Sampai sekarang terus terang saya dan suami masih sering kebingungan memutuskan di mana lokasi wisata murah meriah untuk anak-anak. Pertama urusan bujet yang mau ngga mau kudu disesuaikan dengan lokasi dan waktu liburannya. Pertimbangannya gini, lokasi liburan yang dekat tentunya bisa ngirit biaya transportasi, ya kan? Kedua, berapa lama waktu liburannya. Kalo bisa seharian jadi ngga usah keluar bujet lagi untuk biaya nginep dan makan yang dihitung berapa kepala dan berapa kali makannya, ya kan? Nah, jadi boro-boro mau liburan ke luar kota atau luar negeri yakz? Ujung-ujungnya ya tetep ngisi liburannya di Jakarta lagi, Jakarta lagi :D
Masalahnya Jakarta sama sekali ngga ada menarik-menariknya. Pernah sih suami ngajak ke Ancol malam-malam kemudian kami camping dengan gelar tikar di pantai sampai pagi menjelang. Anak-anak ya terang aja kegirangan, kapan lagi malam-malam diperbolehkan berendam di air laut dan main air? Selebihnya ya bosen juga, masa ke Ragunan lagi, ke Monas lagi, atau ke Taman Mini lagi. Dari dulu ngga ada perubahan, gitu-gitu aja. Kalau ke Mal? Ahh, kami bukan keluarga yang suka nge-Mal, ga cocok sama dompet hahaha..
Bersyukur sekali saat Launching Jakarta Corners 24 Oktober 2015 lalu saya bisa berkesempatan hadir. Dibuka oleh MC. Arie yang konon katanya kembarannya Gayus itu (toos ya Rie..^^) Jakarta Corners digagas oleh 6 orang blogger yang hobi travelling. Dalam sambutannya, Donna Imelda berkata, “Jakarta Corners bukanlah program milik pemerintah, kami independent dan hanya ingin membantu mengeskplorasi human interest terhadap Jakarta. Kami ingin menjadikan Jakarta tak hanya ber-image sebagai biangnya macet dan polusi aja.”
Menurutnya, selama ini Jakarta kenapa cuma menjadi kota transit wisatawan aja. Kenapa para wisatawan ga mau berlama-lama stay di Jakarta? Macet dan sumpek bisa jadi menjadi alasannya karena Jakarta dikenal sebagai salah satu kota terpadat di dunia. Padahal, menurutnya, Jakarta mempunyai banyak sudut menarik yang sering luput dari promosi. Kenapa orang Jakarta sendiri lebih memilih mengisi liburannya ke Mal, apa sebabnya? Bisa jadi, banyak orang Jakarta sendiri memang tidak tau jika ada banyak berbagai alternatif tempat yang menarik untuk dijelajahi di Jakarta.
Menurutnya, selama ini Jakarta kenapa cuma menjadi kota transit wisatawan aja. Kenapa para wisatawan ga mau berlama-lama stay di Jakarta? Macet dan sumpek bisa jadi menjadi alasannya karena Jakarta dikenal sebagai salah satu kota terpadat di dunia. Padahal, menurutnya, Jakarta mempunyai banyak sudut menarik yang sering luput dari promosi. Kenapa orang Jakarta sendiri lebih memilih mengisi liburannya ke Mal, apa sebabnya? Bisa jadi, banyak orang Jakarta sendiri memang tidak tau jika ada banyak berbagai alternatif tempat yang menarik untuk dijelajahi di Jakarta.
Dengan latar belakang itu, akhirnya Jakarta Corners pun resmi dibuat. Di website ini kita bisa temukan berbagai rekomendasi tempat kuliner di Jakarta dan sekitarnya yang unik dan menarik. Berbagai informasi disajikan seperti event-event, berbagai Festival, Warisan sejarah berupa bangunan atau kisah di balik situs sejarah yang menarik dikunjungi, dan berbagai keunikan lainnya di Jakarta. Diharapkan dengan adanya Jakarta Corners, Jakarta akan menjadi pilihan terbaik Wisatawan asing maupun lokal untuk dijelajahi.
