Wisata Kekinian Ya Wisata Halal. Ayo Ke Aceh!

"If you never go, you will never know." ~ Anonymous.

Teman-teman, ada yang sama sekali ga punya impian jalan-jalan kemana, gitu? Kayanya ngga ya. Pasti semua orang punya destinasi wisata impian. 

Namanya juga liburan, ya, ngga harus yang jauh-jauh juga. Yang dekat pun tak mengapa, kan yang penting esensinya dapat. Namun, karena banyak faktor mungkin sampai kini destinasi wisata impian ada yang masih di angan-angan. Tak mengapa, tetap fokuskan saja pada mimpi. Toh, mimpi ga bayar, kan, hehehe... 



Bicara mimpi, siapa tau ada yang kepingin menikmati deburan ombak biru di pantai Labuan Bajo. Atau mungkin menikmati indahnya sunrise dari balik gunung Bromo. Bisa juga mungkin menikmati indahnya sesaat jadi putri raja saat foto-foto di kastil kerajaan Inggris atau ikon-ikon kota di berbagai dunia. 

Namun ayo balik lagi ke realita. Wisata impian tentu ga mudah diwujudkan. Mimpi musti diupayakan agar menjadi nyata. Tahu kan, di balik indahnya liburan pasti ada masa-masa perih menahan diri belanja hal ga penting. Perjuangan yang sulit memang. Tapi percayalah, daun jatuh pun bukan tanpa alasan. Dengan ijin Allah semua bisa mewujudkan mimpinya. Bismillah. 

Saya sendiri punya wish list yang mungkin agak imajinatif. Waktu kecil saya pernah berangan-angan bisa punya pintu Doraemon, pintu yang mengantarkan saya ke mana saja. Berawal dari suka membaca buku di perpustakaan dekat rumah, maka yang terbayang dalam benak saya adalah pemandangan, budaya, keunikan dan makanan daerah yang sulit saya terjemahkan. Jadilah saya berimajinasi bisa masuk ke dalam buku cerita yang saya baca. Agar saya bisa merasakan langsung bukan sekedar membayangkannya aja. Dasar anak-anak. 😂

Nah, semakin saya besar ada satu wishlist wisata yang saya impikan tapi belum terwujud. Saya ingin sekali menjejakkan kaki di pulau Sabang. Tepatnya di Kilometer Nol Indonesia. Dari titik inilah saya berharap bisa melanjutkan perjalanan saya ke daerah-daerah lain di seluruh Indonesia dan berujung di Merauke. Ujung akhir Indonesia. Aamiin. 

Sabang Ku Akan Datang...
Kalau melihat dari peta Indonesia, Sabang hanya berupa titik kecil di ujung pulau Sumatera. Dari topografinya saya bisa membayangkan kalau Sabang memiliki dataran rendah, tanah yang bergelombang, berbukit dan didominasi gunung-gunung serta banyak batu-batuan di sepanjang pantainya. Mungkin kalau suatu hari saya melewati tempat ini, panorama yang memikat akan memanjakan mata saya sehingga saya akan menghabiskan memori hape untuk membidik pemandangannya sebagai kenang-kenanganan

Dari peta terlihat Sabang begitu dekat dengan tiga negara yakni Malaysia, Thailand dan India. Tak heran kalau kuliner Aceh sedikit banyak ada bauran rasa dari negara-negara tersebut. Jujur sebagai orang Jakarta saya taunya hanya roti cane, kari, mie Aceh dan ayam tangkap yang kaya bumbu dan rempah-rempah,  juga kopi Gayo yang sesekali saya hirup saat di warung kopi kekinian. Katanyaaaaa, biar gimanapun enaknya tapi tetap, rasa yang otentik hanya ada di tempat asalnya, yakni Aceh. 



Dibatasi dengan perairan selat Malaka di utara dan timur dan samudera hindia di selatan dan barat, Sabang memiliki daya pikat berupa pantai-pantai eksotis yang tidak dapat dilewatkan. Dari hasil searching di berbagai sumber saya jadi tau kalau pantai-pantainya memiliki pasir yang bersih dan pantai biru yang tenang, sehingga buat yang suka olah raga air pasti betah. Itulah yang bikin hati semakin penasaran menginjakkan kaki di sini, merasakan langsung buih air laut empat negara bersatu menyentuh kulit saya. Ah so romantic ya hahaha... 

