Cara Aman Mengatasi Gangguan Saluran Cerna

“Jangan pernah sepelekan bahaya diare” 

Flash back...
Ketika itu Nala si sulung saya masih berusia kurang lebih 10 bulan. Dia sudah bisa berdiri dan masih senang merembet-rembet di tembok. Aktif sekali. Suatu malam, Nala rewel. Dia menangis terus sepanjang malam membuat saya dan ayahnya bingung setengah mati. Saat dicek, popok sekali pakainya sudah penuh dengan feses yang cair. Baunya asam sekali.

Paginya, saya kroscek ke Pur, ART saya. Alasannya, karena Nala senang menggigit apa saja, mungkin karena giginya mau tumbuh, maka si Pur atas usul tetangga sebelah memberikan Nala es mambo. Saya duga, es mambo sisa yang tidak habis dijual si tetangga ini diberikan ke Nala untuk meredakan gusinya yang gatal. Mungkin maksudnya hanya untuk dimainkan saja, namun yang tidak disangka-sangka, es mambonya bocor dan terminum Nala sehingga menyebabkan diare.

Marah besarlah saya pada si Pur. Nala itu masih bayi, lambungnya masih sensitif sehingga belum diperbolehkan memakan apa saja. Hanya bubur kasar buatan sendiri, cemilan berupa biskuit bayi, dan buah-buahan yang tidak asam. Saat memberi susu pun, botolnya harus sudah direbus dulu setiap akan digunakan.


superman koq sayapnya di depan? hihihihi.... Nala umur 10 bulan di masa pertumbuhan giginya 

Akibat diare badannya jadi kurus
Waktu itu, menghadapi Nala yang terkena diare membuat saya lelah sekali. Bolak balik dia mencret. Menyuapinya makan dan meminuminya susu pun susah sekali. Andaipun mau, tidak lama kemudian ia muntah hebat. Saya sempat memberinya ramuan tradisional dari rebusan daun jambu biji tapi tidak membawa hasil apa-apa. Saya juga memberinya oralit dari air yang dicampur dengan garam dan gula tapi tidak sembuh juga.

Dua hari berikutnya, bobot badan Nala makin menyusut. Akhirnya saya membawanya ke dokter langganan saya di RS. Harapan Kita, Jakarta Barat. Dokter memberikan obat salah satunya berupa sirup kental yang berfungsi untuk mengeraskan fesesnya.

Kenapa Diare disebut-sebut sebagai ‘silent killer?
Diare merupakan salah satu penyakit gangguan saluran cerna yang sering dialami pada bayi dan anak. Penderita diare relatif mengalami frekwensi buang air besar lebih sering dari biasanya dengan konstitensi feses yang cair dan encer. Ketika terserang diare dan tidak ditunjang dengan asupan yang sebanding, inilah yang menjadi bahaya laten. Kita harus waspada agar anak dan bayi kita terhindar dari dehidrasi kronis, gangguan pencernaan dan malnutrisi yang beresiko terhadap kematian.



Ini tidak main-main. Disebutkan dalam riset nasional, bahwa 31,4% dari kematian bayi dan 25,2% dari kematian balita di Indonesia disebabkan oleh diare. Bahkan, dehidrasi berat merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi dan anak akibat diare. Penyebab lain kematian akibat diare adalah lambatnya penanganan dokter karena masih banyak orang yang menyepelekan bahaya diare. Seram ya.

Jika mengingat saat Nala diare waktu itu, ada penyesalan karena saya merasa ‘sok kuat’ menghadapinya. Saya mengabaikan buru-buru datang ke dokter karena mengira diare adalah penyakit biasa yang bisa disembuhkan dengan ramuan tradisional saja.

Padahal, yang perlu dicari tahu dulu adalah penyebabnya, Umumnya penyebab diare adalah infeksi rotavirus, infeksi bakteri jahat lain dan benda kotor di sekitarnya, alergi, susu formula yang tidak diolah dengan tepat, keracunan makanan, flu ataupun konsumsi antibiotik. Dengan mengetahui penyebabnya maka diagnostic yang tepat dengan perlakuan yang berbeda menjadi tindakan tepat untuk mengatasi diare.

