Penguatan Partisipasi Masyarakat Jadi Fokus Bawaslu Kepulauan Seribu

"Kewenangan Bawaslu akan melemah kalau masyarakat enggan mem-back up." 

Begitulah kira-kira yang disampaikan oleh Ketua Bawaslu Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, bapak Leo Syarifudin, dalam rapat koordinasi "Penguatan Pengawasan Partisipatif"

Acara yang diselenggarakan Bawaslu Kepulauan Seribu berlangsung pada hari Senin, 23 Desember 2019 di Hotel Sunlake, Sunter, Jakarta. Acara dihelat untuk menyampaikan kepada khalayak umum pencapaian Bawaslu Kepulauan Seribu selama rangkaian Pilpres berlangsung serta upaya peningkatan program kerja ke depannya. 




Ya, meskipun perhelatan Pemilu 2019 telah usai namun Badan Pengawas Pemilu atau BAWASLU Kepulauan Seribu secara konsisten terus melakukan pengawasan partisipatif. Hal ini penting mengingat letak geografis Kepulauan Seribu berbeda dengan wilayah lainnya, sehingga berbagai kemungkinan pelanggaran bisa saja akan terjadi. 

Namun syukur alhamdulillah, Pemilu di Kepulauan Seribu berjalan lancar. Dari dua kecamatan di kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yakni Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan dan Kepulauan Seribu Utara dimana Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan membawahi tiga kelurahan yakni Kelurahan Pulau Tidung, Kelurahan Pulau Pari dan dan Kelurahan Pulau Untung Jawa sedangkan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara membawahi tiga kelurahan yakni Kelurahan Pulau Kelapa, Kelurahan Pulau Harapan, dan Kelurahan Pulau Panggang Bawaslu tidak menemukan kecurangan dan pelanggaran selama Pemilu berlangsung. 

Meskipun demikian, Bawaslu dalam perannya sebagai pengawas Pemilu tetap konsisten mengupayakan penguatan dalam segala sektor, salah satunya partisipasi masyarakat. Dengan adanya pengawasan langsung dari masyarakat secara sukarela tentu akan memudahkan Bawaslu dalam mengawasi terjadinya kecurangan dan pelanggaran di masa mendatang. 

Nah, akhir tahun seperti inilah saat yang tepat bagi Bawaslu Kepulauan Seribu untuk mengevaluasi dan melaporkan pencapaian sekaligus merumuskan program ke depan supaya pemilu berlangsung baik. Hadir sebagai narasumber Mahyudin - Anggota Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, Leo Syarifuddin - Ketua Bawaslu Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, dan tiga anggota Bawaslu Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu acara dengan 100 tamu undangan yang hadir. Tercatat tamu undangan yang hadir berasal dari ASN Kepulauan Seribu, jajaran Kepolian Kepulauan Seribu, Camat, Lurah, ex Panwascam, Forum Kemasyarakatan, Stakeholder, ormas, Blogger dan Mahasiswa. 




Pilunya Pemilu 
Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik tertentu. Jabatan yang dimaksud beraneka ragam, mulai dari Presiden, wakil rakyat/legislatif di berbargai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. 

Melalui serangkaian tahapan, bagi warga negara yang telah berusia di atas 17 tahun dapat menyertakan suaranya melalui pemungutan suara yang berlangsung di TPS setempat. Selanjutnya proses penghitungan dimulai untuk menentukan pemenangnya. 

Namun dalam prakteknya, proses pemilu tak selalu berjalan baik. Sejumlah pelanggaran mulai dari 'serangan fajar' ke rumah-rumah, kampanye di masa tenang hingga penggelembungan suara. Di sektor internal ada banyak petugas yang bekerja keras, tak ayal banyak yang sakit bahkan sampai meninggal. 

Pentingnya Partisipasi Masyarakat
Pak Mahyudin mengakui bahwa keterlibatan masyarakat dalam pengawasan Pemilu sangat penting. Masih banyak masyarakat yang membiarkan terjadinya pelanggaran karena enggan melaporkan kecurangan yang terjadi. Bisa dimengerti bila keengganan tersebut muncul karena ada rasa takut diintimidasi dan ancaman teror. 

"Akan tetapi, kerahasiaan identitas pelapor sangat kami jaga. Bahkan pihak yang dilaporkan pun tak tahu dirinya dilaporkan oleh siapa. Jangan kuatir, setiap laporan akan diproses sesuai undang-undang yang berlaku," tegasnya. 

Ditambahkannya, sumber daya di Bawaslu sangatlah terbatas. Kami hanya ada lima orang. Oleh karena itu Bawaslu harus melibatkan semua pemangku kepentingan baik dari masyarakat maupun lembaga-lembaga lainnya agar bersinergi dalam mengawasi pemilu. 

Dari kacamata saya, dengan adanya partisipasi masyarakat Bawaslu telah menunjukkan sikap transparan dan siap bekerjasama. Dan bagi masyarakat sendiripun, tentu akan bersimpati karena diajak untuk ikut sama-sama memiliki peranan atas keberhasilan sebuah proses pemilu. 




Tinggal satu lagi PR-nya adalah, edukasi. Yakni bagaimana mengedukasi masyarakat agar mau berpartisipasi dalam politik serta memiliki hak dan kewajiban secara bertanggung jawab. Maksudnya, bukan aktif hanya mengikuti step by step pemilu saja tapi aktif juga dalam fungsi pengawasan. Sebab partisipasi aktif mempunyai pengaruh dan kekuatan atas keberhasilan Pemilu.

Nah, sekarang mari kita bersiap menuju Pemilu ke depan. Kata siapa Bawaslu ga kerja meskipun Pemilu telah usai. Ayo kita awasi bersama!

Tidak ada komentar