Wisata Ke Aceh Seram? 
Namun sayangnya, destinasi wisata Aceh rasanya kalah pamor dibandingkan wisata lainnya seperti Bali, Lombok, Labuan Bajo atau Raja Ampat. Mungkinkah karena Aceh sebagai satu-satunya propinsi di Indonesia yang menerapkan hukum syariat Islam sehingga banyak yang enggan berwisata ke wilayah yang dijuluki serambi Mekah ini? Entahlah, tak kenal maka tak sayang aja itu mah. Aceh tidaklah seseram yang dibayangkan, koq. 

Ayo kita samakan persepsi. Sebaik-baiknya bumi dipijak disitulah langit dijunjung. Artinya, di manapun tempat kita berpijak sejatinya kita harus menghormati adat istiadat setempat. Sejumlah larangan dan pantangan sedianya bertujuan baik. Sehingga hal-hal yang tak pantas atau tidak boleh dilakukan dapat dihindari, agar liburan lebih tenang dan nyaman. 



Di Bali, umumnya ada larangan berpakaian tak sopan ke pura. Mengingat di Bali banyak pura yang dijadikan destinasi wisata sudah sepantasnya para wisatawan yang berkunjung mengikuti aturan setempat. Misalnya mengenakan kain dan selendang yang diikatkan di pinggang. 

Di Aceh juga sama. Ada larangan menggunakan baju tak sepantasnya, kan? Jadi kalau lelaki diwajibkan mengenakan celana panjang dan buat perempuan diwajibkan menutup kepalanya dengan kerudung, kenapa tidak? Bukankah kita harus menghormati budaya setempat? 

Wisata Aceh Kian Diminati 
Yes, wisata di Aceh tidaklah seseram yang dibayangkan. Buktinya BPS (Badan Pusat Statistika) Aceh mencatat, dari Januari hingga September 2019, wisman terbanyak berasal dari Malaysia (12.609 orang), Jerman (1.001 orang), Amerika Serikat (824 orang), Tiongkok (708 orang) dan Inggris (524 orang). 

Angka ini jelas-jelas menunjukkan bahwa pesona Aceh sebagai destinasi wisata kian diminati oleh wisatawan mancanegara. Stigma negatif yang mengesankan Aceh tak aman bagi non muslim adalah salah besar. Seperti halnya karakter orang Indonesia yang dikenal di dunia internasional sebagai orang yang helpful, pun orang Aceh. Orang Aceh dikenal memiliki karakter ramah, toleransinya tinggi dan bersahabat, yeaayy!!!

Melihat begitu banyak potensi pariwisatanya pantaslah kalau Aceh menjadi destinasi wisata favorit. Dalam Anugerah Pesona Indonesia 2019 yang digelar Kemenarekraf (Kementerian Parisiwata dan Ekonomi Kreatif) dari 18 kategori yang dilombakan dan dua kategori tambahan untuk juara umum dan juara favorit, Aceh menyabet empat penghargaan sekaligus, yakni : 



1. Titik Nol Kilometer dari Sabang sebagai pemenang Destinasi Unik Terpopuler, 

2. Mangrove Forest Park dari Langsa sebagai pemenang Ekowisata Terpopuler. 

3. Tansaran Bidin dari Bener Meriah sebagai Pemenang Surga Tersembunyi Terpopuler. 

4. Mangrove Forest Park dari Langsa sebagai pemenang Juara Favorit API 2019

Dan, untuk ke sekian kalinya Aceh terpilih sebagai "Worlds of Best Halal Cultural Destination"  dari 5 provinsi di Indonesia melalui standar Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019 yang mengacu pada standar Global Muslim Travel Index (GMTI). 

Selamattttt... 👏👏

Wisata Halal Aceh "The Light of Aceh"
Oleh sebab itu, pemerintah Aceh tak gentar menggenjot penerapan syariat islam di Aceh sebagai andalan pariwisata spirituil bagi wisatawan yang berkunjung. Meskipun terdengar aneh, tapi wisata halal - yang dikemas dalam branding "The Light of Aceh" - yang ditawarkan justru menjadi daya tarik yang menjadi nilai plus wisata di Aceh. Bukankah wisata dan gaya hidup halal telah menjadi trend global, sehingga wisatawan non muslim juga dapat menikmati jenis wisata ini. Kereeeennn. 

