Menerobos Keterbatasan di Kampung Mulyasari Bersama Community Investment Prudential (2)



"Nilai sebuah kesuksesan ketika mampu melakukan hal yang baik bukanlah hanya untuk perusahaan. Tapi juga untuk komunitas dimana perusahaan berada."

Jlebbbbb :'(

Saat mendengar ucapan ibu Nini Sumohandoyo jujur saya merasa tertampar. Berkah berlipat-lipat yang saya peroleh dalam hidup satu demi satu berlompatan di kepala saya. Masya Allah, kenapa masih juga kerap saya sangkal? Ternyata, cara yang ditempuh Prudential untuk menebar kebaikan dan manfaat dilakukan dengan cara yang tak biasa. Saluutttt!!!

Hari Sabtu, 3 November 2018 lalu saya dan teman-teman Blogger berkunjung ke desa Mulyasari, Kecamatan Sukamakmur, Jonggol, Bogor Timur. Kami mau melihat secara langsung hasil kegiatan Prudential Chairman's Challenge 2018 di desa miskin ini selama lima Sabtu terakhir.

bloggers bareng pemuda kampung mulyasari 

Adapun desa ini dipilih dalam Prudential Chairman's Challenge 2018 karena meskipun lokasinya terhitung dekat dengan ibukota Jakarta tapi desa ini belum tersentuh pembangunan sama sekali. Padahal, selama beberapa tahun terakhir ini pembangunan infrastruktur digenjot habis dari Sabang sampai Merauke. Entah kenapa ya desa ini koq bisa luput dari perhatian pemerintah?

Kampung Mulyasari Kecamatan Sukamakmur Jonggol Bogor tertinggal segala-segalanya. Di desa ini jaringan listrik belum ada, sinyal internet apalagi. Pun, infrastruktur di desa ini masih apa adanya. Kontur jalanan yang berbatu-batu ditambah lagi dengan tracknya yang tajam membuat desa ini jadi makin terisolir karena aksesnya yang sulit.

itu track jalan kami, seperti ular ya 

Sayapun sempat tercenung ketika mengetahui keadaan bahwa kampung ini disebut sebagai kampung putus sekolah. Belum ada sekolah formil di sini. Setiap murid harus bersekolah di kampung sebelah. Itu bukanlah hal mudah bagi bocah-bocah kecil ini bila dilakukan setiap hari. Mereka harus berjalan kaki sekitar 3 sampai 4 kilometer untuk ke sekolah. Saya ga bisa bayangkan kalau musim hujan gimana mereka harus melewati jalan yang penuh lumpur dan licin ini. So, saya tidak bisa menyalahkan bila pendidikan adalah sesuatu yang mewah di kampung ini.

potret muran kampung Mulyasari 

Bangun Desa, Bangun Indonesia
Kembali ke program Prudential Chairman's Challenge 2018. Kegiatan sosial yang diinisiasi Chairman Prudential di Inggris ini memberikan tantangan kepada seluruh unit usahanya untuk membangun masyarakat di tempat bisnis mereka dilakukan. Challenge ini diikuti oleh unit bisnis Prudential di dunia. Indonesia sendiri ikut berpartisipasi sejak tahun 2006 lalu. Jadi sudah 12 tahun ya. And you know what, Prudential Indonesia rupanya telah beberapa kali menjadi pemenangnya lho! Huebattt...

Tahun ini, Prudential Indonesia kembali bekerjasama dengan Prestasi Junior Indonesia dalam kegiatan Prudential Chairmans Challenge 2018. Mengambil tema 'Bangun Desa, Bangun Indonesia' kegiatan community investment berfokus pada upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat juga pendidikan di kampung Mulyasari.







Selama lima kali Sabtu, dari tanggal 6 Oktober hingga 3 November 2018 Prudential yang didampingi Junior Prestasi Indonesia bersama masyarakat setempat membuat instalasi panel listrik tenaga surya, 15 tiang lampu jalan tenaga surya, perbaikan gedung pesantren dan membangun baru satu gedung pesantren dan membuat beberapa MCK baru. Teman-teman dari IPB pun ikut memberi pelatihan pertanian hingga peningkatan nilai tambah hasil tani secara berkesinambungan dengan melibatkan ratusan relawan Prudential yang disebut PRUVolunteer.

Dan inilah hasilnya, yeayyyy!!!



Empat Pilar Community Investment Prudential 
Dalam peresmian gedung pesantren baru dan serah terima fasilitas-fasilitas baru yang dibangun untuk masyarakat kampung Mulyasari,  ibu Nini Sumohandoyo, Corporate Communications & Sharia Director Prudential Indonesia menuturkan, "Sesuai dengan visi kami, 'do well by doing good' kami percaya bahwa menjalankan bisnis yang baik harus diikuti dengan memberi lagi kepada masyarakat di mana kami beroperasi."



Inisiatif sosial yang dilakukan Prudential sebenarnya sudah sejak lama berjalan. Tapi dulu di bawah payung program CSR namun saat ini telah re-branding menjadi Community Investment. Dalam Community Investment Prudential ada empat pilar yang diusung yakni Edukasi, Filantropi, Kesehatan dan Keselamatan serta Pemberdayaan Indonesia Timur yang baru dirilis beberapa bulan lalu.

Robert Gardiner


Robert Gardiner, Management Advisor Prestasi Junior Indonesia, menjelaskan, sebelum memilih kampung Mulyasari sebagai pilot proyek Community Investment Prudential melakukan studi lapangan terlebih dulu untuk melihat dan menilai langsung tingkat kesulitan, apa yang dibutuhkan dan dampak apa yang diharapkan.

Pak Rob menuturkan, selama lima minggu sudah banyak manfaat yang dirasakan masyarakat kampung Mulyasari. Peran serta PRUVolunteer juga semakin banyak dari minggu ke minggu. Ini benar-benar luar biasa.

Interaksi masyarakat di minggu pertama masih malu-malu. Minggu ke dua dan seterusnya komunikasi berlangsung semakin baik. Dengan cara ini tanpa disadari masyarakat sebenarnya sedang belajar bahasa lain yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris selain bahasa Sunda bahasa sehari-harinya.



Prudential juga melihat potensi alam sangat baik untuk tanaman kopi. Bila dikelola dengan baik, kopi adalah komoditi yang bisa menghasilkan pendapatan besar untuk masyarakat di sini. Oleh karena itu  Prudential membawa tim IPB untuk memberikan penyuluhan dan bimbingan terkait penanaman kopi. Tujuannya jelas agar masyarakat dapat memproduksi kopi yang lebih banyak dan berkualitas serta pandai menjualnya. Prudential akan mensupport selama setahun penuh sampai masyarakat mandiri. 


Ibu Nini menambahkan, "Panen kopi itu kan lama. Setahun kalau tidak salah, ya. Selama menunggu kopi panen kami mengajak masyarakat di sini untuk menyibukkan diri dengan kegiatan lain yaitu bercocok tanaman sayuran dan herbal. Hasilnya bisa dimakan sendiri dan dijual. Hasil penjualan dapat mereka sisihkan untuk ditabung. Nah inilah pendidikan finansial yang kami ajarkan ke santri-santri di pesantren sini."

Sebelum kembali ke Jakarta, ibu Nini menambahkan, "Kampung Mulyasari adalah satu dari 20 ribu desa tertinggal di Indonesia. Bila saja ada satu  perusahaan yang mau men-develop satu desa pasti dampaknya akan terasa.

Jlebbb :( 








Tidak ada komentar