Cara Menciptakan Peluang Penghasilan Dari Blog (part 2)





Di postingan sebelumnya saya sudah mengulas persiapan apa aja yang harus dilakukan seseorang yang berminat terjun untuk menjadi Blogger. Blogpreneur istilahnya. Sekarang di postingan ini saya akan mengulas lebih spesifik lagi pada kiat-kiat yang dilakukan oleh Haya Aliya Zaki seorang Mentor Blog saya juga yang ga jaim sama sekali meski lagi tampil sebagai pembicara. *piss yo maak J

Berlatar belakang fakultas Farmasi di Universitas Sumatera Utara dan Apoteker dari Universitas Indonesia Tante (koq tante??) Haya beberapa kali menang lomba menulis Blog bertopik Kesehatan dari sudut pandangnya yang paham mengenai dunia medis. Sekitar dua tahun lalu kalau ngga salah, beliau diundang oleh sebuah Rumah Sakit di Singapore untuk mencicipi treatment pelayanan kesehatan secara cuma-cuma di sana. Bukan aja menikmati treatment layanan kesehatan aja tapi akomodasi dan transport pp plus uang sakunya juga ditanggung lho. Asyik banget yaa..

Tante Haya Aliya Zaki sedang memaparkan Get Opportunities from Writing Health
Passion
Heemmm, penasaran kan caranya gimana sih bisa seperti Tante Haya. Sama dengan yang dikatakan Teh Ani Berta di postingan lalu, passion merupakan kunci yang megang peranan untuk ‘jiwa’ tulisan kita. Bisa bayangin kan seperti apa bedanya tulisan kita jika kita memang paham sekali atau ngga paham sama sekali dengan apa yang mau kita tulis. Nah seperti itulah gambarannya.

Menurut Tante, hal-hal sederhana di keseharian kita juga bisa dijadikan bahan konten tulisan blog kita. Sebagai contoh aja pengalaman kita ketika menghadapi anak kita yang tiba-tiba panas demam bisa tuh dijadikan content tulisan kesehatan yang menarik. Begitu juga dengan tanaman-tanaman di pekarangan kita yang dipercaya bisa dijadikan obat tradisional sakit pada umumnya juga layak dijadikan content. Intinya sekali lagi, tentukan dulu passion kita maunya apa.

Personal Branding
Kembali lagi sama seperti yang Teh Ani katakan, Tante Haya juga membuat personal branding dirinya dengan topic kesehatan. Tante Haya mencontohkan, merk margarine Blue Band brandingnya justru lebih mahal dari sebuah kota lho. Waah, sebegitu besarnya arti sebuah branding ya?

Membangun personal Branding itu tidak mudah. Untuk itulah antara passion dan ketekunan untuk berfokus menulis segala hal mengenai kesehatan menjadi acuannya. Pola hidup sehat juga harus ditunjukkan di sosial media dan kehidupan sehari-hari. Jangan biarkan orang jadi mikir aneh-aneh, “Koq ni orang tiap hari nulis soal makanan sehat tapi makanan yang dia makan koq jorok sekali sih!”

Untuk mengasah golok eeh melatih kemampuan menulis maka rajin-rajinlah ikutan seminar atau event-event yang bertema kesehatan. Ikuti juga kompetisi writing Blog yang bertema kesehatan. Nah, ilmu sedikit apa pun akan jauh lebih bermanfaat apabila dibagi, kan? untuk itulah, jangan pelit bagi-bagi ilmu kesehatan yang kita miliki. Contoh sederhananya aja kita bisa lho menjadi contributor website yang dibayar ataupun cuma-cuma.  Jangan malu-malu meong juga untuk gabung dengan komunitas kesehatan untuk membangun personal branding diri kita.

Networking
Sama lagi dengan apa yang diungkapkan Teh Ani Berta, bahwa networking sangat diperlukan untuk membangun personal branding diri kita. Tante Haya bilang, “kartu nama jangan dipake buat media biar dapetin doorprize aja tapi dibagi-bagikan ya.” Nah lho, siapa tuh yang begitu hahaha…

Kartu nama adalah salah satu kunci untuk saling terhubung. Sesuatu yang konvensional masih sangat diperlukan ~ Haya Aliya Zaki

Selain kartu nama ngga ada salahnya juga untuk bergabung dengan berbagai komunitas yang sama-sama concern pada kesehatan. Menurutnya, setiap komunitas pasti akan memberdayakan teman-teman yang kompeten pada bidangnya. Jadi siapa tau ada jodoh ya kan. Namanya juga usaha kan harus dijemput dengan segala cara hehee..

