjuaran Dokter.

Nah untuk makanan dan minuman saya memilih mengkonsumsi yang alami saja baik dimasak ataupun mentah. Yang namanya pengawet seperti saos, MSG, makanan olahan dan makanan atau minuman dalam kaleng saya hindari. Saya juga menghindari daging merah dan makanan berlemak dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran.

Untuk menjauhkan sel kanker tidak semua buah dan sayur saya konsumsi. Misalnya saja pisang dan nangka (keripik). *siap dilempar bakiak* Akan tetapi saya memilih buah dan sayuran yang mengandung vitamin C lebih tinggi seperti berikut :

1. Jambu Biji. Di dalam 100 gram jambu biji terkandung 183 mg vitamin C.

2. Kiwi. Di dalam 100 gram kiwi terkandung 100 mg vitamin C

3. Klengkeng. Di dalam 100 gram klengkeng terkandung 84 mg Vitamin C.

4. Pepaya. Di dalam 100 gram pepaya terkandung 63,8 mg Vitamin C.



5. Stroberi. Di dalam 100 gram strawbery terkandung 83 mg Vitamin C.

5. Markisa. Di dalam 100 gram Markisa terkandung 72 mg Vitamin C. Selain itu juga ada serat, kalori dan protein di dalamnya.

6. Kol. Di dalam 100 gram kol terkandung 92,6 mg Vitamin C. Selain itu juga terdapat 50 kalori, 5 gram serat dan 3,76 protein.

7. Brokoli. Di dalam 100 gram brokoli terkandung 49 mg Vitamin C. Selain itu juga terdapat 3 gram serat, 23 kalori dan 1,76 protein




8. Kembang Kol. Di dalam 100 gram kembang kol terkandung 26 mg Vitamin C. Selain itu juga terdapat 2 gram serat, 1,23 protein dan 12 kalori.

9. Labu Kuning. Di dalam 100 gram labu kuning terkandung 23 mg Vitamin C, 2,1 gram serat, 23 kalori dan 1,23 protein. 

10. Jeruk. Di dalam 100 gram jeruk termasuk lemon terkandung 53 mg Vitamin C, sedangkan jeruk mandarin terkandung 31 mg vitamin C. 

Secara keseluruhan saya paling sering mengkonsumsi pepaya, lemon dan kol karena harganya yang terjangkau. Kol saya rebus untuk dijadikan lalapan biasa atau ditambahkan bumbu pecel atau gado-gado. Tak jarang saya oseng-oseng juga enak.



Untuk pepaya tidak ada masalah, sih. Sudah terbiasa dengan baunya. Padahal dulu untuk mengkonsumsi pepaya saya harus mendinginkannya dulu di kulkas. Kemudian dipotong-potong, taburi gula pasir dan siram dengan kucuran air lemon. Wuih seger sekali. Anak-anak saya juga suka makan pepaya seperti ini karena baunya jadi tersamarkan.

Cara asik tanpa toxic lainnya adalah membuat infus water. Caranya dengan memasukkan irisan lemon ke dalam botol air lalu didiamkan di kulkas sampai meresap baru deh diminum. 

Akhir-akhir ini saya lagi rajin membuat minuman rebusan dari sereh,  jahe dan rempah lain. Caranya air direbus sampai mendidih lalu masukkan jahe dan beberapa batang sereh yang sudah digeprek. Tambahkan juga seruas kayu manis dan cengkeh.  Setelah direbus sampai layu matikan kompor. Tambahkan irisan lemon.  Tunggu sampai dingin.  Setelah dingin tambahkan madu sesaat sebelum diminum. Katanya, minum ramuan ini dapat meluruhkan lemak dan mendetoks racun yang ada di dalam tubuh diantaranya sel kanker. Baiklah. Apapun saya lakukan asal tetap sehat.

Madu bermanfaat untuk meningkatkan mood, meredakan rasa cemas dan meningkatkan sistem imunitas tubuh.
Jus lemon asli bermanfaat untuk memperbaiki sistem pencernaan tubuh, menyerap elektrolit yang tidak dibutuhkan tubuh dan menjaga keseimbangan dan kesegaran tubuh.
Vitamin C kaya akan antioksidan sekaligus menjaga tekanan darah dalam tubuh.
Tidak mengandung pengawet dan pewarna buatan yang bermanfaat untuk meminimalisir resiko timbulnya zat karsinogen (pemicu kanker) sekaligus mengurangi resiko kanker

Baru-baru ini saya minum Nastbee ketika mampir di minimarket. Awalnya saya ragu mengkonsumsi minuman botolan selain air mineral. Tapi ketika membaca di kemasannya bahwa Nastbee adalah minuman yang mengandung lemon dan madu ah kenapa tidak? Lemon dan madu adalah bahan alami yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, toh? Lemon sejak lama saya tahu dapat mendetoks tubuh dan mengikat zat-zat yang tidak dibutuhkan. Sedangkan madu membantu menjaga daya tahan tubuh. Perpaduan madu dan lemon menjadi solusi untuk menjaga tubuh selalu bersih dari zat-zat yang mengganggu kesehatan. Cocok...






Yang membuat saya makin yakin mengkonsumsi Nastbee adalah merek POKKA. FYI, POKKA adalah perusahaan makanan dan minuman dari Jepang yang dikenal dengan ratusan produknya yang berbahan alami, tanpa pengawet dan pewarna buatan.

Selain itu minuman Nastbee ini juga praktis dikonsumsi. Mau minum di rumah bisa atau buat bekal di tas kalau bepergian pun oke. Botol berukuran 450 ml ini terasa tinggi langsing sehingga mudah digenggam. Tutup ulirnya juga gampang dibuka. Dan rasanya itu gimana ya, tidak keaseman, tidak kemanisan. Makin seger dan nikmat deh diminum dingin-dingin di siang hari.

Bicara soal sehat, jika bisa memilih tentu semua orang pasti memilih kehidupannya baik-baik terus. Kendatipun sempat stress mendengar vonis dokter tapi saya merasa Tuhan baik sekali. Saya masih diberi kesempatan lagi untuk memperbaikinya. Nah, itu cerita saya. Kalau kamu gimana, sudah coba cara asik tanpa toxic atasi stress setelah deteksi dini kanker payudara?











Tidak ada komentar