Benarkah nuklir aman dan bermanfaat di kehidupan kita? Entahlah. Pertanyaan ini pasti juga muncul di benak teman-teman semua? Maklum, kalau teman-teman sudah pernah nonton film Hulk pasti taulah apa bahayanya sinar Gamma. Radiasi sinar yang dihasilkan dalam proses nuklir ini dapat membuat sosok Bruce Banner menjadi monster raksasa hijau. Ketika emosinya memuncak sosok peneliti ini sanggup menghancurkan apapun yang ada di sekitarnya.
Itu film. Tapi fakta sejarahnya pun ada. Kalau kita flash back ke perang dunia ke dua, akibat bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki Jepang nyatanya berdampak sangat serius. Bahkan puluhan tahun berselang, sampai hari ini, masih banyak bayi yang dilahirkan meninggal atau ditemukan cacat di lokasi ini. Ngeri, ya. Nah, jadi sebenarnya nuklir itu aman ga, sih?! Oke, tahan...
Tiga Pilar Pengawasan BAPETEN
Dua hari berturut-turut saya dan rekan-rekan dari Blogger, Vlogger dan Media menghadiri Edukasi Publik Pengawasan dan Pemanfaatan Nuklir yang berlangsung di tiga tempat. Hotel Haris Vertue, Harmoni dilanjutkan mengunjungi kantor BAPETEN masih di area yang sama. Keesokannya rombongan kami menuju ke kawasan PUSPIPTEK ke PLTR - BATAN. Acara yang digagas BAPETEN (Badan Pengawas Teknologi Nuklir) Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir ini merupakan bagian dari upaya agar tugas BAPETEN dapat lebih dikenal dan masyarakat mengetahui manfaat dan resiko tenaga nuklir.
Apalagi tugas BAPETEN nyatanya lekat dengan kehidupan masyarakat diantaranya di bidang medis, farmasi, industri nondestructive test (NDT), pertambangan minyak dan gas serta peralatan keamanan. Tentu teman-teman ga bakal nyangka bahwa penyelundupan narkoba di bandara dan pelabuhan kini telah dapat dideteksi dengan teknologi nuklir, kan?!
Kebetulan dalam waktu yang berdekatan ada tiga event akbar yang digelar di negara kita. Perhelatan olahraga Asian Games telah selesai dan sukses terlaksana dengan baik. Dalam hitungan hari kembali kita bersiap menyambut gelaran olahraga Asian Para Games dan rapat tahunan IMF yang digelar di Bali pada bulan Oktober ini.
Terkait dengan event international seperti ini, ancaman terorisme global yang melibatkan nuklir tidak menutup kemungkinan akan terjadi. Maksudnya jelas, ini untuk memberikan rasa takut dan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat, saya dan teman-teman sewaktu berkunjung ke kantor BAPETEN melihat sendiri persiapan apa saja yang dilakukan lembaga ini. Ada tumpukan 'tas ransel' yang nantinya akan digunakan untuk mendeteksi adanya terorisme nuklir di kerumunan massa.
Menurut Pak Abdul Qohhar Teguh Eko Prasetyo Kabag Humas dan Protokol BAPETEN, teknologi nuklir itu bak dua sisi mata pisau, ada manfaat dan resiko besar dibaliknya. Semua pihak sejatinya harus sadar ada bahaya yang nyata dari radiasi nuklir. Paparan radiasi itu bisa mengancam manusia dan lingkungan bila dalam penggunaannya tidak mematuhi aturan. Apalagi radiasi bekerja dalam senyap. Tanpa ada tanda-tanda sehingga efeknya tidak terasa oleh manusia. Kecuali, kalau paparan radiasinya sangat tinggi, tanda-tandanya bisa langsung terlihat dari kerusakan kulit.