Bagaimana cara mengatasi gangguan saluran cerna?
Dari berbagai literasi yang saya baca, keluhan mengenai saluran pencernaan merupakan masalah yang paling sering terjadi setiap harinya. Dari masalah paling ringan, sakit tenggorokan, misalnya, hingga masalah berat seperti kanker lambung. Padahal, jika sistem saluran cerna terganggu, akan mengganggu sistem-sistem lainnya dalam tubuh.

Fakta, 80% dari sistem imun kita terletak di saluran cerna yang merupakan organ terbesar di dalam tubuh manusia.

Lalu, bagaimana ciri-ciri saluran cerna yang sehat? Saluran cerna yang sehat memiliki kandungan bakteri baik, atau disebut juga sebagai probiotic, yang turut mendukung sistem imun. Namun, kesehatan saluran cerna dapat terganggu dengan berkembangnya bakteri jahat yang diakibatkan oleh kebiasaan makanan yang buruk, higiene yang buruk, diare, stress maupun pemakaian obat yang berlebihan.

Nah, nah, nah... jadi ingat penyebab Nala diare waktu itu. Untung saja, dokter dapat mendiagnosis dengan tepat. Kalau tidak, entah apalah yang terjadi.

Beberapa hari yang lalu saya ke perpustakaan Jakarta Barat, mencari tahu info kesehatan mengenai kesehatan saluran cerna. Dari beberapa buku yang saya baca, point penting untuk menjaga kesehatan saluran cerna yang paling aman : 

1. mengkonsumsi serat yang cukup
2. mengkonsumsi makanan atau minuman probiotic




Serat
Sumber serat terbaik dapat kita temukan pada sayuran, buah-buahan dan biji-bijian. Karena sifatnya yang dapat membantu melancarkan pengeluaran kotoran, maka manfaat serat untuk mencegah penimbunan zat racun penyebab kanker, khususnya kanker usus. Ahli kesehatan sama sekali tidak menyarankan untuk mengkonsumsi suplemen serat karena konsumsi yang tidak tepat justru akan menyebabkan sumbatan pada usus dan malah memicu diare.

Makanan Dan Minuman Probiotic
Probiotic adalah istilah yang digunakan WHO pada mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme lainnya. Nah, dengan mengkonsumsi makanan dan minuman probiotic akan meningkatkan jumlah bakteri ‘baik’ dalam usus sehingga akan mencegah bakteri ‘jahat’ menyerang sistem pencernaan kita. Guna bakteri ‘baik’ yaitu dari spesies Lactobacillus dan Bifidobacterium adalah membantu proses pembusukan makanan di usus besar, dengan demikian BAB pun tidak akan mengalami masalah karena feses yang keras.



Selain mengkonsumsi makanan berserat dan mengkonsumsi makanan dan minuman probiotic, ada sebuah cara yang praktis, aman dan efektif untuk mengatasi gangguan saluran cerna yaitu mengkonsumsi suplemen probiotic. BUKAN SUPLEMEN SERAT ya. 

Kriteria Probiotic yang baik seperti apa, sih?





Dalam Blogger Gathering bersama Interlac pada 30 September 2017 saya dan para Mom Blogger mendapat pencerahan lagi mengenai peran probiotic untuk mengatasi gangguan saluran cerna. Sebelum mengulik mengenai probiotic dan suplemen probiotic, pertama-tama Dokter Intan Diana Sari mengingatkan kembali Mom Blogger yang hadir mengenai yoghurt.

dr. Intan Diana Sari

Mungkin, selama ini kita telah mengenal yoghurt sebagai minuman yang mengandung ‘probiotic baik’ yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan usus kita.



