Jangan Takut, Kamu Tidak Sendiri ; Life Changer Allianz Mengubah Hidupmu



Tangan saya gemetar. Dengan perasaan campur aduk akhirnya saya menanda tangani juga berkas persetujuan operasi rahang suami. Kala itu, dia baru saja mengalami kecelakaan motor yang parah. Saya cemas. Merasa tidak punya siapa-siapa. Takut. Semua campur aduk. Kalau-kalau keputusan saya salah, bagaimana? Apa yang harus saya lakukan?

Saya percaya, keadaan yang saya alami ketika itu adalah hal wajar. Semua orang pasti pernah merasakan berada dalam keadaan 'down'. Karena hidup itu ibarat jet coaster yang bisa jungkir balik dalam tempo singkat. Kemarin sehat wal afiat bisa jadi hari ini terkapar tak berdaya. Kemarin punya apa-apa bisa jadi hari ini jadi kaum papa.

Dalam keadaan 'down' seperti itu, perhatian sekecil apapun pasti berharga. Beruntung saya memiliki keluarga yang mensupport saya tiada henti. Mas Ato, kakak ipar saya, mengambil alih tugas saya untuk merawat suami dikarenakan kondisi fisik saya yang lemah karena sedang hamil. (Jadi waktu suami saya kecelakaan, saya sedang mengandung Nala, dan sering sekali bed rest dikarenakan bleeding terus menerus.)

Akan tetapi bagaimana dengan teman-teman di luar sana, siapa yang menemaninya melewati masa-masa sulit dalam hidupnya? Bagaimana ia mengatasi rasa takutnya kala tidak bisa bekerja lagi karena sakit berat yang membutuhkan pengobatan besar. Siapa yang merawat anak-anaknya? Bagaimana biaya pengobatannya? Atau mungkin ada yang mengalami hal yang sama seperti saya waktu itu. Kebingungan karena sang pencari nafkah harus invalid sementara mencari nafkah. Bagaimana saya melanjutkan hidup saat itu? Blank. Blank. Blank.

Dihadapkan pada kondisi terpuruk tentu dia butuh teman. Teman yang memahami kesulitannya. Teman yang bukan hanya menyediakan kuping mendengarkan segala keluh kesah atau curhatan uneg-uneg belaka. Dia tentu perlu teman yang menssuport penuh, mendampingi dan siap mengambil alih beberapa tugas yang mungkin terbengkalai seperti yang teman-teman Allianz lakukan, yang direkrut menjadi seorang Life Changer.

Apa itu Life Changer?


Tanggal 7 Juni 2018 kemarin saya dan teman-teman Blogger berkunjung ke kantor PT Buss Neo Soho Capital Office Tower, jalan S. Parman, Jakarta Barat. Dalam agenda berakrab ria sekaligus buka puasa bersama bareng Joos Louwerier, Country Manager and Presiden Direktur Allianz Life Indonesia berlangsung dengan penuh kehangatan bak keluarga. Tidak henti-henti Joos menanyakan dan berkeliling ke meja-meja menanyakan, bagaimana rasa makanannya, enak tidak? Duuh, melted deh diperhatikan seperti itu.

Bentuk perhatian yang terlihat sepele seperti yang ditunjukkan Joos kemarin adalah satu dari sekian banyak bentuk perhatian para generasi milenial yang direkrut perusahaan asuransi jiwa terbaik Allianz untuk menjadi Life Changer. Dalam agenda buka bersama sekaligus seminar "Life Changer : Capturing The Future Customer" program ini bertujuan ingin membangun kemampuan wirausaha dalam bidang jasa keuangan asuransi pada generasi milenal dan mengembangkan model bisnis yang berbeda dengan yang lainnya yang bisa diwariskan ke generasi berikutnya yaitu anak-anaknya.

ki - ka : Ginawati Djuandi, Joos Louwerier, Christian Sontani

Selama ini kita tahu agent marketing asuransi dikenal pantang menyerah berusaha untuk menjaring nasabah sebanyak-banyaknya. Berbagai cara dilakukan untuk memprospek calonnya. Mungkin kita pernah mengalami menerima telpon dari nomor yang tidak kita kenal setelah diangkat ga taunya agen asuransi. Entahlah dari mana data kita didapat. Atau mungkin pernah kita mengalami dicegat saat jalan-jalan di mal-mal lalu dibagikan brosur dan meminta dengan setengah memaksa beberapa menit untuk menjelaskan produk. Kejadian-kejadian yang membuat kita tidak nyaman tentu saja membekas sekali dalam ingatan dan membuat horor atau trauma setiap mendengar kata 'asuransi'.

Paradigma bahwa asuransi hobinya memprospek orang membuat Allianz berpikir ulang untuk mengedukasi masyarakat mengenai asuransi. Sebagaimana dikatakan Christian Sontani, Business Partner di Allianz Star Network (ASN), jaringan distributor resmi Allianz Life, "sebagai seorang milenial saya menemukan bahwa model bisnis ASN mampu membuat saya menjadi seorang wirausahawan sepenuhnya. Sebagai masa depan industri asuransi, kami memiliki tanggung jawab untuk membuat asuransi selalu RELEVAN bagi masyarakat. Hal ini bukan berarti hanya menyediakan produk dan layanan terbaik namun juga mentranformasi cara kita berinteraksi dan bertransaksi dengan nasabah. Mobilitas, fleksibilitas dan efisiensi akan tetap menjadi pendorong utama untuk evolusi bisnis."