Sebagai lembaga pemerintah yang bernaung di bawah Kemenristekdikti, selaku lembaga yang mengembangkan dan memanfaatkan nuklir baik BAPETEN maupun BATAN memiliki wewenang dan tugas yang berbeda. BATAN sebagai Litbang nuklir sedangkan BAPETEN sebagai pengawas semua instansi pemerintah maupun swasta yang memanfaatkan tenaga nuklir, termasuk melakukan pengawasan terhadap BATAN itu sendiri.
Ada tiga pilar pengawasan BAPETEN meliputi pengaturan, perizinan dan inspeksi pemanfaatan tenaga nuklir. Untuk yang terakhir ini BAPETEN ingin memastikan kondisi keselamatan dan keamanan bagi pekerja radiasi, dosis personilnya dan kelayakan status sumber radiasi pengion (SRP) mengingat pemanfaatan tenaga nuklir membutuhkan kehati-hatian tingkat tinggi.
Dari paparan Pak Qohhar, saya kaget juga ketika diungkapkan kenyataan bahwa dari 13 ribu fasilitas nuklir yang tersebar di Indonesia alangkah berat sekali tugas 100-an tenaga inspektur di BAPETEN untuk melakukan verifikasi langsung terhadap peralatan dan pengoperasian tenaga nuklir yang tersebar.
Mekanismenya begini. Inspektur akan turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data akurat terkait pemanfaatan nuklir. Di sini akan diketahui apakah pemegang izin telah memenuhi requierement atau belum. Kalau pemenuhan syaratnya di atas 90% adalah baik. Semakin baik hasil temuannya dapat kita lihat dari stiker yang ditempel. Hijau itu baik, kuning itu cukup dan merah itu kurang.
Menurutnya, sampai kini masih banyak pemilik fasilitas tenaga nuklir yang tidak melaporkan secara berkala dan memberikan data valid kepada petugas. "Mereka sanggup membeli alat kesehatan untuk mendeteksi radiasi (alat rontgen misalnya) tapi tidak tau penggunaannya. Bahkan tidak mengurus izin juga. Padahal, peralatan apapun, baik inti maupun penunjang harus mendapat izin dan tercatat di BAPETEN," tegasnya.
Sampai di sini apakah teman-teman masih mengira kalau nuklir itu adalah bom? Istilah nuklir memang sih selama ini konotasinya selalu melekat tentang perang. Padahal dalam keseharian kita sudah akrab sekali dengan teknologi nuklir. Di bidang medis, industri, pertanian dan pangan serta bidang penelitian semuanya terbantukan dengan teknologi nuklir.
Pak Awwaludin, perwakilan dari BATAN menjelaskan teknologi nuklir di bidang pertanian membuat produktivitas benih jadi lebih tinggi, tahan hama penyakit, daya adaptasi tinggi dan dari segi kualitas dan rasa juga semakin baik. FYI, BATAN telah berhasil membudidayakan 23 varietas padi, 10 varietas kedelai, 3 varietas kacang hijau, 3 varietas sorgum, 1 varietas gandum dan 1 varietas kapas.
Dan saya tercengang ketika dijelaskan bahwa dengan teknik iradiasi nuklir ini manfaatnya luar biasa sekali untuk membangkitkan perekonomian dan industri. Ambil contoh saja, beberapa makanan khas nusantara seperti rendang atau gudeg yang akan diekspor. Dengan proses iradiasi makanan tidak akan busuk dalam rentang lama hingga 6 - 12 bulan tanpa ada efek bagi manusia. Iradiasi ini hanya mematikan bakteri patogen dan mikroba penyebab menurunnya kualitas makanan, asalkan, sekali lagi, dalam penggunaannya harus sesuai dosis dan takaran. "Jadi tidak boleh sembarangan," ucapnya.
Dan, dan, dan... siapa yang nyangka bahwa dengan teknik iradiasi ini kita bisa mencegah pembudidayaan bawang merah, misalnya, di negara lain. Sebagaimana kita tau bumbu dapur yang satu ini sangat populer untuk masakan dan mudah dijumpai di berbagai tempat. Karena sifatnya yang mudah tumbuh dan cocok di berbagai tempat dengan iklim apapun, kita tidak bisa memungkiri kalau varietas bawang unggulan negara kita dapat saja dibudidayakan lagi di negara lain. Ini tidak baik karena dapat memutus mata rantai ekonomi. Rugilah kita.