Betul sekali bila dikatakan kalau yoghurt memang sangat baik untuk kesehatan. Pasalnya, susu asam hasil fermentasi bakteri mampu mengurai gula susu menjadi asam lactat. Sehingga kadar gulanya sudah hilang berganti dengan rasa asam dan itu baik sekali bagi yang alergi gula dan untuk lansia. Namun, kita juga tahu bahwa Yoghurt mengandung zat tambahan, gula dan perisa misalnya. Jadiii??

Anda adalah apa yang anda makan. Jadi, yang harus selalu diingat, sebelum mengkonsumsi probiotik, faktor yang menjadi pertimbangan adalah usia, kondisi tubuh apakah sakit ataukah sehat dan label produk probiotik yang dipilih.

Dipertegas oleh dr. Intan Diana Sari, syarat dari WHO untuk mengkonsumsi probiotik adalah harus berasal dari manusia, dapat bertahan hidup di saluran cerna, tahan terhadap asam lambung dan cairan empedu, menghasilkan zat antimikroba, mampu melawan bakteri jahat dan terdokumentasi penelitian klinis yang baik. 


Mengapa INTERLAC Menjadi Pilihan Terapi Kesehatan Untuk Mengatasi Gangguan Saluran Cerna?




Meskipun diperbolehkan dikonsumsi, namun suplemen probiotic yang baik adalah yang harus memenuhi syarat probiotic dari WHO dimana salah satu syaratnya adalah sudah melalui uji klinis sampai tingkat strain. Tingkat strain adalah tingkatan uji klinis paling tinggi. 

Nah, suplemen probiotic yang baik dan aman dikonsumsi sekaligus menjadi rekomendasi dari para dokter di lebih dari 90 negara adalah Interlac. Karena, Interlac TELAH MEMENUHI SYARAT probiotic baik dari WHO. 



Dalam acara Blogger Gathering sekaligus kampanye Interlac Probiotics - Healthy Tummy Happy Baby ini, Bapak Mohammad Nurhadi, selaku Brand Manager Interlac memaparkan, "Interlac adalah probiotic yang aman dan tidak ada efek samping untuk dikonsumsi. Interlac juga adalah satu-satunya produk suplemen probiotic di Indonesia yang mengandung Lactobacillus reuteri protetics. Bakteri ini dinyatakan ampuh untuk mengatasi berbagai macam gangguan saluran cerna secara praktis, aman dan efektif. 

Beliau pun menjelaskan, "melalui kerjasama BIOGAIA dengan PT. Interbat, Interlac dipasarkan di Indonesia sebagai satu-satunya produk suplemen probiotik yang paling aman dan efektif untuk mengatasi berbagai macam gangguan saluran cerna.


Sekedar informasi saja, BIOGAIA adalah perusahaan bioteknologi Swedia yang dikenal sebagai World Leader in Probiotics yang telah mematenkan probiotic jenis lactobacillus reuteri protectics karena bakteri jenis ini paling menonjol kelebihannya. 

Bapak Nurhadi juga menjelaskan, dikarenakan Interlac adalah suplemen, bukan obat, maka Interlac dapat dengan mudah dibeli tanpa resep dokter.

Adapun tempat-tempat yang menyediakan Interlac dapat kita beli di Guardian, Apotek terdekat, Halodoc, Go-Med App, dan Lazada.co.id (http:www.lazada.co.id/interlac39626666.html?spm=a2o4j.search.0.0.8dzMz0&ff=1)





Yang membedakan Interlac dari suplemen probiotic lainnya karena Interlac adalah satu-satunya probiotic yang mengandung bakteri lactobacillus reuteri protectis. Bakteri ini merupakan bakteri yang paling menonjol kelebihannya dan diteliti di dunia sampai tingkat strain (tingkat tertinggi pengujian) mengenai manfaat dan keamanannya. Tidak tanggung-tanggung, tercatat ada 160 uji klinis pada lebih dari 13 ribu partisipan yang telah mengkonfirmasi keefektivitasan dan keamanan bakteri ini pada manusia, mulai dari bayi hingga lansia tanpa efek samping.


Varian Interlac
Interlac adalah teman baik ususmu. Karena Interlac bisa dikonsumsi siapa saja ; bayi, anak-anak, dewasa sampai lansia dengan dosis yang praktis dan ekonomis, yaitu 1 kali sehari.


