Menjembatani perbedaan bukanlah hal yang mudah diatasi dalam sebuah hubungan. Tapi atas nama cinta justru ketidaksamaanlah yang kerap menjadi kekuatannya hingga mampu bertahan sepanjang masa. Demikianpun dalam sebuah pertunjukan musik. Meramu banyak perbedaan menjadi sebuah tantangan bagi Ananda Sukarlan dalam konser musiknya kali ini. Ramuan cinta klasik Ismail Marzuki yang diwujudkan dalam gubahan musiknya jadi semakin 'menggigit' berkat peran Millennial Marzukiana di dalamnya. Siapa mereka? Oke sebentar ya...
Dalam Conference Pers 18 Desember 2018 lalu Ananda Sukarlan mengungkapkan betapa besar kecintaannya terhadap karya Ismail Marzuki yang kita kenal dengan sebagai komponis besar Indonesia ini. Menurutnya, berbagai lagu karangan Ismail Marzuki sifatnya abadi. Meskipun sudah lama dibuat tapi lagu-lagu Ismail Marzuki masih enak didengarkan dan dinyanyikan sampai sekarang. Coba bandingkan dengan lagu Despacitto misalnya. Apakah lagu itu akan tetap enak didengar dan dinyanyikan beberapa waktu ke depan? Belum tentu.
Kedalaman makna setiap bait dalam lagu-lagu karya Ismail Marzuki memang terasa begitu menyentuh. Saya bisa merasakan betapa pedihnya rasa cinta yang harus dipisahkan demi abdi kepada negara dalam lagu-lagu legendarisnya seperti "Gugur Bunga", "Melati di Tapal Batas" dan "Selendang Sutra". Begitupun dengan lagu-lagu yang menggambarkan perjuangan, persatuan dan kesetiaannya akan bumi pertiwi seperti dalam lagu "Halo-halo Bandung", dan "Indonesia Pusaka". Ketika mendengarkannya saja sudah mampu menggelorakan semangat dalam hati, apalagi ketika menyanyikannya.
Ananda Sukarlan menyadari, meskipun Ismail Marzuki telah dikukuhkan sebagai pahlawan nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2014 lalu dan lagunya sudah banyak diperdengarkan dan digubah oleh begitu banyak musisi di Indonesia namun itu belum cukup. Anak generasi milenial banyak yang tidak mengenal sosok "Bing Crosby dari Kwitang" ini. Untuk itu ia ingin mengenalkan karya-karya Ismail Marzuki agar tetap abadi kepada generasi milenial melalui gubahan musik klasik internasional Jakarta New Year's Concert yang bertema "Millennial Marzukiana" kali ini.
Tentang Jakarta New Year's Concert
Jakarta New Year's Concert merupakan tradisi konser musik setiap awal tahun yang diselenggarakan oleh pianis dan komponis Ananda Sukarlan yang bekerjasama dengan berbagai organisasi. Sejak pertama kali digelar tahun 2006 lalu gelaran konser musik ini selalu menghadirkan tema yang berbeda-beda dan digelar pada pekan pertama atau kedua Januari dengan menghadirkan artis dan musisi-musisi berbakat.
bareng Rahmi Aziza, putri tunggal Ismail Marzuki |
Karena bertemakan "Millennial Marzukiana" maka musisi-musisi yang dilibatkan merupakan pemusik terbaik Indonesia yang lahir dari generasi millennial (sesudah tahun 90-an) yaitu Jessica Sudarta (Harpist), Finna Kurniawati (Violist), Anthony Hartono (Pianist), Mariska Setiawan (Soloist), dan Aryo Widhawan (Tenor). Kelima pemusik terbaik terbaik Indonesia tersebut sudah banyak menorehkan prestasi baik di dalam negeri maupun kancah internasional. Misalnya Jessica Sudarta, perempuan cantik ini menjadi satu-satunya pemain harpa dari Indonesia yang tampil dalam 13th World Harp Congress di Hongkong Juli 2017 lalu, lho!
Dalam Jakarta New Year's Concert 2019, untuk melengkapi keberagaman Indonesia, bukan saja lagu-lagu karya Ismail Marzuki yang akan dimainkan tapi juga ada beberapa selingan lagu yang mengambil dari kisah klasik Indonesia yakni Malin Kundang. Dinarasikan oleh Handry Satriago, CEO dari General Electric (GE) Indonesia legenda dari Minang ini dan cuplikan opera dari novel epik "Erstwhile" karya Rio Haminoto akan terasa begitu menggigit dengan iringan lantunan melodi 5 pemusik berbakat ini. Bagaimana tidak, apa rasanya ketika dua tokoh dalam novel ini terseret dalam perjalanan waktu, tidak hanya membawa mereka memasuki masa kejayaan dan kebesaran Majapahit tapi juga makna cinta dan kesetiaan.
Tentang Kaya.ID
Mengambil tempat di Ciputra Artpreneur Jakarta, konser musik klasik Jakarta New Year's Concert akan digelar sebentar lagi pada 13 Januari 2018 dengan tiket mulai dari range Rp 500 ribu hingga Rp 3 juta untuk empat kategori. Ada penawaran spesial early bird juga yaitu diskon 25% untuk pembelian tiket sampai 31 Desember 2018 di Loket.com atau Kaya.ID.
Sebagai promotor Jakarta New Year's Concert 2019, Nita Kartikasari, CEO Lumina Kaya Indonesia mengatakan, "Karya-karya Ismail Marzuki merupakan kaekayaan intelektual budaya Indonesia yang harus kita tunjukkan kepada dunia internasional. Perpaduan lagu-lagu dari maestro Indonesia dan komposer musik klasik kebanggaan Indonesia di dunia internasional Ananda Sukarlan dalam konser ini sesuai dengan visi misi kami dan membuat kami tertarik menjadi promotor acara ini sekaligus memperkenalkan perusahaan kami."
Nita berpesan, "mari kita awali tahun 2019 dengan demam lagu-lagu Ismail Marzuki. Daripada beli parcel atau kue untuk hadiah natal dan tahun baru sekarang mari kita ubah dengan menghadiahi tiket Jakarta New Year's Concert." Dengan datang ke konser ini selain berkontribusi untuk mengangkat kembali budaya Indonesia dan musik-musiknya kitapun juga turut berkontribusi bagi indonesia. Karena sebagian dari pendapatan konser akan disumbangkan secara pribadi oleh Ananda Sukarlan. Disumbangkannya kemana? Mau tau aja atau mau tau banget? :)
Tidak ada komentar