Menurut pak Awal, dengan teknologi iradiasi nuklir ini BATAN telah menemukan cara untuk ekspor bawang ke luar negeri yang hanya dapat dikonsumsi saja. "Jadi tidak dapat dibiakkan," pungkasnya.
Bersahabat dengan Teknologi Nuklir
Sejujurnya, saya tidak tahu persis bagaimana proses bertemunya atom sehingga menghasilkan reaksi fisika nuklir. Tapi saya memahami bahwa dalam kehidupan nyatanya sumber radiasi itu ada di sekitar kita yaitu dari alam dan buatan.
Sedangkan sumber radiasi buatan umumnya digunakan di bidang kesehatan sperti alat rontgen, CT Scan dan Mamografi. Akan tetapi kita tidak perlu kuatir terhadap paparan radiasi nuklir baik dari alam maupun dari buatan. Keganasan paparan yang berlebihanlah yang bisa menyebabkan dampak biologi.
Jangka pendek : muntah, mual, diare, sakit kepala dan demam
Jangka menengah : pusing, mata berkunang-kunang, disorientasi atau bingung menentukan arah, lemah, muntaber, kerontokan rambut, tekanan darah rendah, gangguan pembuluh darah dan luka yang sulit sembuh.
Jangka panjang : biasanya terjadi karena paparan radiasi yang rendah tapi berlangsung terus menerus. Efeknya kanker kelenjar, mutasi genetik, penuaan dini, gangguan saraf serta reproduksi.
Yang perlu diwaspadai adalah bahwa anak-anak, bayi serta janin dalam kandungan merupakan kelompok yang paling beresiko. Oleh sebab itu, demi keamanan, sebelum memasuki ruang reaktor nuklir di PTLR - BATAN Serpong saya dan teman-teman yang hadir dihimbau untuk melaporkan bila ada yang lagi hamil tidak diperkenankan memasuki ruang reaktor nuklir ini.
Masih belum cukup, kami diminta melindungi pakaian kami dengan mengenakan jas dan alas kaki untuk mencegah paparan radiasi radioaktif. Dan salah satu rekan kami, Fika, dipegangi alat semacam pulpen termometer untuk mendeteksi radiasi sebagai alat ukurnya. Alhamdulillah selama kunjungan kami ke pusat Reaktor Serba Guna Siwabessy ini berjalan lancar. Alat deteksi ini menunjukkan angka nol, tanda aman.
Reaktor Serba Guna Siwabesy berada di kawasan Puspiptek Serpong. RSG Siwabessy berdiri sejak tahun 1987. Ini merupakan salah satu reaktor riset yang dikelola BATAN dan terbesar di Indonesia dengan daya 30MW. Sayangnya kami tidak diperkenankan untuk memotret di kawasan terlarang ini terkait keamanan. Demikianpun, kami tidak diperkenankan membawa tas, menyantelkan kacamata di baju atau mengenakan topi. Bahkan peniti atau bros di jilbab juga wajib diwaspadai karena beresiko jatuh dan masuk ke kolam air mineral berisi bahan bakar nuklir. Kalau ini terjadi, semua alarm tanda bahaya yang ada di pusat reaktor akan menyala. Mesin reaktor seketika berhenti beroperasi. Jadi seram deh membayangkan tragedi Chernobyl di Ukraina tahun 1986 lalu. Kecelakaan reaktor nuklir ini berdampak sangat fatal. Kota ini jadi sekarang jadi kota mati.
Di sini saya sempat deg-degan ketika memasuki area steril yang keamanannya berlapis-lapis ini. Saya dan teman-teman juga diminta untuk mengikuti seluruh prosedur pemandu. Diantaranya larangan untuk menyentuh lantai dengan tangan kosong.