Jakarta Corners juga membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin berbagi pengalaman dengan menyumbangkan tulisan mengenai Jakarta dan sudut-sudutnya, pungkasnya.
Jakarta Corners juga membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin berbagi pengalaman dengan menyumbangkan tulisan mengenai Jakarta dan sudut-sudutnya, pungkasnya.
Empat dari enam Founder Jakarta Corners, dari ki-ka : Donna, Shinta, Rien, Evi |
Sehubungan dengan wisata murah di seputaran Jakarta, mas Teguh Sudarisman founder Komunitas Penulis Pengelana yang juga seorang Editor membagikan tips jalan-jalan yang syukur-syukur bisa menghasilkan duit untuk para Blogger dengan tema What You didn’t know about Jakarta. Dari hasil survey, wisatawan di Jakarta itu masih didominasi oleh wisatawan daerah. Merujuk ke luar negeri, tujuan Bangkok rupanya menempati rangking teratas pilihan wisatawan dunia. Hiekz, ngenes banget jika membayangkan Jakarta menempati urutan ke berapa tuh ya?
Lelaki yang gaya bicaranya easy going ini menyambung pembicaraan, “padahal banyak hal-hal menarik di Jakarta yang bisa dijadikan bahan tulisan menarik untuk dikunjungi dan juga mudah dijangkau transportasi umum lho.” Nah ini dia yang saya cari, dekat dan irit bujet hihihihi
"Buka peta deh, kita bisa lihat ada banyak museum, ratusan Mal, ragam tempat kuliner bahkan melipir ke pinggiran Jakarta, ada kawasan pulau seribu dan pernik unik menarik di seputaran Tangerang, Depok, Bekasi dan Bogor. Tinggal kita yang menyesuaikan aja dengan tenaga, waktu dan bujet pastinya ya." Walaaah, iya benerrr :D
Yang penting, katanya, jadikan menulis itu niatnya untuk berbagi. Nah, berbagi juga jangan setengah-setengah. Usahakan kita juga menguasai skill fotografi dan skill menulis yang apik, sehingga tulisan kita jadi ‘greng’ dan layak dijual di media. Tuuh, siapa yang ngga mau ya?
Untuk efisiensi waktu dan biaya, mas Teguh mengajak Blogger terbiasa membuat itinerary liputanterlebih dulu. Mas Teguh memberikan contoh itinerary ala dia seputaran Senen Jakarta Pusat. Di kawasan ini dalam sehari kita bisa temukan banyak bahan untuk tulisan misalnya kuliner nasi kapaunya, pasar kue subuhnya, nonton wayang orang Barata, back stage wayang orang Barata, sop buntut enak di hotel A, review hotel A dan lain-lain.
Kuncinya, tangkap sudut-sudut unik yang ditemui dan jangan lupa didokumentasikan. Variasi liputan bisa dari angle wawancara atau suasananya atau pementasan eventnya gimana. Yang penting tetap focus aja meski melakukan banyak hal dalam meliput sesuatu selama sehari penuh itu.
Setelah menulis, coba kirimkan ke artikel berbagai media. Urutkan publikasi artikel berdasarkan Dead line-nya. Pesannya sih singkat, jangan terpaku mengirimkan ke media Jakarta aja. Kirim ke media daerah, bahkan jangan ragu untuk publikasi ke luar negeri. Seperti Mba Rien yang juga contributor Jakarta Corners sukses lho mengirimkan artikelnya di berbagai media travel seperti majalah di Airways. Ahaaay… kereenn :D
Jika membuat tulisan travel, gunakan bahasa personal bukan seperti Wikipedia. Dahulukan kirim ke Media baru posting di blog. Agar ngga terjebak pakem,sebaiknya Blogger sesekali menulis dengan gaya dan pakem media, agar tulisannya lebih gampang diterima dan dipublikasikan media. ~ Teguh Sudarisman
Faktor lain yang mendukung agar artikel kita bisa dipublikasikan media adalah ketahui standar yang berlaku di Media yang kita tuju. Contohnya kualitas tulisan dan resolusi foto yang ngga sesuai kriteria pernah dialami seorang Blogger akibatnya dia gagal nembus media. Waduuh, jadi sebaiknya memang ‘kenalan’ dulu sih dengan pihak Media-nya ya J
Kemudian, jika kita sudah bisa menghasilkan uang dari hasil tulisan, pesan mas Teguh, ”Tambahkan terus kemampuan. Caranya, investasikan sebagian honor untuk membeli buku, gadget berkualitas atau nambah applikasi berbayar untuk gadget."