Terkait dengan makna halal, konsep pariwisata halal bukanlah hanya berupa wisata religi saja namun memiliki makna yang lebih luas lagi yakni pariwisata yang cenderung ramah dengan wisatawan muslim. Jadi bukan pemisahan jalur laki-laki dan perempuan, bukan pula sesuatu yang bergaya kearab-araban. 

Berkaca dari Jepang yang sudah lebih dulu mengadakan halal tourism yang ramah pada wisatawan muslim, Pemerintah Aceh menyediakan fasilitas berupa tempat shalat, pemisahan dan penandaan makanan halal dan non halal juga pemisahan minuman beralkohol dan lain-lain.

Berikut adalah sebagian kecil dari sekian banyak potensi destinasi wisata halal di Aceh : 

1. Pulau Weh di Sabang. Terletak di laut Andaman, pulau Weh merupakan pulau besar di Sabang dimana tugu Nol Kilometer Indonesia berada yang menarik banyak wisatawan berkunjung. Selain itu seperti yang tadi sudah saya jelaskan, keindahan pantainya tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Indah banget. 



2. Masjid Baiturrahman di Aceh. Masjid ini boleh dibilang adalah landmark Banda Aceh yang selamat dari terjangan gelombang Tsunami tahun 2004 silam. Terletak di pusat kota, selain untuk beribadah, masjid ini juga menarik untuk dikunjungi sekedar untuk berfoto-foto dan mengagumi setiap relief bangunannya. 

3. Geurute Highland di pantai barat Aceh Jaya. Ini adalah destinasi favorit bagi yang ingin menikmati suasana sunrise dan sunset dari puncak gunung Geurute. Dari atas puncak gunung kita bisa melihat bentangan samudera yang luas tanpa batas. 



4. Danau Laut Tawar di dataran tinggi Gayo. Danau Laut Tawar menjadi destinasi unggulan karena pemandangannya yang sangat indah. Dikelilingi pegunungan danau ini menjadi spot mengesankan untuk berfoto ria. 

5. Pulau Banyak di Singkil. Memiliki hamparan pantai dengan pasir putih bersih, laut di sini juga sangat cocok untuk surfing. Di sini, para wisatawan juga bisa menyusuri goa dan treking ke puncak tertinggi di pulau Banyak. Tingginya sekitar 319 meter dari atas permukaan laut. Berani? 



Genjot Pariwisata Dongkrak Ekonomi 
Sektor pariwisata lagi-lagi menjadi fokus pemerintah ke depan. Bahkan presiden Jokowi pernah menekankan bahwa sektor pariwisata bisa menjadi motor penggerak perekonomian di tengah gejolak ekonomi global (*video live streaming di akun twitter Sekretariat Kabinet).

Demi menggenjot pariwisata, presiden Jokowi telah mengupayakan langkah-langkah strategis mulai dari perbaikan infrastruktur melalui pembangunan jalan tol, bandara dan pelabuhan hingga proyek palapa ring. Kita tahu, di jaman kekinian yang serba sibuk, faktor jarak adalah hal penting. Salah satu faktor wisatawan enggan berlibur karena jarak yang jauh ditambah kemacetan. Alih-alih happy yang ada malah kesel. Pun yang namanya internet, di jaman kekinian, jaringan internet merupakan salah satu faktor penting dalam liburan. Apa gunanya liburan jika sulit mengupload suasana liburan menyenangkan kita? hihihi... 

Sesuai dengan arahan presiden Jokowi bahwa pengembangan pariwisata di Indonesia harus diprioritaskan pengembangannya supaya tak tertinggal negara-negara lain. Karena pariwisata bermanfaat  :
  • Menciptakan lapangan kerja
  • Meningkatkan penghasilan bagi masyarakat sekitar baik dari layanan jasa maupun penjualan cindera mata
  • Meningkatkan pendapatan negara
  • Mendorong pembangunan daerah
  • Menanamkan rasa cinta tanah air dan budaya bangsa 


Nah, langkah konkrit dilakukan Pemerintah Aceh dengan menggelar Forum Aceh Meusapat II pada 21 Desember 2019 silam di kantor BPPA (Mess Aceh), Cikini, Jakarta. 

