Ubah Jakarta Menjadi Lebih Baik Dengan Kehadiran MRT



Sejak beberapa tahun ini pembangunan infrastruktur di Jakarta berlangsung begitu pesat. Akibatnya, banyak warga pengguna jalan ibukota-termasuk saya-yang mengeluhkan  kemacetan di titik-titik tertentu semakin menjadi-jadi saja. Tidak heran, waktu tempuh ke tempat tujuan akan semakin molor lebih panjang lagi menyebabkan kita harus pandai memanajemen waktu agar terhindar dari kemacetan. Duuh...

Menyikapi hal tersebut, pemerintah tidak tinggal diam. Untuk mengatasi kemacetan di jalan Gatot Soebroto, setau saya sistem kendaraan berplat nomor akhir tidak diberlakukan untuk sementara waktu. Bahkan Bus TJ yang sedianya mempunyai jalur khusus pun untuk menyingkat waktu perjalanan sengaja melewati jalan tol dalam kota untuk menghindari titik kemacetan tersebut.



Sebagai warga Jakarta mau tidak mau memang kita harus bersabar lagi. Demi kenyamanan pengguna transportasi publik Jakarta sebentar lagi kita dan anak cucu kita bakal menikmati fasilitas MRT Mass Rapid Transportation yang akan selesai pembangunannya sekitar kurang lebih tahun 2018 nanti.

Bapak William Syahbandar Dirut MRT 

Dalam Halal Bihalal bersama Jurnalis Dan Blogger di Bakoel Koffie Cikini Jakarta 5 Juli 2017 lalu, saya dan teman-teman Blogger Reporter Indonesia berkesempatan hadir menyimak progress pembangunan MRT agar Jakarta lebih baik. Dalam pemaparannya, bapak William Syahbandar Dirut MRT menyampaikan bahwa progress pembangunan MRT fase 1 per 30 Juni 2017 sudah mencapai 74,89 persen untuk Depo stasiun Lebak Bulus ke Bundaran HI.



Kemajuan pembangunan konstruksi untuk sisi jalur layang atau elevated selection sebesar 62,42 persen dan untuk sisi jalur bawah tanah (underground selection) progressnya sudah mencapai 87,48 persen, tuturnya. 

Disimpulkan, dengan kemajuan yang dicapai sejauh ini pembangunan MRT diyakini akan selesai per Desember 2018 dan dapat beroperasi pada Maret 2019 nanti.



Namun sayangnya, kemajuan pembangunan MRT tidak semuanya berjalan lancar. Terkendala soal kasus sengketa pembebasan lahan di wilayah H Nawi Jakarta Selatan maka pembangunan tiang struktur tidak dapat dikerjakan. Imbasnya, pembangunan stasiun ini tidak dapat selesai sesuai jadwal seperti pelaksanaan pembangunan stasiun lainnya. 

Harapan saya semoga saja proses pembebasan lahan di jalan Haji Nawi tidak berkepanjangan. Agar masyarakat Jakarta dan pengguna layanan transportasi publik lainnya dapat segera menikmati berbagai kemudahan dan kenyamanan MRT. Seperti diungkapkan Bapak Agung (Direktur Operasional) dan ibu Silvi (Direktur Konstruksi) bahwa :



1. Jenis tiket yang akan digunakan mirip dengan yang digunakan negara Singapur jadi ada vending machine untuk tiketnya sendiri. Secara garis besar nantinya ada tiga skema yang digunakan dalam sistem tiket MRT Jakarta. Pertama, dengan 3 Electronic Fare Collection dimana pengguna harus memasukkan uang terlebih dulu ke dalam mesin untuk mendapatkan tiket. 

Kedua, memanfaatkan teknologi Clearing House dari konsorsium operator dimana teknologi ini nantinya dapat membedakan penumpang lanjutan dari empat moda transportasi publik lainnya seperti Commuter Jabodetabek, LRT, kereta Bandara Soekarno Hatta dan Bus Trans Jakarta. 

Ketiga, kerjasama dengan perbankan menggunakan E Money seperti yang sudah diterapkan Bus Trans Jakarta dan Commuter Line. 

PT MRT Jakarta mulai menyiapkan sistem tiket tersebut. "Bulan September akan di-instal dan akan terintegrasi dengan transportasi lainnya,"pungkas Bapak Agung. 

2. Untuk mengakomodir aktivitas penumpang di jam-jam padat nantinya MRT akan diberangkatkan setiap lima menit sekali supaya tidak terjadi penumpukan. Sementara itu, di jam-jam biasa MRT diberangkatkan setiap sepuluh menit sekali. 



3. Untuk memberi kenyamanan dan kemudahan bagi seluruh pengguna, fasilitas lift akan dibuat dan disediakan juga area khusus dalam MRT untuk kaum disabilitas.

4. Untuk memaksimalkan lahan di sekitar stasiun,  pengembangan properti di kawasan padat aktivitas dimaksimalkan dengan sistem TOD (Transit Oriented Development). MRT selaku penyelenggara, prasarana, pengoperasian dan pemeliharaan serta pembangunan properti/bisnis di stasiun dan sekitarnya akan menyiapkan fasilitas publik seperti perbelanjaan, ATM centre dan resto-resto untuk memberi berbagai kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna MRT dalam satu area.  


Bila nantinya sistem TOD dapat terealisasi secara menyeluruh maka akan menciptakan lingkungan yang bebas polusi. Masyarakat akan terbiasa menggunakan angkutan umum sehingga kemacetan dan polusi dapat terminimalisasi. Dan tentunya, ketergantungan penggunaan BBM dapat mengurangi pengeluaran kita sehari-hari sekaligus berperan untuk mengurangi sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Aah, sudah tidak sabar saya menanti hadirnya MRT. Kamu bagaimana?

source : Twitter @KomunitasISB



Tidak ada komentar