Kebetulan saat kunjungan kami reaktor sedang dalam jadwal shut down. Deg-degannya mulai berkurang hehehe... Btw, reaktor ini fungsinya masih baik karena setiap saat perawatan terus dilakukan. Periodenya ada yang dari satu minggu sekali, dua minggu sekali, sebulan sekali, lima bulan sekali, setahun sekali, tiga tahun sekali sampai lima tahun sekali.
Tapi yang membuat saya salut-lut-lut semua petugas yang bekerja di ruang utama Reaktor Serba Guna Siwabessy ini bekerja selama 24 jam nonstop dengan pembagian 3 shift kerja. Tidak ada istilah libur meskipun itu adalah hari raya. Semua itu adalah bentuk tanggung jawab dan komitmen BATAN dan BAPETEN untuk tetap menjaga agar keselamatan dan keamanan masyarakat terjamin.
Tidak bisa dimungkiri, pemanfaatan teknologi nuklir dari waktu terus mengalami kenaikan. Apalagi kini sudah banyak negara yang menggunakan nuklir sebagai pembangkit listrik. Tak mudah juga menyakinkan masyarakat Indonesia untuk menerima pemanfaatan tenaga nuklir di setiap aspek kehidupan kita. Padahal energi ini berkelanjutan, dapat didaur ulang dan juga ramah lingkungan. Namun resiko keselamatan, investasi yang mahal, rentan isu geopolitik dan penerimaan publik yang masih kontra menjadikan negara kita masih maju mundur untuk memaksimalkan tenagan nuklir sebagai pembangkit listrik.
Terus terang saya pun belum bisa berbuat banyak untuk membantu mengatasi stigma nuklir yang terlanjur melekat selama ini. Tapi bagaimana jika kita mulai dari diri kita sendiri juga lingkungan di sekitar kita dengan mengawasi dan melaporkan jika ada kejanggalan terkait fasilitas nuklir yang tersebar di tanah air. Jika memungkinkan, kita bantu mensosialisasikan manfaat dan mudarat nuklir kepada masyarakat. Dengan memahami prosedur bahaya radiasi nuklir seperti ini tentu kita tidak mudah diperdaya dan membuat kita jadi tergantung pada teknologi nuklir akibat keseringan dirontgen, misalnya.
Kepedulian sosial saya pikir adalah cara yang kena dan bisa dimulai dari level manapun. Karena prinsipnya, utamakan keselamatan menjadi filosofi yang tidak bisa ditawar lagi.
Kebetulan dalam waktu yang berdekatan ada tiga event akbar yang digelar di negara kita. Perhelatan olahraga Asian Games telah selesai dan sukses terlaksana dengan baik. Dalam hitungan hari kembali kita bersiap menyambut gelaran olahraga Asian Para Games dan rapat tahunan IMF yang digelar di Bali pada bulan Oktober ini.
detektor nuklir |
Menurut Pak Abdul Qohhar Teguh Eko Prasetyo Kabag Humas dan Protokol BAPETEN, teknologi nuklir itu bak dua sisi mata pisau, ada manfaat dan resiko besar dibaliknya. Semua pihak sejatinya harus sadar ada bahaya yang nyata dari radiasi nuklir. Paparan radiasi itu bisa mengancam manusia dan lingkungan bila dalam penggunaannya tidak mematuhi aturan. Apalagi radiasi bekerja dalam senyap. Tanpa ada tanda-tanda sehingga efeknya tidak terasa oleh manusia. Kecuali, kalau paparan radiasinya sangat tinggi, tanda-tandanya bisa langsung terlihat dari kerusakan kulit.
Sebagai lembaga pemerintah yang bernaung di bawah Kemenristekdikti, selaku lembaga yang mengembangkan dan memanfaatkan nuklir baik BAPETEN maupun BATAN memiliki wewenang dan tugas yang berbeda. BATAN sebagai Litbang nuklir sedangkan BAPETEN sebagai pengawas semua instansi pemerintah maupun swasta yang memanfaatkan tenaga nuklir, termasuk melakukan pengawasan terhadap BATAN itu sendiri.
