Kehamilan merupakan sebuah moment yang paling punya nilai historis bagi setiap ibu. Begitu juga dengan saya. Saya masih ingat sekali masa-masa kepengen makan yang asem-asem di trimester pertama. Saya juga masih ingat masa-masa mengalami sensasi ditendang perutnya oleh janin. Aneh tapi mengasyikkan gitu deh.
Selain kenangan akan yang indah-indah, akan tetapi kehamilan juga mengingatkan akan moment sedih dalam hidup saya. Misalnya saja, saat saya pernah mengalami bedrest berulang kali karena bleeding terus menerus setiap cape sedikit. Dikuatirkan, saya bisa keguguran. Seandainya pun bisa dipertahankan, resiko bayi lahir prematur terus menghantui saya selama hamil.
Saya tidak sendiri. Permasalahan selama kehamilan juga dialami banyak ibu hamil lainnya. Umumnya, perubahan hormon menjadi penyebab kenapa banyak ibu yang mengalami mual hebat sampai muntah-muntah di trimester pertama. Akibatnya, ibu jadi kekurangan asupan gizi karena memilih-milih makanan.
Hihihi... makan bakso tuh memang enak sih ya. Akan tetapi kebutuhan nutrisi yang diperlukan selama kehamilan tidak cukup hanya dengan makan bakso saja. Selama hamil, kita tidak boleh egois memilih makanan yang kita suka dan kita mau saja. Karena selama hamil ibu membutuhkan lebih banyak protein supaya tidak kekurangan albumin dalam darahnya.
Menurut hasil riset, sebanyak satu hingga dua ibu hamil di Indonesia mengalami kurang darah (kadar Hb rendah)
Apa sih albumin itu?
Albumin adalah salah satu bagian dari protein plasma darah yang mempunyai banyak peranan. Sebagai salah satu unsur terpenting dalam struktur plasma darah, banyak atau sedikitnya kadar albumin di dalam tubuh dapat mempengaruhi fungsi dan kerja plasma darah.
Peran albumin dalam darah yaitu mengatur tekanan osmotik darah dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Albumin juga berperan sebagai pengangkut nutrisi dalam tubuh dan membantu memperbaiki kerusakan jaringan sel dalam tubuh.
Sebegitu pentingnya peran albumin sebagai pengangkut nutrisi maka bila orang sudah makan makanan sehat dan baik tapi kadar albumin dalam tubuhnya rendah maka tetap saja nutrisi tidak dapat terangkut untuk didistribusikan ke seluruh tubuh secara maksimal. Jika terjadi pada anak, bisa menghambat proses tumbuh kembang dan kecerdasannya. Sementara bagi ibu hamil, bisa menghambat tumbuh kembang pada janin dalam kandungannya. Pada beberapa kasus, kekurangan albumin juga dapat menyebabkan bengkak-bengkak di tangan dan kaki pada ibu hamil itu sendiri.
DR. Dr. Taufik Jamaan SpOg, ahli Obstetri dan Ginekolog dalam talkshow mengenal manfaat albumin untuk kesehatan tubuh memaparkan, bahwa albumin diproduksi sendiri oleh tubuh melalui asupan makanan mengandung protein. Ada dua sumber protein yang dapat ibu hamil dapat mengkonsumsi melalui protein nabati dari olahan kedelai seperti tahu dan tempe. Untuk mendapatkan protein hewani kita bisa konsumsi telur, daging merah dan ikan.
Kalau tidak mencukupi juga dengan mengkonsumsi makanan berprotein saja, suplemen bisa jadi solusi untuk meningkatkan albumin. Tapi masalahnya, banyak ibu hamil yang kurang suka makan ikan karena bau anyirnya itu. Padahal untuk mencukupi kebutuhan rata-rata protein dalam sehari kita memerlukan protein sebanyak 60 gram yang setara dengan 6 butir putih telur. Banyak ya?
Dalam talkshow yang berlangsung pada 21 November 2017 di Frasser Restaurant, Setiabudi Jakarta Selatan dari kacamata ginekolog dokter Taufik mengatakan, albumin diperlukan bukan untuk ibu hamil saja, akan tetapi untuk pasangan suami istri yang sedang program kehamilan juga. Bagi istri bila kekurangan albumin dapat terjadi endema atau akumulasi jaringan di dalam jaringan yang menyebabkan bengkak-bengkak di beberapa bagian tubuh, sedangkan untuk suami kualitas spermanya sangat berpengaruh sekali.
Nah, tanda-tanda orang yang mengalami kekurangan albumin seperti apa?
Bagi orang normal, jika kekurangan albumin akan berdampak pada rasa lemas, tenaga berkurang, dan mudah sakit. Kriteria kekurangan albumin adalah bila kadarnya kurang dari 3,4 g/dl yang biasanya ditemukan pada pasien dengan kondisi medis kronis seperti penderita kanker, luka akibat pembedahan, luka bakar, gagal ginjal, penyakit hati, penyakit saluran cerna kronik, radang atau infeksi dan diabetes melitus.
Untuk memenuhi kekurangan protein yang tidak cukup didapat dari makanan sehari-hari, sekarang ada suplemen tambahan albumin produksi PT. Pharos Indonesia yaitu Albusmin. Dengan bahan utama dari ikan gabus yang memiliki kadar albumin paling tinggi dibandingkan jenis ikan lainnya Albusmin juga dilengkapi dengan mineral penting lainnya.
Bapak Daniel Thian, General Manager PT. Pharos Indonesia mengatakan, hasil riset dari fakultas perikanan Brawijaya Malang mengungkapkan, kandungan albumin pada ikan gabus paling tinggi dibandingkan sumber albumin lain yaitu 62,24 g/kg sedangkan pada ikan lain atau daging dan telur hanya rata-rata 10 g/kg saja.
Untuk mensiasati orang yang tidak suka atau malas makan ikan karena baunya yang anyir atau takut durinya tercekat di tenggorokan Albusmin menjadi solusi praktis. Bapak Daniel Thian mengajak seluruh masyarakat indonesia khususnya kaum ibu untuk lebih peduli pada kesehatan diri sendiri dan keluarganya.
Mengenai PT. Pharos Indonesia
Sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, PT Pharos telah berdiri sejak 40 tahun yang lalu. Dengan menggandeng perusahaan-perusahaan besar Eropa seperti Grunenthal, Grifols PT Pharos juga menjalin kemitraan dengan perusaah korea dan Jepang seperti KUP (Korean United Pharm), T&L Korea, Naris Cosmetics Japan dan Takeda Japan.
Tidak ada komentar