Ketika Dega diputuskan harus memakai kacamata, mendadak saya jadi risau. Ahh kecolongan juga ini. Padahal sudah sebisa mungkin saya mencegah anak-anak supaya ga berkacamata seperti saya. Tapi takdir berkata lain. Si bontot mulai berkacamata sejak kelas 3 SD ngalahin saya yang mulai berkacamata waktu kelas 5 SD :(
Jujur, sebagai orang yang berkacamata sejak kecil rasanya itu ga enak banget. Luas pandangan jadi terbatas. Malah kalau ukurannya ga enak kepala jadi pusing. Bobot kacamata yang berat juga bikin sakit kepala karena terlalu menekan hidung dan telinga. Dan lagi, kalau keringetan kacamata jadi melorot melulu di hidung. Alamaaak, kesel deh hahaha...
Untuk menjaga kesehatan mata dan mencegah kerusakan mata lebih jauh lagi ada beberapa tips yang saya terapkan di rumah, khususnya buat anak-anak :
1. Periksa ke dokter mata setiap 6 bulan sekali
2. Memilih asupan yang dapat menjaga kesehatan mata diantaranya sayur-sayuran, ikan yang mengandung lemak, wortel dan buah jeruk.
3. Memberi perhatian lebih pada mata. Caranya dengan senam mata setiap sudah dirasa terlalu lama menatap layar laptop. Kalau buat anak-anak, saya tak henti mengingatkan untuk melakukan kegiatan fisik apapun saat di rumah, asalkan tak bersentuhan dengan gadget meskipun saat libur sekolah.
4. Memilih pencahayaan yang tepat untuk ruangan.
Bicara soal pencahayaan, flash back aja, ketika saya kecil salah satu faktor yang membuat mata saya jadi minus adalah pencahayaan yang redup. Mungkin waktu itu orang tua saya memilih lampu bercahaya redup atas dasar penghematan. Lebih murah beli bohlam yang wattnya kecil.
Nah, tapi itu salah ya teman-teman. Jangan diikuti. Mau ngirit caranya bukan dengan memilih bohlam lampu yang murah dan watt-nya kecil. Jangan pernah takut untuk berinvestasi membeli lampu LED yang berkualitas. Harganya memang lebih mahal tapi bandingkan dengan kesehatan mata yang tidak ada nilainya ini. Kalau rusak organ penglihatan ini mau beli di mana cobak!
Rami Hajjar |
Btw, ada salah satu lampu yang mampu meningkatkan kenyamanan dan kesehatan mata adalah bohlam Philips Mycare LED, lho! Dalam peluncurannya pada 30 Oktober 2018 lalu Bapak Rami Hajjar selaku Country Leader Signify menjelaskan bahwa sejak 16 Mei 2018 Philips Lighting telah merebranding dengan nama Signify. Bertepatan dengan peringatan hari penglihatan sedunia yang jatuh pada minggu ke dua Oktober ini Signify mengumumkan produk terbarunya yaitu bohlam lampu Philips MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optic terpatenkan.
Nah, apa itu ya teknologi Interlaced Optics?
Dijelaskan oleh mas Angga Hudaya selaku Product Marketing Signify bahwa bohlam Philips MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optics terpatenkan terinspirasi dari bunga Matahari. Menurutnya, bunga matahari memiliki pola biji yang bagian bijinya membentuk pola Fibonaci. Pola fibonaci ini membentuk barisan teratur yang memusat dari tengah menyebar ke sekitarnya sehingga membentuk pola. Barisan bilangan Fibonaci berawal dari 0 dan 1 kemudian angka berikutnya didapat dengan cara menambahkan kedua bilangan yang berurutan sebelumnya. Dengan aturan tersebut maka barisan bilangan Fibonaci yang pertama dan selalu berurutan sama yakni 0 - 1 - 1 - 2 - 3 - 5 - 8, 13, 21 dan seterusnya.
Lalu apa keunggulan Bohlam Philips MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optics ini?
Dari bentuk pola fibonaci yang terdapat dalam biji bunga matahari ilmuwan Signify Philips menemukan bahwa bentuk barisan pola ini mempunyai pola baris yang unik dan berurutan. Pola ini nyatanya dapat membantu membuat cahaya dapat tersebar merata dan bisa memantulkan cahaya saat diaplikasikan dalam inovasi terbaru bohlam Philips MyCare LED.
Berikut keunggulannya :
1. Polanya mampu mengurangi silau - terang berlebih yang ditimbulkan oleh pancaran cahaya dari pusat bohlam hingga 35%.
2. Pola ini juga mampu mendistribusikan kembali cahaya dengan pintar sehingga dapat meningkatkan sudut pancaran cahaya sehingga dapat menerangi area yang lebih luas secara merata.
3. Selain itu, bohlam Philips Eyecomfort LED dengan merk dagang EyeComfort ini juga lebih hemat energi hingga 60% dibandingkan lampu fluoresen padat. Tentunya ini dapat memberikan efisiensi energi dan usia pemakaian rata-rata lebih dari satu dekade
4. Standar kenyamanan mata lebih meningkat karena faktor eyecomfort yang ada dalam bohlam Philips MyCare LED. Adapun kriteria kenyamanan utama seperti efek stroboskopik, keamanan fotobiologi, efek redup, pengaturan dan renderasi warna, silau dan tidak berkedip benar-benar terukur standarnya.