Sebagai seorang Life Changer, agent marketing di Allianz seperti Christian tidak membabi buta membandingkan bahwa asuransi kesehatan yang bagus adalah Allianz daripada asuransi lain kepada orang yang temui secara random. Lah, logikanya begini, misalnya saja saat di jalan tau-tau kita harus mendengarkan orang yang kita tidak kenal nyerocos jelasin asuransi ini bagus bla-bla-bla, siapa juga yang mudah percaya?

Nah, berbasiskan kepercayaan antar teman, user experience yang tidak mengada-ngada dan pemahaman asuransi yang mumpuni, strategi mengedukasi orang-orang di sekelilingnya misalnya di lingkungan teman-temannya sendiri menjadi cara terbaik seorang Life Changer untuk mengubah paradigma yang sudah terlanjur melekat di otak masyarakat. Tentu saja mengedukasinya pun tidak dengan menggurui. Melalui acara santai seperti hang out bareng komunitas, atau main-main di kantor Buss, Neo Soho Capital yang cozzy dan nyaman banget seperti cafe dan difasilitasi dengan berbagai spot seru, buat yang suka olahraga, main game atau karaokean melalui obrolan-obrolan seru khas generasi milenial seorang Life Changer tanpa disadari telah mengubah mind set temannya mengenai meaning of insurance selama ini bahwa asuransi bukanlah investasi melainkan proteksi.

Fakta Asuransi Di Mata Generasi Millenial
Terkait dengan proteksi, boleh percaya boleh tidak, faktanya jumlah orang yang divonis terkena penyakit tidak menular namun mematikan semakin meningkat. Bahkan, penyakit-penyakit berat seperti Stroke, gagal ginjal, jantung, kanker kini menyasar ke usia muda.

Karin Zulkarnaen 

Akan tetapi kenyatannya, "kelompok usia muda yang dikenal dengan generasi milenial sedikit sekali yang memiliki perencanaan keuangan cukup matang. Padahal di kelompok ini mereka memiliki range pendapatan di angka 45 - 600 juta pertahunnya dan statusnya masih single, masih tinggal di rumah orang tua, memiliki satu saudara kandung dan hobinya travelling," tutur Karin Zulkarnaen, Head of Market Management  Allianz Indonesia.

Fakta : 

13 % dari millenials bahkan tidak punya perencanaan keuangan sama sekali. 

Hanya 31 % milennials yang memiliki perencanaan keuangan cukup matang

Dimana hanya 2% dari milennials yang memiliki perencanaan keuangan yang baik memilih asuransi sebagai instrumen

Sedangkan sebagian besarnya lagi memilih untuk menabung dan berinvestasi pada usaha dikarenakan berbagai alasan berikut : 



Oleh sebab itu, proteksi di usia muda seharusnya sudah menjadi bagian dari lifestyle yang harus dijalankan. Selain preminya bisa lebih murah jika ikut asuransi sejak dini, proteksi diri terhadap kesehatan terkait banyak penyakit berat yang menimpa usia muda menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan. 

Sebagai Generasi Millenial, Apa pilihanmu, Menjadi Pembeli Atau Seorang Life Changer?
Sejalan dengan temuan penting dari riset Accenture mengenai "Segmentasi Nasabah di Pasar Penting Asia" yang menjelaskan bahwa generasi milenial secara umum memiliki aspirasi karir di masa depan untuk mendirikan bisnis sendiri. "Segmentasi milenial sangat menarik karena memiliki potensi besar sebagai kontributor untuk meningkatkan premi pendapatan bruto di masa depan. Sebagai wirausahawan, seorang Life Changer harus benar-benar menjadi mitra dan menyediakan layanan terbaik bagi nasabah dengan menggunakan beragam sarana dan infrastruktur khususnya yang berbasis digital," jelas Ginawati Djuandi, Chief Agency Officer Allianz Indonesia di kesempatan tatap muka secara terpisah dengan beberapa Blogger.

Ditambahkan oleh Joos Louwerier, "Allianz menyadari bahwa perlindungan asuransi maupun perencanaan keuangan yang lebih baik merupakan bagian penting dalam upaya mengubah diri sendiri maupun orang lain secara finansial."


Dengan karakteristiknya yang kreatif, tidak menyukai hal-hal yang bersifat baku dan akrab dengan gadget maka seorang Life Changer telah diantisipasi dalam pekerjaannya berupa proposi produk yang tepat dan layanan berbasis digital. Saat ini, sudah banyak proses transaksi mulai dari pengajuan asuransi, pelayanan polis dan klaim yang dapat dilakukan melalui platform digital. Semua inisiatif ini diharapkan dapt menarik lebih banyak generasi milenial untuk menjadi wirausahawan dimana kini 50% total agen Allianz Life adalah generasi milenial untuk menjadi bagian dari jaringan distribusi perusahaan.

Nah, sebagai generasi milenial, di manakah posisi kamu sekarang? Pilihan ada di tangan kamu, mau menjadi pembeli asuransi saja atau bersiap menjadi seorang Life Changer? "BERANI?" tantang Joos.






























Tidak ada komentar