Tingkatkan Self Awareness Demi Ginjal Sehat Untuk Semua




Fakta membuktikan. Kalau dulu, pas sakit tenggorokan sampai batuk-batuk,  rata-rata bilangnya paling karena kurang minum air. Tapi sekarang, woohh, bisa-bisa dihujam pandangan menusuk, deh, seolah-olah terdeteksi Corona. Betul apa betul? 😌

Yup, corona saat ini sudah menjadi pandemi. Wabahnya menyebar dan berjangkit serempak meliputi daerah yang luas. Untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid 19 ini kita dihimbau untuk membatasi aktivitas di luar rumah. Bahkan ada spekulasi bahwa mengkonsumsi minuman herbal atau jamu-jamuan bisa mencegah infeksi virus Corona. Benarkah demikian? Hadeeuuuhh, alih-alih terhindar dari Corona takutnya nanti malah ginjal kita yang rusak


Dalam temu Blogger yang berlangsung di kantor Kemenkes RI Jakarta pada 12 Maret 2020 lalu, dr.Pringgodigdo Nugroho, SpPD - KGH,  mengatakan, jamu bukanlah obat. Jadi ga serta merta minum jamu seketika itu juga tubuh kita aman dari virus corona. Yang harus diperhatikan, jamu macam apa yang kita minum? Kalau hanya rebus-rebusan daun herbal tidak mengapa, karena yang dikuatirkan bisa merusak ginjal adalah endapan bubuk jamu yang tak dapat dibuang melalui urine. 


"Jadi minum jamu itu pada dasarnya bagus buat jaga stamina. Tapi buat penderita sakit ginjal sebaiknya jangan mengkonsumsi jamu apapun," 

Fakta Penyakit Ginjal di Indonesia 
Iih ngeri juga ya kalau sampai ginjal kita rusak. Meskipun kecil, hanya segede kepalan tangan tapi fungsinya itu luar biasa pentingnya dalam menjaga kesehatan tubuh. Itulah sebabnya kita sering diwanti-wanti orang tua untuk jangan sering nahan pipis, banyak minum air putih, jangan duduk terus, dan menghindari minum minuman bersoda

Karena seperti halnya organ tubuh kita yang lain, organ tubuh kita ini perlahan-lahan bisa rusak bila tidak dijaga dengan baik. Buktinya sudah banyak. Berdasarkan data IHMME, Global Burden Disease 2017 dari total kematian 1.510.113, penyakit ginjal kronis menempati urutan ke 13 penyebab kematian yaitu 35.217 atau 2 % dari total kematian. 


Kemudian dari sumber lain, Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 4 dari 1000 penduduk Indonesia menderita gagal ginjal. Berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk usia lebih dari 15 tahun di Indonesia mencapai 0,38% atau sekitar 739.208 jiwa. Dari data tersebut propinsi yang paling banyak adalah Kalimantan Utara (0,64%) dan terendah adalah Sulawesi Barat (0,18%). Sedangkan penderita gagal ginjal kronis yang menjalankan hemodialisis pada penduduk usia lebih dari 15 tahun di Indonesia ada 19,33% yang tertinggi adalah propinsi DKI Jakarta (38,7%) dan yang terendah di propinsi Sulawesi Tenggara (1,99%). 

Dari angka tersebut kita bisa melihat bagaimana penyakit ini bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan bahkan nyawa kita. Menurut data Institute for Health Metric and Evaluation (IHME), Global Burden Disease 2017 disebutkan bahwa dari total kematian akibat penyakit tidak menular sebanyak 53,3 juta maka penyakit ginjal menempati urutan ke 12 setelah TBC sebesar 1,19 juta. 
Ditambah lagi insiden penyakit ginjal kronis terus meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2000 jumlahnya ada 346.641 daaaan di tahun 2017 sudah naik menjadi 520.207. Woww, sungguh fantastis!

Lantas apa yang dapat kita lakukan? Sik, sabar ya. Mari kita pahami dulu apa sih fungsi ginjal di tubuh kita. 