Ada tiga pilar pengawasan BAPETEN meliputi pengaturan, perizinan dan inspeksi pemanfaatan tenaga nuklir. Untuk yang terakhir ini BAPETEN ingin memastikan kondisi keselamatan dan keamanan bagi pekerja radiasi, dosis personilnya dan kelayakan status sumber radiasi pengion (SRP) mengingat pemanfaatan tenaga nuklir membutuhkan kehati-hatian tingkat tinggi.
Dari paparan Pak Qohhar, saya kaget juga ketika diungkapkan kenyataan bahwa dari 13 ribu fasilitas nuklir yang tersebar di Indonesia alangkah berat sekali tugas 100-an tenaga inspektur di BAPETEN untuk melakukan verifikasi langsung terhadap peralatan dan pengoperasian tenaga nuklir yang tersebar.
Mekanismenya begini. Inspektur akan turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data akurat terkait pemanfaatan nuklir. Di sini akan diketahui apakah pemegang izin telah memenuhi requierement atau belum. Kalau pemenuhan syaratnya di atas 90% adalah baik. Semakin baik hasil temuannya dapat kita lihat dari stiker yang ditempel. Hijau itu baik, kuning itu cukup dan merah itu kurang.
Menurutnya, sampai kini masih banyak pemilik fasilitas tenaga nuklir yang tidak melaporkan secara berkala dan memberikan data valid kepada petugas. "Mereka sanggup membeli alat kesehatan untuk mendeteksi radiasi (alat rontgen misalnya) tapi tidak tau penggunaannya. Bahkan tidak mengurus izin juga. Padahal, peralatan apapun, baik inti maupun penunjang harus mendapat izin dan tercatat di BAPETEN," tegasnya.
"Semua alat yang tersebar di seluruh Indonesia harus memenuhi standar keselamatan. Hal seperti inilah yang seharusnya diketahui masyarakat bahwa semua yang terkait dengan nuklir tidak bisa asal menggunakannya. Kami ingin memastikan operasional nuklir sudah sesuai dengan aturan,"Abdul Qohhar.Manfaat Teknologi Nuklir
Sampai di sini apakah teman-teman masih mengira kalau nuklir itu adalah bom? Istilah nuklir memang sih selama ini konotasinya selalu melekat tentang perang. Padahal dalam keseharian kita sudah akrab sekali dengan teknologi nuklir. Di bidang medis, industri, pertanian dan pangan serta bidang penelitian semuanya terbantukan dengan teknologi nuklir.
Pak Awwaludin, perwakilan dari BATAN menjelaskan teknologi nuklir di bidang pertanian membuat produktivitas benih jadi lebih tinggi, tahan hama penyakit, daya adaptasi tinggi dan dari segi kualitas dan rasa juga semakin baik. FYI, BATAN telah berhasil membudidayakan 23 varietas padi, 10 varietas kedelai, 3 varietas kacang hijau, 3 varietas sorgum, 1 varietas gandum dan 1 varietas kapas.
Dan saya tercengang ketika dijelaskan bahwa dengan teknik iradiasi nuklir ini manfaatnya luar biasa sekali untuk membangkitkan perekonomian dan industri. Ambil contoh saja, beberapa makanan khas nusantara seperti rendang atau gudeg yang akan diekspor. Dengan proses iradiasi makanan tidak akan busuk dalam rentang lama hingga 6 - 12 bulan tanpa ada efek bagi manusia. Iradiasi ini hanya mematikan bakteri patogen dan mikroba penyebab menurunnya kualitas makanan, asalkan, sekali lagi, dalam penggunaannya harus sesuai dosis dan takaran. "Jadi tidak boleh sembarangan," ucapnya.
