Koki-koki Cilik 2 ; Film Keluarga Yang Krispi, Penuh Inspirasi dan Sarat Edukasi



Akhirnya,  timeline saya reda juga dari postingan teman-teman dan keluarganya yang ceritain jalan-jalan liburan lebaran kemarin. Maaf ya teman-teman,  kadang-kadang saya tu suka mikirin kapan gitu bisa plesiran. Apalagi pelesirannya ke pegunungan nan sejuk. Kan bikin envy 😙

Tapi tenang teman-teman. Meskipun ga kemana-mana tapi saya dan keluarga bisa tetep happy, koq. Ada banyak kegiatan pengisi liburan di rumah yang so pasti bermanfaat dan menambah bonding family. Salah satunya adalah masak bareng anak-anak saya. Seru lho 😍

Oh iya, ngemeng-ngemeng siapa hayo yang anaknya hobi masak? Mau anak lelaki ataupun anak perempuan tetap kita dukung minatnya ya. Siapa tau saat besar nanti bisa jadi Chef ternama. Siapa tau yang hobinya makan terus makanya jadi suka masak (kaya Dega anak saya, eh kaya Kevin ding) bisa jadi Celebrity kaya Chef Evan ketika besar nanti. 

Eh, siapa Chef Evan memangnya? Penasaran kaaan? 



Oke sebelum saya ulas siapa Chef Evan saya mau kupas dikit ya resensi cerita dalam film Koki-koki Cilik 2. Flash back aja, mungkin teman-teman agak saru dengan judulnya. Ya memang, film ini merupakan sequel dari Koki-koki Cilik yang tayang tahun 2018 lalu. 

Mengulang kesuksesannya kembali film ini dibuat dengan ceritanya yang masih sama mengenai kisah yang terjadi di Cooking Camp. Namun kali ini ada yang spesial karena ada tiga tokoh baru yakni Adit, Tante Adel dan Chef Evan.  Konfliknya pun lumayan berat karena ada bumbu persaingan, perisakan dan kehilangan. Disamping itu dalam film ini juga ada semangat persahabatan, tolong menolong dan yang terutama ada cinta. Komplit deh! Nyesel kalau ga ditonton. 

Semuanya berawal dari keinginan enam alumni Cooking Camp untuk reuni dengan Chef Grant. Sayang sekali sesampainya mereka di lokasi kondisi Cooking Camp terlihat tak terurus. Semak belukar dan dedaunan kering ada di mana-mana. Kalau tak hati-hati melangkah bisa-bisa tertimpa dahan pohon 😌

Rasa penasaran mengantarkan mereka menemui Chef Grant yang dilihat dari penampilannya ya sama juga tak terurusnya. Padahal aslinya mah Chef Grant ganteng asalkan ga berewokan gitu hihihi... 

Akan tetapi alih-alih senang dikunjungi Bima, Melly, Kevin, Alva, Niki dan Key, Chef Grant malah mengusir mereka. "Cooking Camp sudah ditutup. Sana pulang," sergahnya kasar. 

Bukan anak-anak kalau tak ada akalnya. Dengan berbagai upaya mereka akhirnya bisa membujuk Chef Grant untuk bangkit lagi dari keterpurukan. Mereka pun berencana berjualan ala Food Truck untuk mencari dana agar Cooking Camp tak terancam ditutup permanen. 



Pucuk dicinta ulam tiba. Disaat mereka lagi kebingungan mau jualan apa, Adit yang baru saja datang dan mau ikut kelas Cooking Camp mengusulkan jualan Sandwich. Resep Sandwichnya memang luar biasa enaknya. Sampai-sampai, Chef Grant tanpa sadar malah mengambil sandwich jatahnya Alva. Kocak deh. 

Akan tetapi hidup memang tak selalu mulus. Food Truck mereka sempat kena penertiban Satpol PP. Mau tak mau keuntungan berdagang harus direlakan untuk menebus kembali perlengkapan jualan yang disita. Tapi dasar anak-anak, mereka tetap ceria dan bersemangat. Bahkan Adit yang terkesan dingin dan pendiam juga ikut-ikutan riang. Senangnya hati tante Adel melihat senyum Adit mengembang lagi. Sampai tetiba kehadiran Chef Evan menggelapkan hati Adit kembali. Dia kembali murung. Begitupun keenam kakak-kakak Adit - demikian Adit memanggil alumni Cooking Camp. 

Ah, di sini saya jadi sedih deh. 

Akhirnya satu demi satu pertanyaan terjawab. Rupanya Chef Evan dan Chef Grant telah saling kenal sejak kecil. Bahkan mama Adit rupanya adalah juara pertama Cooking Camp batch pertama. Itu sebabnya bakat memasak Adit menurun dari orang tuanya ya? 

Lantas mengapa Cooking Camp harus ditutup, bukankah antusias pendaftarnya sangat baik? Apakah semua itu gara-gara Chef Grant? Ataukah gara-gara Chef Evan? Apakah alumni Cooking Camp mampu menggelar kembali Cooking Camp seperti semula? 

Yuk ditonton ah di bioskop terdekat pada 27 Juni 2019 nanti. Kenapa saya sarankan nonton film ini, tak lain karena film Koki-koki Cilik 2 sarat bermuatan edukasi yang dikemas tanpa nada menggurui. Kak Setto yang hadir dalam press conference juga menyarankan untuk mengagendakan nonton film Koki-koki Cilik 2 sebagai pengisi liburan sekolah yang penuh inspirasi dan sarat edukasi. 




Sayapun sependapat. Film produksi MNC Production ini sama sekali tidak menjemukan ditonton selama 1,30 menit. Karakter tokoh-tokohnya kuat seperti Melly yang sok tua gayanya, Bima yang melindungi, Niki yang lembut hati, Kevin yang doyan makan, Alva yang kecil-kecil tua atau Adit yang pemurung semakin membuat film ini semakin berwarna.  Apalagi kehadiran Tante Adel yang keibuan dan selalu tersenyum terasa mendamaikan hati. Jangankan Chef Grant yang kepincut saya pun demikian. Salut buat Viva Westi sang sutradara yang dengan apik mampu menggabungkan genre anak-anak dan dewasa dalam sebuah tontonan yang pas dijadikan tontonan keluarga ini.

Tidak ada komentar