Mas Teguh menjelaskan aksesories apa aja yang penting dan wajib dipunyai seorang Jurnalis dan Bloggger untuk meliput kegiatan misalnya Memory Card, Power Bank, Tripod, Tongsis, Adaptor Tripod, Casing Underwater, Microphone stereo. Sementara untuk applikasi edit foto berbayar contohnya snapseed, duluxeFX,
Siip mas, makasih yaaa... Aassik banget kan materi yang dijelaskan mas Teguh, bernas banget J
Hotel Grand Zuri bergaya kontemporer dengan desain modern yang nyaman |
Gathering yang berlokasi di Grand Zuri hotel BSD berlangsung dengan penuh suasana keakraban. Dasar Blogger, sejak sebelum acara dimulai aja gelak tawa, ledek-ledekan, cipika cipiki atau say hai menjadi hal yang lumrah banget. Contohnya saya pas ketemu Evrina. Di kepala sudah inget namanya, tapi yang disebut malah nama lain. Sempat Evrina mbrengut mendengar sapa ramah saya yang salah alamat.. hahaha.. maaf ya dear J
Kemudian, kejadian berikut antara saya dengan mba Evi Indrawanto. Daripada sok akrab terus jadi salah lagi, saya menyapa dan langsung nembak nanya, “maaf siapa deh namanya mba?”
“Aku Evi, “ jawabnya hangat. Eladalah, di belakang aku kedengaran ada yang bisik-bisik, “eh, yang ini tho yang namanya mba Evi.” Hayooo, ketahuaaan..hihihihihihi…
Dari awal saya datang, suasana kehangatan di Grand Zuri Hotel emang terasa seperti di rumah sendiri lho, homeey banget. Ssttt… jangan bilang-bilang ya. Ceritanya saya datang termasuk kepagian dalam kondisi belum sarapan pula. Di meja ujung saya lihat pemanas kopi dan teh, lalu saya otomatis aja nyeduh kopi dulu buat penghangat perut. Anggap aja rumah sendiri… hehehe..
Sambutan dari Pak Dimara perwakilan dari manajemen Grand Zuri Hotel. Terimakasih atas sambutannya ya Pak :) |
Pak Dimara mewakili manajemen Grand Zuri Hotel menjelaskan. “We know how to please you merupakan motto Grand Zuri Hotel yang merupakan satu kesatuan antara leasure dan konsep bisnis.”
Berada di pusat kota BSD, jalan pahlawan Seribu Kav. Ocean Walk blok CBD lot.6 BSD, Grand Zuri Hotel bersebelahan dengan Teras Kota Mall dan Ocean Park Water Adventure. Hotel berbintang empat ini juga dekat dengan tol Jakarta-Merak, perkantoran, pusat hiburan dan perbelanjaan.
Kelebihan lainnya, Grand Zuri Hotel menyediakan shuttle bus ke daerah AEON Mal, Free alias gratis. Selain itu, dengan tambahan biaya, fasilitas antar jemput menuju ke Bandara Soekarno Hatta telah disiapkan juga. Tapi jika berkendara sendiri toh hanya dengan waktu lebih kurang 35 menit sudah sampai koq. Jadi pantaslah ya jika Grand Zuri itu lokasinya strategis sekali.
Grand Zuri Hotel memiliki 132 room yang terbagi dalam beberapa type. Superior ada 115 room, deluxe ada 2 room, executive ada 8 room, junior suite ada 6 room, dan presidential suite ada 1 room.