Optimize Social Media
Menambahi kiat-kiat yang dikatakan Teh Ani Berta dalam memanfaatkan Sosial Media seperti Facebook, Twitter dan Instagram, Tante cantik ini memberikan saran untuk rajin-rajin mengupdate akun  Linkedin. Beliau juga menyarankan untuk membuat Fanspage di Facebook.

Katanya, nih, dari fitur Fanpage Facebook beliau bisa menjangkau lebih banyak pengunjung yang membaca tulisannya yang dipublish dan di share via Fans page miliknya. Katanya lagi, di Fanspage kita bisa memilih target pembaca untuk membantu promosikan posting tulisan kita yang berguna untuk meningkatkan trafik kita. Woowww, optimasi sosial ini penting banget ya untuk mengumpulkan portofolio kita. Siipp, siipp segera akan dipraktekkan aah….

Kemudian, jangan lupa untuk settingan akun Sosial Media kita harus disetting untuk publik jangan disetting private. Siapa yang mau ‘melirik’ kita kalau gorden dan pintu rumah digembok?

Etika lain yang harus kita tau untuk menjadi Blogger elehan *halagh contohnya share inspiring quotes, pajang foto-foto menarik, dan jangan mengeluh terlalu sering di sosial media. Sesekali sih ga papa namanya juga manusia, kadang-kadang kan butuh pelampiasan, salah satunya di Sosial Media. Yang penting jangan TERLALU SERING. Aura negatif sama sekali adalah hal terlarang ditampilkan untuk membangun personal branding yang penuh pesona.. cieee.... 

Sama seperti yang Teh Ani Berta katakan, jangan sungkan untuk mempublish prestasi-prestasi daripada mempublish emosi dan keluhan. Seperti tuan rumah yang baik sekali lagi jika ada komentar-komentar di postingan Sosial Media kita jangan abaikan.

Do chit chat on your status ~ Haya Aliya Zaki


Menulis blog saat ini bukan sekedar menulis aja. Dengan menggabungkan konten yang bernas, foto-foto menarik yang ngga blur dan  video singkat maka sebuah postingan blog akan menjadi pembeda dengan tulisan lainnya. Ada nilai plusnya, broh!

Teknik Mewawancarai Pasien
Pada tingkat yang lebih tinggi, menulis hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan bisa jadi bukan lagi dari pengalaman sendiri aja. Bisa jadi pada suatu waktu kita dihadapkan untuk menuliskan pengalaman yang dialami seorang pasien penderita penyakit tertentu. Menurut Tante Haya, ada banyak persiapan yang perlu dilakukan sebelum mewawancarai Pasien dan etika jurnalistik apa aja yang harus diketahui seorang Blogger sebelum mempublish tulisannya.

1.       Sebelum mewawancarai pasien terlebih dulu kita harus mempunyai data pendukung dari berbagai sumber. Kita bisa mencari tau dari meng-interview orang-orang terdekat seperti Dokter pribadi, keluarga terdekat dan teman-teman dari lingkungannya. Hal ini merupakan sebuah cara untuk menggali lebih dalam mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan pasien itu sendiri.
2.       Setelah mendapat lampu hijau dari pasien untuk diwawancarai, tanyalah lokasi wawancara yang menurut si pasien nyaman baginya. Bisa di rumah, kafe atau yang lainnya.
3.       Saat wawancara sebaiknya gesture tubuh kita juga harus menampilkan aura positif supaya pasien ngga merasa takut atau terancam bak diwawancarai di sidang pengadilan umpamanya. Mulailah obrolan dengan sapaan hangat dan obrolan ringan-ringan seperti cuaca, makanan kesukaannya atau hobi favoritnya.
4.       Ada kalanya saat wawancara terjadi kondisi yang ngga diinginkan, sehingga pasien ngga sanggup untuk melanjutkan. Jika sudah begini, maka segera STOP. Jangan dilanjutkan wawancaranya meski durasi efektifnya adalah 1,5 jam. Beri jeda untuk melanjutkan wawancara maksimal seminggu setelahnya.
5.       Setelah wawacara selesai segera tuliskan hasilnya dan beritahukan kepada pasien apa kekurangan yang harus ditambahi dan apa yang harus dikurangi. Di sini etika jurnalistik berperan, di mana kita harus mengetahui juga hak azazinya untuk mempublish sebagian atau keseluruhan dari dirinya.
6.       Jangan lupa lakukan cross cek dengan pihak kesehatan yang kompetif seperti Dokter dan Perawat untuk menghindari kesalahan ketika tulisan telah dipublikasikan.