Fungsi Ginjal

Source pixabay 

Seperti tadi sudah saya jelaskan ginjal merupakan organ penting yang memiliki sejumlah fungsi, diantaranya : 
1. Mengeluarkan sisa-sisa produk dari tubuh
2. Menyeimbangkan cairan tubuh
3. Memproduksi sel darah merah
4. Mengatur tekanan darah dan menyaring 120 - 150 liter darah perhari
5. Mengaktifkan vitamin D untuk kesehatan tulang dan gigi  

Sederhananya, ginjal berfungsi untuk menyaring darah yang penuh dengan hasil sisa buangan sehingga darah kembali bisa beredar dan mendistribusikan nutrisi ke seluruh tubuh. Nah, potensi masalah dapat saja terjadi bila fungsi organ ini mengalami gangguan. Misalnya pada orang yang hidup dengan satu ginjal. Proses penyaringannya akan lebih berat. Jadi dia akan lebih cepat lelah dan lemas dibandingkan orang yang mempunyai dua ginjal normal. 

Faktor-faktor lain yang berkontribusi yang dapat menjadi pemicu seseorang terkena penyakit gagal ginjal kronis adalah obesitas, tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus. 


Menurut dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes selaku Direktur P2PTM, pada orang obesitas, organ ginjal harus bekerja lebih berat, menyaring darah lebih banyak dari yang normal untuk memenuhi tuntutan metabolik yang meningkat sesuai berat badannya. 

"Peningkatan fungsi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan meningkatkan resiko terjadinya penyakit ginjal kronis dalam jangka waktu lama

Logikanya begini, orang yang banyak makan maka akan banyak proses yang harus dibuang dari tubuhnya. Ketika banyak proses maka akan banyak hasil sampingannya yang harus disaring oleh ginjal. Kalau buangan ini tidak tersaring, maka darah kehabisan tempat untuk menyalurkan nutrisi baru dan selanjutnya fungsi ginjal akan mengalami penurunan yang diawali dengan munculnya beragam keluhan

Yang perlu dibold : penyakit gagal ginjal umumnya bersifat kronis alias timbul secara perlahan dan sifatnya menahun. Hal tersebut dikarenakan pada awalnya biasanya tidak ditemukan gejala yang khas sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui. Yah meskipun ada juga yang berawal dari infeksi, tumor, bahkan trauma tersendiri misalnya pada kasus batu ginjal tapi presentasinya kecil. 

Tanda dan Gejala Penyakit Ginjal Kronis
Saking pemalunya, sampai-sampai organ ini tidak menunjukkan gejala yang khas sama sekali. Sampai pada titik tertentu tubuh seseorang tidak lagi bisa mengkompensasi rasa sakit yang ditandai dengan tanda dan gejala berikut :

- tekanan darah tinggi, 
- perubahan frekwensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari, 
- adanya darah dalam urine, 
- lemah serta sulit tidur, 
- kehilangan nafsu makan, 
- sakit kepala, 
- tidak dapat berkonsentrasi, 
- gatal,
- sesak, 
- mual dan muntah, 
- bengkak terutama pada kaki dan pergelangan kaki serta pada kelopak mata di pagi hari. 

So bila ditemukan tanda atau gejala maka yang harus dilakukan adalah kontrol gula darah pada penderita diabetes, kontrol tekanan darah pada penderita hipertensi dan pengaturan pola makan yang sesuai dengan kondisi ginjal. 

Namun untuk memastikan tak ada salahnya berkunjung ke layanan faskes seperti puskesmas atau rumah sakit. Nanti petugas medis akan memeriksa apakah ada penurunan fungsi ginjal atau tidak. Biasanya yang diperiksa darah dan urinenya. Kalau darah untuk melihat kadar kreatinin, ureum dan laju filtrasi glomerulus. Kalau periksa urine yang dilihat kadar albumin atau protein. 

Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronis
Ada cukup banyak faktor yang mempengaruhi kejadian gangguan ginjal pada masyarakat jaman now. Ada yang dapat dimodifikasi dan ada yang tidak dapat dimodifikasi.

faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi : riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, kelahiran prematur, trauma di daerah abdomen, jenis penyakit tertentu misalnya lupus, AIDS dan Hepatitis C


faktor risiko yang dapat dimodifikasi : diabetes (type 2), hipertensi, radang ginjal, konsumsi obat pereda nyeri, narkoba,priskotropika dan zat adiktif

Nah dengan demikian sejatinya kita bisa sih mencegah penyakit ginjal dengan modifikasi gaya hidup. Rutinitas sehari-hari yang  sibuk dan cepat kerap bikin orang jadi ambil langkah yang praktis saja. Apalagi ada ojol dan delivery food sehingga orang jadi malas jalan kaki dan membeli fastfood yang kadar garamnya tinggi. Ingat, garam dapat memperberat kerja ginjal lho. Selain itu kadar garam yang tinggi juga dapat menjadi ancaman hipertensi.

Hati-hati juga bagi pekerja kantor yang cenderung kurang minum dan sedikit bergerak. Saking sibuknya bekerja di ruang ber-ac bisa jadi menyebabkan mereka jadi jarang merasakan haus. Pun orang yang seringnya baru minum kalau haus, kaya saya. Nah hal-hal beginilah yang sering bikin kita tak sadar kalau tubuh kita terdiri dari sebagian cairan yang memerlukan asupan cairan setiap saat. 


Dokter Pringgodigo Nugroho menambahkan, jangan sembarangan minum obat-obatan penghilang nyeri. Ada jenis-jenis obat yang dapat merusak ginjal


Yaah, biar gimanapun, organ ginjal kita sebaiknya jangan dizolimi. Kalau waktunya minum ya minum, kalau waktunya buang air ya jangan ditahan, kalau capek ya istirahat jangan diturbo kalau masih sayang dengan kesehatan ginjal. 

Kalau tidak, mungkin saja ginjal kita yang semakin menurun fungsinya harus diterapi dengan obat-obatan. Di tingkat lanjut mungkin saja kita harus menjalani dialisis (cuci darah) bahkan transplantansi ginjal. 

Wiyyh ngeri. Saya tak bisa membayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan. Sedangkan BPJS 2017 saja sudah menggelontorkan biaya hemodialisis sebesar 3,4 trilyun dan BPJS 2018 menghabiskan 2,4 trilyun rupiah untuk biaya penyakit gagal ginjal. 

Hari Ginjal Sedunia - Ginjal Sehat Untuk Semua 


Untuk itulah, bertepatan dengan peringatan hari ginjal sedunia yang jatuh pada hari kamis minggu ke dua bulan Maret dan tahun ini jatuh pada tanggal 12 Maret 2020 Kemenkes RI kembali mengajak kita semua untuk menyayangi kesehatan ginjal. Adapun tema nasional peringatan hari ginjal ini "Ginjal Sehat Untuk Semua"  bertujuan agar masyarakat mau melakukan perubahan pola hidup sejat dari pencegahan sampai kepada pemerataan layanan kesehatan ntuk semua di mana saja. 

Rangkaian kegiatan yang dilakukan meliputi sosialiasi dan diseminasi informasi tentang penyakit ginjal kronis melalui berbagai media cetak, elektronik dan media lainnya serta pemasangan spanduk, umbul-umbul berisi pesan tentang penyakit ginjal kronis ini. Kemenkes RI juga menghimbau berbagai kalangan untuk dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ginjal kronis yang dimulai dari diri sendiri misalnya (self awareness) : 
1. aktifitas fisik
2. makan makanan sehat (hindari gula, garam, lemak berlebihan),
3. kontrol tekanan gula darah dan tekanan darah
4. monitor berat badan dan mempertahankan berat badan normal supaya tidak obesitas
5. minum air putih minimal 2 liter perhari
6. tidak mengkonsumsi obat-obatan yang tidak dianjurkan dokter
7. tidak merokok    
    
Tidak susah bukan? Kalau masih sering lupa, ayo lakukan pola pencegahan dengan GERMAS atau Gerakan Masyarkat Sehat dengan menerapkan perilaku CERDIK, yaitu : 
C = Cek kesehatan rutin
E = Enyahkan asap rokok 
R = Rajin aktifitas fisik 
D = Diet sehat kalori seimbang
I = Istirahat cukup
K = Kelola Stress

   

 

Tidak ada komentar