Dan, dan, dan... siapa yang nyangka bahwa dengan teknik iradiasi ini kita bisa mencegah pembudidayaan bawang merah, misalnya, di negara lain. Sebagaimana kita tau bumbu dapur yang satu ini sangat populer untuk masakan dan mudah dijumpai di berbagai tempat. Karena sifatnya yang mudah tumbuh dan cocok di berbagai tempat dengan iklim apapun, kita tidak bisa memungkiri kalau varietas bawang unggulan negara kita dapat saja dibudidayakan lagi di negara lain. Ini tidak baik karena dapat memutus mata rantai ekonomi. Rugilah kita.
Menurut pak Awal, dengan teknologi iradiasi nuklir ini BATAN telah menemukan cara untuk ekspor bawang ke luar negeri yang hanya dapat dikonsumsi saja. "Jadi tidak dapat dibiakkan," pungkasnya.
Bersahabat dengan Teknologi Nuklir
Sejujurnya, saya tidak tahu persis bagaimana proses bertemunya atom sehingga menghasilkan reaksi fisika nuklir. Tapi saya memahami bahwa dalam kehidupan nyatanya sumber radiasi itu ada di sekitar kita yaitu dari alam dan buatan.
- Radiasi kosmik atau sinar kosmik adalah radiasi alam yang berasal dari ledakan supernova (ledakan bintang) dan matahari dari angkasa luar sampai ke bumi. Ledakan ini memancarkan energi radiasi sinar gamma yang dapat memusnahkan kepunahan mahluk hidup di bumi kalau pancarannya sangat kuat.
- Radiasi terestial adalah radiasi alam yang berasal dari dalam bumi. Secara umum batuan dari gunung berapi rata-rata memiliki kadar radionuklida dengan tingkatan berbeda-beda. Ada yang memiliki tingkat radiasi dari kerak bumi sangat tinggi tapi tingkat insiden orang yang terkena kanker rendah. Ada juga yang sebaliknya. Hal itu tergantung dari letak geografis serta keadaan geologi tempat tersebut.
- Radiasi Internal adalah radiasi alam yang diterima dari dalam tubuh manusia sendiri. Unsur radioaktif ini masuk melalui udara, air dan makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
sumber : pixabay |
Sedangkan sumber radiasi buatan umumnya digunakan di bidang kesehatan sperti alat rontgen, CT Scan dan Mamografi. Akan tetapi kita tidak perlu kuatir terhadap paparan radiasi nuklir baik dari alam maupun dari buatan. Keganasan paparan yang berlebihanlah yang bisa menyebabkan dampak biologi.
Jangka pendek : muntah, mual, diare, sakit kepala dan demam
Jangka menengah : pusing, mata berkunang-kunang, disorientasi atau bingung menentukan arah, lemah, muntaber, kerontokan rambut, tekanan darah rendah, gangguan pembuluh darah dan luka yang sulit sembuh.
Jangka panjang : biasanya terjadi karena paparan radiasi yang rendah tapi berlangsung terus menerus. Efeknya kanker kelenjar, mutasi genetik, penuaan dini, gangguan saraf serta reproduksi.
Yang perlu diwaspadai adalah bahwa anak-anak, bayi serta janin dalam kandungan merupakan kelompok yang paling beresiko. Oleh sebab itu, demi keamanan, sebelum memasuki ruang reaktor nuklir di PTLR - BATAN Serpong saya dan teman-teman yang hadir dihimbau untuk melaporkan bila ada yang lagi hamil tidak diperkenankan memasuki ruang reaktor nuklir ini.
Masih belum cukup, kami diminta melindungi pakaian kami dengan mengenakan jas dan alas kaki untuk mencegah paparan radiasi radioaktif. Dan salah satu rekan kami, Fika, dipegangi alat semacam pulpen termometer untuk mendeteksi radiasi sebagai alat ukurnya. Alhamdulillah selama kunjungan kami ke pusat Reaktor Serba Guna Siwabessy ini berjalan lancar. Alat deteksi ini menunjukkan angka nol, tanda aman.