Nah, apabila kita stuck juga dengan istilah-istilah kedokteran yang ngga lazim didengar Tante Haya menyarankan untuk tetap menggunakan kata-kata yang simple tapi ngga mengubah arti. Misalnya aja, tante Haya memberikan contoh pemilihan kata 'anyang-anyangan' yang digunakan di tulisannya daripada menggunakan kata-kata 'radang kandung kemih'.

Saran lainnya, gunakan kata-kata singkat maksimal 14 kata dalam satu kalimat,hindari istilah atau jargon yang ngga dimengerti orang lain, selipkan pesan kunci agar message tersampaikan dan yang terakhir jangan salah menyebutkan gelar dan nama narasumber tenaga medisnya.

Cari bahan referensi tulisan dari buku-buku dan jurnal kesehatan, tapi Wikipedia sama sekali ngga direkomendasikan ~ Haya Aliya Zaki

Etika jurnalistik
Blogger memang independent ngga seperti Wartawan yang terikat dengan redaksi sebelum tulisannya dipublish. Namun, meski independent sebagai Blogger pun kita harus tau sedikit banyak etika jurnalistik. Nah, etikanya apa aja sih?

1.       Tidak menginformasikan Jenis kelamin, usia dan lokasi. Bahkan dalam kasus korban pelecehan seksual dan perkosaan nama ataupun inisialnya aja pun tidak diperbolehkan dicantumkan.
Pernah saya mendengar ada kasus ketika TKI di Malaysia-kalau ngga salah-yang terjangkit HIV dipulangkan ke daerah asalnya di Jawa Tengah. Konon, dari pemberitaan di media, diketahui ada tiga orang TKI yang berasal dari desa tersebut yang bekerja di Malaysia dan dia adalah satu-satunya TKI yang pulang kampung saat itu. Jadi, sebaiknya berhati-hati aja sebelum mempublish tulisan dengan tidak men-share informasi yang menyudutkan.
2.       Tidak menginformasikan data mendetil mengenai informasi kesehatan si pasien dan hasil test.
3.       Tidak menampilkan foto-foto bagian tubuh yang terluka dan foto-foto tindakan medis yang dilakukan pada bagian tubuh yang terluka tersebut. Jika terpaksa menampilkan foto-foto untuk penunjang tulisan maka sebaiknya foto-foto diblur terlebih dulu.

Soft Selling
Terakhir tante Haya membagikan kiat-kiat menulisnya, meski ada pesan sponsor tapi pembaca ngga merasa seperti diintimidasi Sales marketing produk untuk beli barang. Nah, berikut penjelasannya :

Menurutnya, soft selling itu artinya tulisan kita harus natural, personal alias ada user experience dan tidak ngiklan banget.

Pertama, awali dengan pertanyaan yang terkait dengan topic yang kita angkat sebagai kata-kata pembukanya. Fokuskan tulisan pada hal yang bermanfaat seperti menulis mengenai tips dan tutorial. Gunakan teknik persuasive dengan ngga mengumbar kata-kata ‘jaminan mutu’ atau ‘janji-janji pasti sembuh’.

Sharing is caring. Nah, gunakan pengalaman kita untuk ditulis dan dibagikan karena kita peduli dengan problem yang dialami pembaca kita. Jadi jangan berfocus untuk menjual barang karena kita bukan sales marketing.