Dalam kegiatan tahunan yang diselenggarakan Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh (Disbudpar Aceh) selain menggelar Forum Dialog Pembangunan Pariwisata juga ada pameran #TravelMart. Meskipun berlangsung hanya sehari acara yang dibuka untuk khalayak umum ramai dikunjungi untuk menggali lebih banyak tentang wisata Aceh. 



Dalam pemaparannya, Plt Gubernur Aceh - Nova Iriansyah mengatakan, Di Aceh ada 15 program unggulan yang saat ini tengah dikembangkan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh mengidentifikasi setidaknya ada 797 obyek wisata serta 774 situs dan cagar budaya yang tersebar di 23 kabupaten atau kota di seluruh Aceh. Selain itu Aceh juga memiliki beragam seni budaya yang unik seperti tarian, adat istiadat, sastra, seni lukis maupun kegiatan spirituil yang menarik wisatawan. 

Mencapai tujuan lokasi wisata itu sangat mudah. Bisa dengan jalan darat, laut atau udara. Tersedia pula rute penerbangan internasional ke Aceh dari Penang, Kuala Lumpur dan Jeddah. Sekarang ini sedang dibahas rencana rute penerbangan baru dari Aceh ke India (Port Blair) serta rute Sabang - Phuket - Langkawi, jelasnya kemudian. 

"Aceh harus bangga dengan budaya dan adat istiadatnya. Terutama syariat Islamnya yang menjadi andalan bagi pariwisata Aceh," ~ Nova Iriansyah.  

Dirinya berharap, sektor pariwisata mampu menjadi empat besar yang memberikan kontribusi kepada PDRB Aceh. Aceh siap belajar dari daerah-daerah lain yang telah sukses mengembangkan usaha pariwisatanya seperti Bali, Lombok dan Banyuwangi. 



Untuk itu, dialog pembangunan pariwisata menghasilkan sejumlah rumusan yang akan diterapkan dalam mengembangkan pariwisata Aceh. Diantaranya : 

1. Pembinaan UKM, diharapkan dari pembinaaan UKM dapat membangun ekosistem pariwisata melalui industri kreatif 

2. Desa Wisata, diharapkan desa wiasata dapat memberi pengalaman unik bagi wisatawan yang berkunjung agar merasakan atmosfer perkampungan Aceh. 



3. Menyiapkan destinasi wisata unggulan di setiap daerah.  

4. Mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat dan peningkatan kualitas SDM. 

Ayo Ke Aceh
Setiap orang pasti membutuhkan hiburan setelah beberapa waktu bekerja dalam tekanan. Salah satu cara untuk menghilangkan kepenatan seperti itu adalah mencari tempat wisata yang bisa membuat rileks. 

Beruntungnya kita yang tinggal di Indonesia. Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki beragam wisata mulai dari keindahan alamnya, kulinernya, budayanya dan situs sejarahnya yang tak mungkin dapat dilihat dari jendela kamar saja. Saat melihat pesona alam yang terbentang di depan kita, kita akan menemukan nilai-nilai yang mungkin tidak dimiliki kebanyakan manusia yang hidupnya monoton. 

Bagi wisatawan mancanegara, alasan mereka berwisata ke Indonesia adalah kekagumannya akan kekayaan alam yang tak dimiliki negara-negara lain. Biaya hidup dan biaya wisata di Indonesia juga paling murah di seluruh dunia. Misalnya, satu porsi nasi di Indonesia adalah Rp 15 ribu sedangkan di Singapura bengkak jadi Rp 45 ribu. Ini adalah hal penting bagi backpacker yang sensitif soal harga hehehe... 

Namun kenapa kebanyakan orang Indonesia justru memilih liburan ke luar negeri? Selidik punya selidik, diskon gila-gilaan tiket pesawat, konektivitas yang gampang (ga perlu transit-transit) dan kurangnya informasi destinasi wisata membuat wisata lokal kurang diminati. 

Nah, sampai di sini masihkah teman-teman berpikir kalau wisata di Aceh itu menyeramkan? Kalau begitu, tonton yuk video tentang pariwisata Aceh yang saya unggah dari akun youtube Disbudpar Aceh. Semoga bisa memberikan sedikit gambaran kita semua dan makin banyak yang  bisa melihat keindahan dan pesona Aceh sesungguhnya.#AyoKeAceh bareng saya💓





Tidak ada komentar