Cegah Resiko Sakit Kritis Dengan #JalaninBareng PRUCritical Benefit 88


Sosial media diviralkan lagi dengan hastag 10 years challenge. Pesertanya wuih banyak deh, sampai pesohor-pesohor pun meramaikan. Ga mau kalah saya ikutan, dong. Sekedar merefleksikan aja foto 10 tahun lalu dengan sekarang seperti apa. Ahaaa, rupanya perubahan berat badan saya kelihatan banget selain makin cantik. Uhukkk...

Kalau diingat-ingat, sepuluh tahun lalu berat badan saya masih 45kg. Sedangkan sekarang ini sudah mencapai 58kg. Kalau dihitung dengan tinggi badan saya yang hanya 155cm tandanya sekarang berat badan saya sudah di atas berat badan ideal yakni 55kg. OVERWEIGHT 3 KILO,  braaaayyy!!! 

Meskipun ada yang bilang kalau "big is beautiful" namun saya tidak sepenuhnya menyetujui. Ada hal-hal yang membuat pergerakan saya jadi lamban sejak berat badan makin bertambah. Pernapasan juga makin pendek. Lebih cepat cape. Jujur, saya tidak nyaman begini.

Ancaman Penyakit Tidak Menular  
Dalam talkshow kesehatan bareng Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Vito Anggarino Damay. SpJP (K), M.Kes, FIHA, FICA, 14 Januari 2019 lalu dipaparkan,"kesibukan dan tuntutan pekerjaan merupakan tantangan dalam menerapkan pola hidup sehat. Kebiasaan seperti merokok, jarang olahraga, kurang makan sayur dan buah serta kebiasaan makan tidak teratur dapat menyebabkan obesitas. Obesitas itu sendiri adalah faktor resiko utama penyebab PTM (penyakit tidak menular) diantaranya penyakit jantung."

WHO mengungkapkan, Penyakit Tidak Menular diperkirakan menjadi penyebab 73% kematian di Indonesia. Berdasarkan hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 Kemenkes dikatakan prevalensi PTM terus meningkat. Dari 1000 orang dewasa hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%, stroke naik dari 7% menjadi 10,9% dan kanker naik dari 1,4% menjadi 1,8%. 

Akibat kurangnya penerapan pola hidup sehat, saat ini usia muda bahkan tidak menjamin seseorang terbebas dari ancaman penyakit kritis. Ancaman stroke merupakan penyebab kematian tertinggi disusul prevalanse yang semakin meningkat pada hipertensi, diabetes, kanker, jantung dan paru.


source : pixabay

Penelitian ASEAN Cost in Oncology (ACTION) pada tahun 2014 - 2015 mengungkapkan bahwa dari 9.513 pasien pengidap kanker yang diteliti lebih lanjut, hampir 50% mengalami kebangkrutan, dan 29% meninggal dunia. 

Dokter Vito menegaskan, masyarakat seharusnya mulai menaruh perhatian pada kesehatan karena dampak dari penyakit kritis bukan saja kematian dan kecacatan, namun beban keuangan berupa biaya rumah sakit dan biaya hidup juga semakin meningkat. Saya kemudian teringat kisah-kisah selebriti tanah air. Satu demi satu harta miliknya dijual untuk biaya berobat dirinya atau anggota keluarganya yang terkena sakit kritis. Ini nyata sungguhan, Bukan cerita sinetron. #Sigh.
Kalau selama ini kita menganggap keliling-keliling jalan kaki sudah merupakan olahraga, itu salah besar. Indikasi kalau kita sudah berolahraga dengan benar adalah napas, Kalau belum ngos-ngosan dan keringat keluar tandanya belum dikatakan olahraga. ~ Dr. Vito Anggarino Damay 
Nah ada cara yang disarankan dokter Vito untuk mencegah resiko terkena penyakit kritis yakni dengan dektrasi otak : 
1. Makan sayur dan buah sebelum makan makanan utama.
2. Kunyah makanan yang lama.
3. Minum air yang banyak sebelum makan
4. Mengurangi makanan dan minuman yang manis-manis.