Interlac dalam bentukan drops dengan rasa netral cocok untuk usia 0 - 1 tahun. 1 botol ada 125 tetes untuk penggunaan 25 hari. 
Interlac dalam bentukan sachet rasanya netral juga cocok untuk usia 1 - 3 tahun. i box ada 30 sachet. cara pakainya, larutkan dengan sedikit air lalu diberikan dengan sendok  

Interlac dalam bentukan tablet kunyah cocok untuk usia 4 tahun - dewasa. ada dua rasa, strawberry dan lemon. 1 box ada 30 tablet kunyah

Dalam sesi tanya jawab, saya sempat menanyakan mengenai kondisi ibu saya (82 tahun) yang mengalami konstipasi setelah terkena serangan stroke beberapa waktu lalu. Akibat serangan stroke, ibu saya sampai dalam kondisi lumpuh. Bukan saja gerak fisiknya saja yang lumpuh namun bahkan gerak neuralgi seperti gerakan peristaltik usus besarnya untuk BAB pun jadi terganggu. Terapi alami untuk merangsang ‘mules’, maka ibu diberi buah pepaya. Jika tidak berhasil juga terpaksa harus di’sodok’ dengan obat yang dimasukkan melalui anusnya.


Dokter Intan menjawab, kondisi ibu yang berbaring terus menerus tentu saja menimbulkan reaksi tolak menolak dengan gaya gravitasi bumi. Untuk itu, disarankan saat ibu sudah bisa duduk atau berdiri-searah dengan tekanan gaya gravitasi bumi-maka insting mules yang terhambat di otak akibat stroke bisa berjalan lancar kembali.

Pemakaian obat yang berlebihan dalam pengobatan stroke bisa saja menimbulkan diare atau konstipasi seperti yang ibu saya alami. Dokter Intan menyarankan untuk memberikan Interlac tablet kunyah dengan dosis 1 kali sehari karena Interlac tidak mempunyai efek samping sama sekali. FYI, formula Interlac pun bebas laktosa. Jadi aman untuk penderita diabetes seperti ibu saya dan bayi sejak hari pertama kelahirannya.



Kesimpulan saya : 

1. 80% sistem kekebalan tubuh terletak di saluran cerna. 

2. Gangguan saluran cerna merupakan masalah yang umum terjadi mulai dari bayi, anak, dewasa sampai lansia. 

3. Gangguan saluran cerna yang menjadi bahaya laten karena disebut-sebut sebagai silent killer pada bayi dan anak-anak adalah diare. 

4. Cara aman untuk mencegah gangguan saluran cerna adalah dengan mengkonsumsi serat dan mengkonsumsi makanan dan minuman probiotic. 

5. Probiotic yang baik adalah yang sesuai rekomendasi WHO

6. Probiotic yang baik harus sudah melalui uji klinis sampai tingkat strain

7. Selain makanan dan minuman probiotic, kita juga bisa mengkonsumsi Suplemen probiotic. 

8. Suplemen probiotic yang direkomendasikan Asosiasi Dokter Anak (ESPGHAN) untuk terapi diare pada bayi dan anak adalah Interlac





Iyap, diare dan konstipasi bukan hal baru yang saya dengar. Pengalaman saya yang cukup melelahkan dan menegangkan saat Nala diare dan konstipasi pada ibu saya yang terkena stroke, telah menyadarkan saya untuk tidak menyepelekan gangguan saluran cerna. Karena saluran cerna yang sehat menjadi cerminan kesehatan tubuh secara umum untuk kualitas hidup yang lebih baik. Yuk, lindungi saluran cerna keluarga kita dengan yang sudah terjamin, yaitu Interlac. Teman baik ususmu. 

Bagi yang ingin tau lebih banyak mengenai Interlac silakan mampir ke :
Website           : www.interlac-probiotics.com

Instagram        : @interlacprobiotics

Facebook        : interlacprobiotics

Tidak ada komentar