Mari Menjaga Kesehatan Mata
Dari data responden di Indonesia disebutkan bahwa 84% responden peduli terhadap kesehatan mata dengan memilih pencahayaan terbaik ketika membeli lampu LED. Jadi secara global masyarakat Indonesia sangat tinggi kepeduliannya pada kesehatan mata. Disebutkan juga bahwa sebelum membeli lampu, masyarakat Indonesia akan memastikan dulu apakah lampu yang dibelinya baik untuk kesehatan mata atau tidak? Dan apakah pencahayaan lampu yang dibelinya mempunyai manfaat selain sebagai pencahayaan rumah semata?
Dr. Lisna Ladistia Nora, SpM(K), PhD menyampaikan, terkait dengan peringatan hari penglihatan tahun 2018 ini kita diharapkan untuk memeriksakan mata secara berkala. Dengan begitu kita dapat mencegah miopia yang sekarang ini sudah banyak dialami anak-anak. Kebetulan selama acara yang berlangsung di tugu Kunstring Paleis, The Arts Space Main Hall, Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat diadakan juga pemeriksaan eye screening gratis dari Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI). Thanks God, saya ikutan memeriksakan mata saya after for a while ga pernah periksa lagi huhuhuh...
Dr. Lisna juga mengemukakan bahwa saat ini masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya pemeriksaan mata berkala. Padahal dengan memeriksakan secara berkala dapat mengantisipasi bila ditemukan penglihatan yang semakin berkurang dan bertambah parah. Menurutnya, salah satu faktor penting dalam mendukung perawatan mata adalah pencahayaan yang berkualitas tinggi.
Beliau mengingatkan, skrining kesehatan mata pada anak setidaknya dilakukan 3 kali sebelum masuk usia sekolah. Yaitu bila tidak ada resiko (orang tuanya tidak berkacamata sehingga tidak ada potensi diturunkan miopya) dapat dilakukan selama 6 bulan hingga 1 tahun. Dan selanjutnya dapat dilakukan di usia 2 - 3 tahun dan menjelang usia sekolah dasar.
Pemeriksaan mata dapat dilakukan tanpa perlu menunggu saat tertentu. Bila penglihatan terganggu segeralah periksakan matanya. Atau bila berusia 40 tahun atau lebih juga harus memeriksakan mata apalagi bila memiliki penyakit mata dan riwayat keluarga. Begitupun bagi orang yang masuk ke dalam high risk yaitu dengan riwayat diabetes, riwayat keluarga dengan glukoma atau AMD, tegasnya.
Dampak Penggunaan Hape Berlebihan
Jleb... Memang tak bisa dimungkiri kalau pengaruh hape luar biasa sekali dampaknya bagi kesehatan mata anak-anak. Waktu itu, Dega juga terlalu fokus ngejar score game di hapenya dan saya juga luput mengawasinya sehingga lama-lama matanya jadi minus. Dan menurut riset disebutkan bahwa setengah dari anak-anak secara global menghabiskan lebih dari 3 jam sehari di depan layar ponsel, tablet, komputer atau televisi. OEMJIII....
Itulah sebabnya, yuk ah buk, mulai sekarang mari kita jaga kesehatan organ penglihatan kita ini. Terlebih buat anak-anak. Batasi penggunaan hape atau nonton televisi, ya. Ga mau kan kondisi kesehatan matanya jadi semakin berkurang gara-gara kitanya yang luput mengawasi kesehatan matanya. Dan lagi, akibat kelamaan main hape juga berdampak pada kinerja belajarnya di sekolah, mempengaruhi pola tidur yang berindikasi pada tingkat stress dan kesehatan mentalnya juga mempengaruhi berat badan dan kebugarannya. Ga mau kann??
Nah, apa itu ya teknologi Interlaced Optics?
Dijelaskan oleh mas Angga Hudaya selaku Product Marketing Signify bahwa bohlam Philips MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optics terpatenkan terinspirasi dari bunga Matahari. Menurutnya, bunga matahari memiliki pola biji yang bagian bijinya membentuk pola Fibonaci. Pola fibonaci ini membentuk barisan teratur yang memusat dari tengah menyebar ke sekitarnya sehingga membentuk pola. Barisan bilangan Fibonaci berawal dari 0 dan 1 kemudian angka berikutnya didapat dengan cara menambahkan kedua bilangan yang berurutan sebelumnya. Dengan aturan tersebut maka barisan bilangan Fibonaci yang pertama dan selalu berurutan sama yakni 0 - 1 - 1 - 2 - 3 - 5 - 8, 13, 21 dan seterusnya.
Lalu apa keunggulan Bohlam Philips MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optics ini?
Dari bentuk pola fibonaci yang terdapat dalam biji bunga matahari ilmuwan Signify Philips menemukan bahwa bentuk barisan pola ini mempunyai pola baris yang unik dan berurutan. Pola ini nyatanya dapat membantu membuat cahaya dapat tersebar merata dan bisa memantulkan cahaya saat diaplikasikan dalam inovasi terbaru bohlam Philips MyCare LED.
