Menjahit Cardigan, Menjahit Masa Depan





Ayo cung, siapa yang di rumah punya mesin jahit? Heeem, menurut analisa saya nih, mesin jahit merupakan benda langka di rumah tangga jaman sekarang. Pasalnya, kebanyakan perempuan jaman sekarang itu kebanyakan jadi wanita pekerja. Siboook teruss. Selain itu, jasa penjahit atau tukang permak keliling juga menjadi solusi bagi ibu-ibu rumah tangga yang konon punya waktu lebih banyak dari wanita kerja. Dipikir-pikir buat apa punya mesin jahit kalau urusan jahit menjahit bisa dialihkan ke penjahit atau tukang permak, kan? Mending nonton sinetron aja ya? *eeh.. hahaha

Omong-omong soal mesin jahit, saya jadi ingat waktu masih SMP. Pertama kali saya mengenal belajar menjahit sewaktu pelajaran Tata Busana. Saat itu saya diajarkan membuat kemeja, rok selutut dengan split di tengah ala rok SMP dan membuat kimono. Saya belajar mulai dari mengukur badan, membuat pola lalu menjahit dengan tangan di kertas singkong dengan skala yang diperkecil hingga menjadi baju, rok dan kimono. Hasil dari pelajaran itu herannya sama sekali ngga ada yang saya ingat. Lupa semua.

Nah, seperti ini kaos flanel nama yang saya jahit tangan sendiri :)

Tapi namanya naluri wanita, saya kembali bergelut di dunia jahit menjahit setelah resign kerja sepuluh tahun lalu pas barengan si bontot lahir. Dari Sekretaris kantor saya alih profesi menjadi Crafter.
Saat itu yang lagi booming apa-apa yang dijahit dengan flannel. Saya membuat berbagai pernak pernik menarik dengan jahit tangan.

Sempat sih ada rencana mau membesarkan usaha Craft flannel dengan cara membeli mesin jahit. Tapi, alamak harganya. Mundur-mundur cantik deh. Terlebih Mesin Jahit jaman sekarang sepertinya modelnya all in one deh. Katanya bisa membordir aneka model, bisa membuat lubang kancing dan bisa menata kerapatan jahitan.

Mba Astri Damayanti
Alhamdulillah, pertanyaan saya terjawab. Dalam workshop menjahit yang diselenggarakan Brother Mesin Jahit dan Kartini Bluebird di Museum Textile Tanah Abang pada 18 Agustus 2016 lalu saya mendapat banyak sekali ilmu menjahit. Kebetulan sahabat saya yang juga sesama Blogger Mba Astri Damayanti yang punya hajat ini juga didukung oleh Penerbit Puspaswara. Puspaswara yang intens sekali menerbitkan buku-buku ketrampilan dan kerajinan tangan dimana salah satunya adalah buku karya mba Astri Damayanti dan Bu Hj. Tati Murtati yang juga hadir dalam acara ini.mengadakan Bazaar buku-buku kerajinan tangan di lokasi Workshop dengan harga miring. Uwooww… 



Peserta Workshop yang terdiri dari Bloggers dan Kartini Blue Bird




 Menjahit merupakan ketrampilan kemampuan dasar yang bisa dimiliki siapa saja. ~ Astri Damayanti


Tampak hadir Asdep Budaya Bapak Usmayadi dan Asdep Pariwisata Bapak Eldy

Ibu Sylviana Murni Deputi Pariwisata dan Kebudayaan

Okelah kita mulai ya, jjadi elajaran menjahit kali ini adalah membuat Cardigan. Tentunya proyek membuat Cardigan ini menggunakan tekhnik yang simple sekali sehingga bisa diaplikasikan pengerjaannya bahkan untuk pemula sekalipun. Banyak teman-teman Blogger yang masih kebingungan saat menggunakan mesin jahit Brother. Bisa dimaklumi lah ya, yang mana tempat meletakkan sekoci dan gimana cara menempatkan benang memang harus dipelajari sebentar. Kasihan Mas Bro dari Brother yang hilir mudik dipanggil-panggil mesra teman-teman minta diajari. Cape ya Mas? Hihihi…

Kebetulan dari 10 mesin jahit Brother seri GS2700 yang disediakan panitia, kami harus bergantian menggunakan mesin jahitnya. Dibagi dalam beberpa kelompok Mba Astri da tim jahitnya mengajari kami dengan sabar satu-satu.  Nah, untuk yang penasaran bikin Cardigan di rumah berikut saya kasih uraiannya ya…

Cardigan model Batwing namanya kalo ga salah deh :)

Cara membuat Cardigan :
1.       Lipat kain menjadi empat bagian.
2.       Pasang pola badan dan pola pita leher di lipatan kain. Sematkan jarum pentul agar pola ngga bergeser. 