Bloggers sell stories NOT product ~ Haya Aliya Zaki

Teknik soft selling lainnya adalah tidak menyebut nama brand berulang-ulang. Sebelum dipublish, pastikan sekali lagi tulisan kita sudah sesuai dengan permintaan klien. Pokoknya,teruslah menulis konten blog meskipun tidak dibayar. Ibarat etalase toko masa sih konten blog kita isinya job-job-job aja hehehe…


CNI
Acara Buka Bersama yang disponsori CNI (Citra Nusa Insan Cemerlang) sebuah perusahan multi level marketing yang berfokus pada usaha perdagangan produk ini merupakan merk dagang yang sudah saya kenal lama. Setiap Member CNI bisa menjadi konsumen tetap produk CNI atau ikut memasarkan produk dalam jaringan pemasaran yang dikembangkannya selama ini.

Sempat vakum selama beberapa tahun, beberapa bulan lalu kembali saya mengaktifkan keanggotaan saya sebagai member CNI. Pasalnya, saya dan keluarga belum bisa move on dari Sun-Chlorella gel bening hijau yang punya segudang manfaat buat kesehatan ini dan cream putih dingin Nutrimoist yang berguna sekali untuk pemakaian sehari-hari. Ditambah lagi dengan keluhan si sulung Nala yang ingin badannya cepat tinggi.
ini dia starter kit saya :)

Ingat kata-kata  tinggi badan tetiba saya jadi ingat Phito Lyte dari CNI. Saya jadi ingat pengalaman kakak saya. Anaknya minum Phito Lyte selama proses pertumbuhannya kini memang tinggi badannya menjulang dari anaknya yang lain. Terlebih lagi kakak saya dan suaminya berperawakan sedang. Konon tinggi badan dipengaruhi salah satunya dari gen keturunan tinggi badan orang tuanya. Nah berbekal pengalaman nyata kakak saya sendiri maka saya memutuskan untuk bergabung kembali menjadi member di CNI.

Sempat tadinya saya bingung mencari Upline saya mengingat sudah lama sekali saya kehilangan jejak teman-teman dari CNI. Tapi syukurlah berkat kecanggihan jaman sekarang, maka saya coba-coba buka Google dan menemukan cara mudah belanja produk CNI di website GeraiCNI.com. 


Berhubung belanja pertama waktu itu mencapai lebih Rp 500.000 di akhir transaksi ada penawaran untuk menjadi member. Tidak dikenakan biaya pendaftaran dan malah justru mendapat bonus diskon harga maka penawaran tersebut ngga saya sia-siakanlah. Emak-emak dikasih korting mah siapa yang sanggup nolak kan hahaha…

Selesai melakukan transaksi via ATM BCA saya pun duduk manis menunggu pesanan saya datang. Dua hari kemudian, pesanan saya dan starter kit sebagai member CNI saya datang secara terpisah. Alhamdulillah, sampai sekarang saya menerima rutin via email laporan transaksi dan benefit atas pembelian saya di CNI. Nah, buat yang penasaran dengan produk CNI, buka aja GeraiCNI.com yaa…

kartu keanggotaan saya yang terbaru. Catet, 21 Maret 2016 :)

Kebetulan pas acara berlangsung saya sempat ngobrol dengan mas Samsudin dari CNI mengenai pilihan saya untuk memberi suplemen Phito Lyte pada Nala sulung saya. karena sama-sama punya pengalaman menarik mengenai produk CNI kami jadi terlibat obrolan seru. Beliau menyarankan saya untuk memberikan suplemen Phito Lyte dan Wakasa Gold juga agar manfaatnya saling menunjang.

Untuk problem flek-flek di wajah saya, mas Samsudin setuju saya tetap menggunakan Cream Nutrimoist untuk pemakaian luar dan Sun Chlorella untuk meregenerasi sel-sel yang rusak dari dalam tubuh. Terakhir Mas Samsudin bilang, “namanya suplemen jangan pernah berharap hasil yang instan ya Bu.”

Iyalaaahh… sama halnya seperti menulis Blog, nikmati aja prosesnya. Makasih CNI, Teh Ani dan Tante Haya atas ilmunya yang bermanfaat ini. Semoga saya bisa mengaplikasikan dan membagikan kembali ilmu dan pengetahuan yang saya dapat agar semakin menyebar dan bermanfaat untuk orang lain. 

Tidak ada komentar