Berikut keunggulannya :
1. Polanya mampu mengurangi silau - terang berlebih yang ditimbulkan oleh pancaran cahaya dari pusat bohlam hingga 35%.
2. Pola ini juga mampu mendistribusikan kembali cahaya dengan pintar sehingga dapat meningkatkan sudut pancaran cahaya sehingga dapat menerangi area yang lebih luas secara merata.
3. Selain itu, bohlam Philips Eyecomfort LED dengan merk dagang EyeComfort ini juga lebih hemat energi hingga 60% dibandingkan lampu fluoresen padat. Tentunya ini dapat memberikan efisiensi energi dan usia pemakaian rata-rata lebih dari satu dekade
4. Standar kenyamanan mata lebih meningkat karena faktor eyecomfort yang ada dalam bohlam Philips MyCare LED. Adapun kriteria kenyamanan utama seperti efek stroboskopik, keamanan fotobiologi, efek redup, pengaturan dan renderasi warna, silau dan tidak berkedip benar-benar terukur standarnya.
Mari Menjaga Kesehatan Mata
Dari data responden di Indonesia disebutkan bahwa 84% responden peduli terhadap kesehatan mata dengan memilih pencahayaan terbaik ketika membeli lampu LED. Jadi secara global masyarakat Indonesia sangat tinggi kepeduliannya pada kesehatan mata. Disebutkan juga bahwa sebelum membeli lampu, masyarakat Indonesia akan memastikan dulu apakah lampu yang dibelinya baik untuk kesehatan mata atau tidak? Dan apakah pencahayaan lampu yang dibelinya mempunyai manfaat selain sebagai pencahayaan rumah semata?
Dr. Lisna Ladistia Nora, SpM(K), PhD menyampaikan, terkait dengan peringatan hari penglihatan tahun 2018 ini kita diharapkan untuk memeriksakan mata secara berkala. Dengan begitu kita dapat mencegah miopia yang sekarang ini sudah banyak dialami anak-anak. Kebetulan selama acara yang berlangsung di tugu Kunstring Paleis, The Arts Space Main Hall, Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat diadakan juga pemeriksaan eye screening gratis dari Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI). Thanks God, saya ikutan memeriksakan mata saya after for a while ga pernah periksa lagi huhuhuh...
Dr. Lisna juga mengemukakan bahwa saat ini masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya pemeriksaan mata berkala. Padahal dengan memeriksakan secara berkala dapat mengantisipasi bila ditemukan penglihatan yang semakin berkurang dan bertambah parah. Menurutnya, salah satu faktor penting dalam mendukung perawatan mata adalah pencahayaan yang berkualitas tinggi.
"Anak-anak maupun orang dewasa harus melakukan skrining kesehatan mata," ~ Dr. Lisna Ladistia Nora, SpM(K), PhD.
Beliau mengingatkan, skrining kesehatan mata pada anak setidaknya dilakukan 3 kali sebelum masuk usia sekolah. Yaitu bila tidak ada resiko (orang tuanya tidak berkacamata sehingga tidak ada potensi diturunkan miopya) dapat dilakukan selama 6 bulan hingga 1 tahun. Dan selanjutnya dapat dilakukan di usia 2 - 3 tahun dan menjelang usia sekolah dasar.
Pemeriksaan mata dapat dilakukan tanpa perlu menunggu saat tertentu. Bila penglihatan terganggu segeralah periksakan matanya. Atau bila berusia 40 tahun atau lebih juga harus memeriksakan mata apalagi bila memiliki penyakit mata dan riwayat keluarga. Begitupun bagi orang yang masuk ke dalam high risk yaitu dengan riwayat diabetes, riwayat keluarga dengan glukoma atau AMD, tegasnya.
Dampak Penggunaan Hape Berlebihan
Jleb... Memang tak bisa dimungkiri kalau pengaruh hape luar biasa sekali dampaknya bagi kesehatan mata anak-anak. Waktu itu, Dega juga terlalu fokus ngejar score game di hapenya dan saya juga luput mengawasinya sehingga lama-lama matanya jadi minus. Dan menurut riset disebutkan bahwa setengah dari anak-anak secara global menghabiskan lebih dari 3 jam sehari di depan layar ponsel, tablet, komputer atau televisi. OEMJIII....
Itulah sebabnya, yuk ah buk, mulai sekarang mari kita jaga kesehatan organ penglihatan kita ini. Terlebih buat anak-anak. Batasi penggunaan hape atau nonton televisi, ya. Ga mau kan kondisi kesehatan matanya jadi semakin berkurang gara-gara kitanya yang luput mengawasi kesehatan matanya. Dan lagi, akibat kelamaan main hape juga berdampak pada kinerja belajarnya di sekolah, mempengaruhi pola tidur yang berindikasi pada tingkat stress dan kesehatan mentalnya juga mempengaruhi berat badan dan kebugarannya. Ga mau kann??
Tidak ada komentar