3.       Gunting pola dengan melebihkan kurang lebih 2 cm dari ukuran pola.
4.       Pasang karbon di bagian bawah kain lalu rader bagian lengkung lehernya.
5.       Gunting bagian tengah depan badan lalu lipat ke bagian buruk kain dengan ukuran kurang lebih 2 cm.
6.       Jahit bagian kiri dan bagian kanan badan.
7.       Sementara ini bagian badan sudah jadi. Sekarang kita lanjut ke bagian pita.

cara merader juga ada aturannya, lihat posisi telunjuk deh :)
Cara membuat pita leher :
1.       Ukur bagian belakang leher yang ada di pola badan. Misal didapat angka 15 cm ya.
2.       Pola bagian leher yang tadi digunting tetap dalam kondisi terlipat, lalu ukur di bagian kiri 7,5 cm dan di bagian kanan 7,5 cm sehingga presisi ukuran pita di kanan kirinya sama-sama 15 cm.
3.       Pasang viselin tepat di bagian tengah pola. Samakan ukurannya menjadi 15 cm.
4.       Setrika kain dan viselin agar menempel.
5.       Jahit dari bagian buruk pita leher di lidah kiri dan lidah kanan pita. Tapi jangan dijahit semuanya ya. Sisakan 15 cm tadi. Setelah dijahit balikkan kain dari bagian buruk ke bagian baik.

Cara menyatukan badan dan pita :
1.       Ambil kain bagian badan dan bagian pita.
2.       Lalu di bagian lengkung leher satukan dengan bagian tengah pita yang belum dijahit.
3.       Sematkan jarum pentul agar rapi
4.       jahit dengan rapi.

Tarrraaaa, jadi deh… Gampang kan? Wuuiihh, langsung deh saya dilempar bakiak hahaa...

Saya yang kebetulan jadi semacam Mandor keliling sana sini lumayan sibuk juga ditanya sama teman-teman cara menggunakan mesin jahitnya. Banyak yang masih deg-degan saat menjalankan mesin jahit di depannya. Sempat saya memberi tau Suci untuk pelan-pelan aja nge-gas (bahasa saya untuk menginjak pedal dinamo), "seperti naik motor aja, Ci." Sok tau ya saya hahaha... 


Tapi bener deh, menggunakan mesin jahit Brother GS 2700 ini benar-benar mudah. Saya yang sedikit paham karena pernah pegang (pegang??) mesin jahit sewaktu mengunjungi Showroom mesin jahit dengan mengamati sebentar aja saya tau spesifikasi bagian-bagiannya. Ada 27 tipe jahitan yang bisa dipilih dengan cara memutar tombolnya. Kemudian lampu yang terang membantu sekali untuk lebih fokus dan beneran lho ada cara membuat lubang kancingnya juga. Lebar jahitan juga bisa diatur disesuaikan dengan bahan yang digunakan.


Banyak dari peserta yang mencoba menghias Cardigan dengan menjahit bordir di tepi-tepinya mengikuti model. Ada yang coba-coba menggunakan benang berwarna sama dan ada juga yang menggunakan warna benang yang kontras dengan warna kain agar terlihat mencolok.

Kartini Blue Bird
Oiya, tadinya saya bingung mengenai komunitas Kartini Bluebird ini. Pas makan siang, saya sempatkan mengobrol dengan salah dua dari mereka di taman belakang Museum Textile yang sejuk banget. Rupanya Kartini Blue Bird merupakan salah satu program CSR yang diselenggarakan Bluebird Grup untuk keluarga karyawannya di bidang pemberdayaan perempuan. Kartini Blue Bird mengadakan empat jenis pelatihan yang terdiri dari kelas menjahit, tata boga, bedding dan souvenirs yang sesuai dengan minat masing-masing. Tentunya dengan adanya pelatihan seperti ini, perempuan di rumah juga bisa ikut menunjang ekonomi dengan menggiatkan roda usaha yang bisa dilakukan di rumah.

Yang berhak untuk mengikuti berbagai pelatihan ketrampilan ini adalah istri atau anak dari pengemudi Blue Bird. Untuk bisa mengikuti kursus-kursus singkat seperti Workshop seperti ini sama sekali ngga mudah. Karyawan Bluebird sudah harus menjadi karyawan selama satu tahun dan mempunyai kinerja yang baik. Selain itu, apabila sudah berkomitmen untuk mengikuti setiap tahapan kursus singkat tidak boleh berhenti di tengah jalan. Konon ada pinalti buat karyawan Blue Bird itu sendiri. Tuuh, makanya kalau belajar jangan setengah-setengah, apalagi ini kan ga bayar sama sekali. Gratis. Coba kalau belajar sendiri, mau keluar biaya berapa? *sambilnyirih hahha..

Masa depan memang harus direncanakan sejak dini. Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan di rumah di sela-sela waktu luang yang kita punya. Tinggal mau atau ngga aja, ya kan? 

Tidak ada komentar