Reaktor Serba Guna Siwabesy berada di kawasan Puspiptek Serpong. RSG Siwabessy berdiri sejak tahun 1987. Ini merupakan salah satu reaktor riset yang dikelola BATAN dan terbesar di Indonesia dengan daya 30MW. Sayangnya kami tidak diperkenankan untuk memotret di kawasan terlarang ini terkait keamanan. Demikianpun, kami tidak diperkenankan membawa tas, menyantelkan kacamata di baju atau mengenakan topi. Bahkan peniti atau bros di jilbab juga wajib diwaspadai karena beresiko jatuh dan masuk ke kolam air mineral berisi bahan bakar nuklir. Kalau ini terjadi, semua alarm tanda bahaya yang ada di pusat reaktor akan menyala. Mesin reaktor seketika berhenti beroperasi. Jadi seram deh membayangkan tragedi Chernobyl di Ukraina tahun 1986 lalu. Kecelakaan reaktor nuklir ini berdampak sangat fatal. Kota ini jadi sekarang jadi kota mati.
sumber : pixabay |
Di sini saya sempat deg-degan ketika memasuki area steril yang keamanannya berlapis-lapis ini. Saya dan teman-teman juga diminta untuk mengikuti seluruh prosedur pemandu. Diantaranya larangan untuk menyentuh lantai dengan tangan kosong.
Kebetulan saat kunjungan kami reaktor sedang dalam jadwal shut down. Deg-degannya mulai berkurang hehehe... Btw, reaktor ini fungsinya masih baik karena setiap saat perawatan terus dilakukan. Periodenya ada yang dari satu minggu sekali, dua minggu sekali, sebulan sekali, lima bulan sekali, setahun sekali, tiga tahun sekali sampai lima tahun sekali.
Tapi yang membuat saya salut-lut-lut semua petugas yang bekerja di ruang utama Reaktor Serba Guna Siwabessy ini bekerja selama 24 jam nonstop dengan pembagian 3 shift kerja. Tidak ada istilah libur meskipun itu adalah hari raya. Semua itu adalah bentuk tanggung jawab dan komitmen BATAN dan BAPETEN untuk tetap menjaga agar keselamatan dan keamanan masyarakat terjamin.
Tidak bisa dimungkiri, pemanfaatan teknologi nuklir dari waktu terus mengalami kenaikan. Apalagi kini sudah banyak negara yang menggunakan nuklir sebagai pembangkit listrik. Tak mudah juga menyakinkan masyarakat Indonesia untuk menerima pemanfaatan tenaga nuklir di setiap aspek kehidupan kita. Padahal energi ini berkelanjutan, dapat didaur ulang dan juga ramah lingkungan. Namun resiko keselamatan, investasi yang mahal, rentan isu geopolitik dan penerimaan publik yang masih kontra menjadikan negara kita masih maju mundur untuk memaksimalkan tenagan nuklir sebagai pembangkit listrik.
Terus terang saya pun belum bisa berbuat banyak untuk membantu mengatasi stigma nuklir yang terlanjur melekat selama ini. Tapi bagaimana jika kita mulai dari diri kita sendiri juga lingkungan di sekitar kita dengan mengawasi dan melaporkan jika ada kejanggalan terkait fasilitas nuklir yang tersebar di tanah air. Jika memungkinkan, kita bantu mensosialisasikan manfaat dan mudarat nuklir kepada masyarakat. Dengan memahami prosedur bahaya radiasi nuklir seperti ini tentu kita tidak mudah diperdaya dan membuat kita jadi tergantung pada teknologi nuklir akibat keseringan dirontgen, misalnya.
Kepedulian sosial saya pikir adalah cara yang kena dan bisa dimulai dari level manapun. Karena prinsipnya, utamakan keselamatan menjadi filosofi yang tidak bisa ditawar lagi.
Tidak ada komentar