Kelengkapan lain yang ada di tiap room misalnya ada fasilitas alat pembuat kopi dan teh, 2 botol air mineral, surat kabar, AC, IDD telpon, kunci dengan system kartu elektronik, mini bar, kotak safe deposit, LCD televisi dengan banyak channel, hair dryer, bathrobe, setrika dan papannya, juga sandal kamar. Demi kenyamanan tidur, kasurnya dibuat dengan merk Zuri Dream khusus dari pabrikan KingKoil, perusahaan Spring bed ternama berkualitas kelas atas. Woow :)
Selain ruang kamar yang memadai, Grand Zuri Hotel juga mempunyai 7 function room untuk meeting, dengan berbagai ukuran dan fasilitas. Untuk yang suka olah raga, Grand Zuri Hotel juga menyiapkan ruang Fitness dengan beragam alat-alat penunjangnya, Spa dan kolam renang di Wellness Center.
Oiya, acara makan di Cerenti Restaurant yang buka 24 jam ini juga sempat bikin saya klepek-klepek. Sementara teman-teman yang lain sudah nyerbu antrian, saya lebih suka keliling dulu nge-tag pilihan saya. Ngga pake ba-bi-bu, untuk makanan pembuka semangkuk laksa, tahu gejrot dan Es sirop merah apa itu ya yang ada kelapa mudanya sukses diserbu naga-naga dalam perut saya. Setelah itu baru lanjut deh ke menu utama. Alamak, enaknyo.. Sayang karena tuntutan alam bawah sadar, saya sampai lupa medokumentasikan makanan saya.. hahaha… *siap buka sontekan dari mas Teguh lagi
tampak depan Cerenti Restaurant |
Meski ga dapet hadiah apa-apa, baik dari live tweet atau bertanya, tapi saya udah seneng banget bisa jadi bagian keseruan gathering ini. Selamat ya buat Jakarta Corners. Saya mau nyumbang tulisan seputar pasar kembang di Rawa Belong ah, tempat saya dan si Pitung lahir dan besar hehehe… Oiya, sampai lupa... Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog
Jakarta Corner yang disponsori oleh Hotel Grand Zuri BSD. Jangan lupa ikutan yaaa J
Jakarta Corner yang disponsori oleh Hotel Grand Zuri BSD. Jangan lupa ikutan yaaa J
hotelnya nyaman banget ya mbak
BalasHapusiya bener.. home sweet home :)
HapusKalo mau ikutan acara seperti ini bagaimana yah mba caranya
BalasHapusgabung dengan banyak komunitas blogger di facebook mas, akan banyak info event2 seperti ini yang dishare di grup2 tsb. perbanyak teman juga, biasanya kalo yg klik di hati sering dengan suka rela bisikin info2nya. salam kenal ya mas, jika mau coba add FB saya aja ya :)
Hapusaihh hotelnya kelihatan nyaman ya mba
BalasHapusnyaman banget, homey :)
Hapussekalinya main lagi ke blognya mbak diah ehhh.. udah cantiik banget *eaa. yuuk ahh kapan-kapan kita nginep di Grand Zuri. Ajak anak-anak nyebur di kolam renangnya sambil liat Teras Kota ^___^ *dream*
BalasHapusbagus? aah yang bener chiii.. hahhaa...
Hapusaamiin... semoga ada rezeki ya chi bisa nginep di grand zuri, biar krucils2 kita pada asik2an nyebur dan kita emak2nya juga bisa punya me time.. eh koq jd ngayal, kalo kita me timenya ngapain ya nanti? paling nontonin krucils bareng2 ya chi hahahha
Waaah ilmu yang di-share mas Teguh banyak banget ya mbak.
BalasHapusAiiiih jadi penasaran dengan cerita tentang pasar kembang di Rawa Belong. Yuk mbak dikirim ke Jakarta Corners
iya.. dan semuanya bener2 ga kepikir sama aku kalo mas teguh ga ngasih tau hiihihh..
Hapusiya mba, beneran ini.. nanti aku mau mangkal di pasar kembang cari bahan tulisan aah, kayanya bisa jadi berapa tulisan juga tuh hehe
Alhamdulillah, kalau acaranya meriah dan talkshownya bermanfaat mba, makasih yaaa tulisannya
BalasHapussama sama mba dewi, semoga bisa bermanfaat ya mba meski share via tulisan juga :)
HapusAku suka banget deh pas diajak liat2 kamar 328 yg deket kolam itu, berasa ngga mau plg. Haha
BalasHapus