Dengan melakukan salah satu dektraksi otak tersebut potensi obesitas yang berpotensi terkena PTM dapat dicegah sedini mungkin. Karena sehat itu mahal, tapi sakit jauh lebih mahal, tegasnya.

ki - ka : dr. Vito Anggarino - Himawan Purnama


Namun ada cara lain juga yang disampaikan Himawan Purnama, Head of Product Development Prudential. Namanya PRUCritical Benefit 88. Ini adalah solusi jalanin bareng  yang melindungi tidak hanya untuk pasien yang terkena penyakit kritis. Namun keluarganya juga terlindungi.

PRUCritical Benefit 88 
Dalam launching PRU Critical Benefit 88 14 Januari 2019 silam, Jeins Reich, Presiden Director Prudential Indonesia yang juga hadir mengatakan bahwa produk Prudential Indonesia terbaru ini diharapkan dapat memberikan ketenangan pikiran pada nasabah dan keluarganya.

Jeins Reisch, Presiden Direktur Prudential Indonesia


Menurutnya, perjuangan pasien melawan penyakit kritis tentu sangat menguras emosi fisik dan materi. Melalui kehadiran PRU Critical Benefit 88 Prudential berharap nasabahnya dapat memanfaatkan uang perlindungannya untuk membantu biaya pengobatan rumah sakit yang tidak sedikit. Demikianpun biaya hidup yang sudah pasti berdampak besar mempengaruhi kestabilan ekonomi keluarganya.

Melalui Proteksi Terjamin, Uang Kembali PRU Critical Benefit 88 menawarkan beragam manfaat sebagai berikut :

1. Proteksi Terjamin.

  • Perlindungan komprehensif untuk meninggal atau 60 kondisi kritis tahap akhir, tanpa periode masa bertahan hidup (survival period).
  • 10% Uang Pertanggungan (UP) untuk angioplasty (prosedur untuk membuka pembuluh darah (arteri koroner) yang menyuplai darah menuju jantung) tanpa mengurangi UP PRUCritical Benefit 88 dengan maskimal Rp 200 juta. 
  • 200%  tambahan UP akan dibayarkan jika tertanggung meninggal karena keccelakaan sebelum usia 70 tahun. 
  • Perlindungan sampai dengan usia 88 tahun dengan jangka wakt pembayaran premi yang dapat dipilih yakni selama 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun atau premi tunggal.



2. Uang Pasti Kembali

  • 100% Uang Pertanggungan akan dibayarkan bila tertanggung utama masi hidup dan polis masih aktif sampai usia 88 tahun, atau
  • Jaminan manfaat 100% pengembalian premi pada tahun polis ke-20. Jika nasabah memilih pengembalian premi, maka polis berakhir. 

Selama lebih dari 170 tahun, Prudential plc, yang berpust di London telah melayani lebih dari 26 juta nasabah di dunia. Dan Prudential Corporation Asia (PCA) yang berpusat di Hongkong, selama 95 tahun beroperasi telah membantu 15 juta nasabah di 12 pasar di seluruh wilayah Asia. Sedangkan di Indonesia sendiri, Prudential telah beroperasi selama 23 tahun dan melayani lebih dari 2,3 juta nasabah.

Melalui berbagai inovasi dan solusi yang ditawarkan banyak orang yang mempercayakan Prudential sebagai tempat untuk mendapatkan perlindungan terbaik. Demi mengejar mimpi dan minat mereka Prudential menjadi tempat untuk menjaga hal-hal penting dalam kehidupan mereka : melindungi keluarga, menjaga agar tetap sehat, membangun tabungan dan kekayaan, serta membantu perencanaan keuangan di masa pensiunnya.

"Kehadiran PRUCritical Benefit 88 sejalan dengan komitmen brand baru Prudential yaitu Listening, Understanding, Delivering, serta fokus We Do Health, Wealth, Teech and Good. Ini menjadi komitmen baru kami untuk mempertegas tujuan perusahaan untuk selalu mendampingi nasabah dalam setiap tahap kehidupannya," pungkas Jeins Reisch.

Dalam perjalanan pulang saya terus terngiang-ngiang kata-kata dokter Vito, bahwa sehat itu mahal. "Makanya jangan banyak makan gorengan dan rutin olahraga fisik, ya. Jangan jempol aja yang olahraga di depan laptop atau hape." pesan saya buat sambil nyentil perut hihihi...



Tidak ada komentar