Pengalaman pertama menggunakan BPJS

Beberapa bulan terakhir ini aku sering mengalami sakit kepala dan rasa tertekan di bola mata. Jika sudah begitu, minum parasetamol dilanjutkan dengan memejamkan mata, menjadi pilihanku. Mengingat usiaku yang sudah menginjak kepala 4 dan kacamata yang aku gunakan sudah berumur lama, mungkin bisa jadi minus mataku menurun atau justru menambah jadi plus, kan?

Awal Maret 2015, kartu BPJS yang dibuat oleh kantor suamiku sudah jadi, maka biasanya aku ke dokter langganan (mamanya teman sekolah Tsaka di SD Hangtuah) kini ga bisa lagi. Aku harus ke Klinik Rujukan sebagaimana yang tertera di Kartu BPJS yaitu Klinik Al Qomar Cileungsi.

Setelah mengutarakan keluhanku ke dokter umum Klinik, aku mendapat rujukan ke Spesialis mata dengan diagnosa Myopia. Selanjutnya aku ditanya, mau ke RS mana untuk rujukannya. Karena jarak rumahku dan RS Hermina Mekarsari cileungsi cuma berjarak lebih kurang 500 meter dari rumah, maka aku memilih RS tersebut.

Surat rujukan tersebut sebelumnya harus di fotocopy dan dilegalisir dengan stempel Klinik tersebut sebanyak 2 lembar. Kemudian aku juga harus melampirkan persyaratan lain berupa :
2 lembar FC KK
2 lembar FC KTP
2 lembar FC Kartu BPJS

Setelah selesai semua persyaratannya, aku pergi ke RS dan menjalankan alur pasien di RS Hermina sebagai berikut :



Kembali aku mengeluhkan kepada Dokter spesialis mata, bahwa bola mataku sering terasa seperti tertekan dan pusing kepala hebat yang sering menyerang. Oleh Dokter, mataku dicek dengan membaca obyek alfabet yang dari ukuran besar hingga kecil tetap menggunakan kacamataku. Aku tidak menjalani pemeriksaan mata dengan sistem komputer atau alat bantu kacamata yang biasa digunakan untuk memeriksa mata. Kesalahanku membaca obyek kecil kata Dokter masih bisa dimaklumi, dengan kata lain kesimpulannya, mataku tidak apa-apa.

Aku diberikan dua macam obat Cendo yang harus aku teteskan selama tiga kali sehari sebanyak satu tetes per masing-masing mata. Sampai rumah, aku googling mengenai indikasi kedua jenis obat tetes Cendo itu. cendo Lyteers berguna untuk melumasi mata atau berfungsi sebagai pengganti air mata sedangkan Cendo Asthenof berfungsi untuk meringankan gejala mata kemerahan serta mengurangi rasa tidak nyaman karena iritasi ringan.

Nah, diagnosa Dokter dalam Medical record tadi apa ya? Sayang, aku ga membacanya lagi sebelum menyerahkan MR ke Kassir. Tapi gapapalah, namanya juga pengalaman pertama, pasti ada yang ga sempurna, ya kan? :-)







12 komentar

  1. banyak komentar miring yg menyatakan kalau pengguna BPJS seperti 'dianaktirikan' membuat saya ragu mau mempergunakan fasilitas ini. tapi semoga itu hanya segelintir saja ya tdk semua pengguna BPJS diperlakukan 'berbeda' dengan pasien yg buka BPJS.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengalaman teman teman juga bervariasi mak Rita, ada yang so far so good, ada juga yang ribet banget. Semoga ini cuma karena keluguanku aja deh ga 'bawel' selama pemeriksaan :-)

      Hapus
  2. Ga di jelaskan lagi sama dokternya mak? Apa diagnosisnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dokternya bilang, mataku lelah sangat aja mak maya.. indikasi obat yang diresepkan hanya buat iritasi mata merah dan satu lagi buat pelumas air mata aja.. Apa hubungannya iritasi mata merah dengan kelelahan mata ya? Ndak tau deh, sepertinya aku tunggu beberapa hari lagi, kalo ga membaik juga rasa tertekan di mata dan pusing hebat ini, aku harus kembali ke dokter deh :-)

      Hapus
  3. tahun ini disuruh ibu buat bikin bpjs individu, ribet gak ya mba nanti prosesnya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo proses pembuatannya sepertinya mudah koq mbak rini, apalagi kalo kolektif :-)

      Hapus
  4. ortu sudah pakai BPJS, akunya yang belum :D

    BalasHapus
  5. saya belum dapat dari perusahaan suami mbak,baca pengalaman teman2 kok rasanya kok ngenes banget ya...jadi was2 kalau mau berobat pake bpjs

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perusahaan diwajibkan pemerintah untuk mengikutsertakan karyawannya memjadi peserta BPJS, kalau tidak katanya ada sanksi. Mungkin sedang proses kali ya mak..

      Hapus