![]() |
| Emas muda |
Halo, teman-teman! Apa kabar?
Kali ini, saya mau curhat tentang dilema keuangan yang sering kita hadapi: bagaimana menyeimbangkan keinginan hati dan logika investasi?
Beberapa waktu lalu, saya baru saja menerima rezeki berupa fee dari pekerjaan yang lumayan menyenangkan. Tapi, rezeki ini datang bersamaan dengan godaan besar: emas perhiasan!
Godaan ini bukan tanpa alasan. Sejak beberapa tahun terakhir, satu per satu perhiasan yang saya miliki terpaksa dijual untuk menutupi kebutuhan mendesak. Jujur, melihat kotak perhiasan kosong itu sedih. Saya rindu punya satu dua benda berkilau di jari atau leher, sebagai penanda bahwa saya juga berhak punya aset yang bisa dipakai.
Ditambah lagi, ada rumor yang kencang beredar: konon, di tahun 2026 nanti, shio saya harus pakai emas agar energi rezeki dan magnet uang mengalir deras. Percaya enggak percaya sih, tapi namanya keinginan sudah memuncak, desas-desus baik seperti ini langsung jadi booster hehee...
Konsultasi dengan Financial Planner Pribadi
Sebelum saya langsung 'nyemplung' ke pasar emas, langkah pertama yang wajib saya lakukan adalah konsultasi mendalam. Meskipun kami tidak menggunakan jasa financial planner profesional, peran suami di rumah sudah seperti penasihat keuangan utama.
Kami membahas: Apakah timing-nya tepat? Dan, jenis emas apa yang sebaiknya dibeli, mengingat tujuan saya adalah hybrid—yaitu bisa dipakai sekaligus bernilai investasi. Suami setuju, emas tetap merupakan aset yang baik, dan mengizinkan saya membeli satu buah cincin.
Ini membawa kita pada pertanyaan yang seringkali bikin bingung: Sebenarnya, apa sih kelebihan dan kekurangan investasi emas secara umum?
Kelebihan vs. Kekurangan Berinvestasi Emas
Emas, dalam bentuk apa pun, sudah lama dikenal sebagai aset lindung nilai (atau safe haven) yang paling populer.
| Kelebihan Investasi Emas | Kekurangan Investasi Emas |
| Melawan Inflasi: Nilainya cenderung stabil dan terus meningkat dalam jangka panjang, melindungi kekayaan dari penurunan nilai uang. | Tidak Ada Passive Income: Emas tidak menghasilkan dividen atau bunga bulanan seperti saham atau deposito. |
| Likuiditas Tinggi: Emas murni (logam mulia) sangat mudah dijual atau digadaikan di mana saja. | Biaya Penyimpanan/Keamanan: Kita perlu memastikan keamanan penyimpanannya (brankas atau safety box). |
| Diversifikasi Aset: Cocok sebagai penyeimbang ketika aset lain (misalnya properti atau saham) sedang turun. | Harga Fluktuatif Jangka Pendek: Harganya bisa naik turun dalam hitungan hari/bulan. |
Perhiasan vs. Logam Mulia
Keputusan terbesar saya adalah memilih jenis emas. Jika tujuannya murni investasi, financial planner mana pun pasti akan menyarankan Logam Mulia (emas batangan 24K). Ini sudah saya terapkan bertahun-tahun lalu.
| Pembeda | Logam Mulia (Emas Batangan) | Emas Perhiasan |
| Kadar Emas | Murni 24 Karat (99.99%) | Bervariasi (18K, 23K, atau 30-70% untuk emas muda) |
| Ongkos Bikin | Hampir tidak ada (zero) | Ada, dan ini memotong harga jual kembali |
| Potongan Jual | Sangat kecil (tergantung toko) | Besar, karena dipotong biaya fashion dan ongkos bikin |
| Fungsi Utama | Investasi Jangka Panjang & Tabungan | Fashion, Gengsi, dan Investasi Sampingan |
Meskipun tahu Logam Mulia adalah yang terbaik, saya memilih jalan tengah: Emas Perhiasan (Emas Muda). Saya butuh aset yang bisa saya nikmati dan pakai, tidak hanya tersimpan di brankas.
Pembelian di Pasar: Memilih Emas Muda (30-40%)
Kami pun berburu ke pasar. Saya mencari Emas Muda, dengan kadar sekitar 30% hingga 40%. Kami menemukan cincin yang cantik, dengan harga per gramnya sekitar Rp 800.000.
Saya sadar risikonya. Emas dengan kadar rendah ini sering disebut tidak laku jika digadaikan di Pegadaian karena kadarnya di bawah standar. Ini artinya, likuiditas dan fungsi safe haven-nya berkurang—ia tidak bisa langsung jadi jaminan saat darurat.
Namun, kami sepakat: daripada membeli perak atau barang konsumtif lain, tetap lebih baik membeli emas.
Keunggulan Transaksional Emas Muda Pilihan Saya
Keputusan saya memilih emas muda 30-40% bukan tanpa alasan. Ada beberapa keuntungan transaksional dari toko ini yang menjadikannya pilihan hybrid yang menarik:
TANPA ONGKOS BIKIN: Poin jackpot! Ini meniadakan pemotongan harga terbesar saat kita menjual perhiasan.
BATU PERMATA HILANG, GRATIS GANTI: Toko menjamin perawatan batu permata tanpa biaya. Ini hemat biaya maintenance.
POTONGAN JUAL KEMBALI RENDAH: Jika saya menjual emas ini, potongannya hanya Rp 20.000 per gram. Jika saya tukar tambah (ganti model baru di toko yang sama), potongannya bahkan hanya Rp 15.000 per gram. Potongan serendah ini jarang ditemukan untuk emas muda!
Strategi Investasi Jangka Panjang
Inti dari investasi emas perhiasan adalah mindset: Ia bukan aset likuid yang bisa dijual besok.
Toko mengingatkan: jika dijual dalam waktu dekat, harganya akan dihitung sesuai kwitansi pembelian dikurangi potongan, artinya pasti rugi. Emas muda ini harus dilihat sebagai investasi jangka panjang (minimal 3 tahun ke atas) agar harganya bisa menyesuaikan dengan kenaikan harga emas di pasar global, sehingga potensi keuntungannya menutupi potongan jual.
Penutup: Happy Investment Sesuai Kemampuan
Sahabat, pada akhirnya, membeli cincin emas muda ini adalah perpaduan antara mengikuti kata hati (ingin punya perhiasan) dan menerapkan strategi finansial yang realistis. Meskipun bukan Logam Mulia 24K, cincin ini adalah 'Tabungan Cantik' yang membuat saya senang, memenuhi kebutuhan fashion, dan memiliki potensi pertumbuhan nilai yang baik.
Ini adalah keputusan yang tepat bagi saya. Kalau teman-teman sendiri, apa nih strategi investasinya di tahun depan? Apakah ada yang juga tertarik membeli emas perhiasan sebagai hybrid investasi?



Tidak ada komentar