Pelajaran Kecil Soal Kanker



Astagfirullah al adzim, sampai detik ini saya masih tidak percaya rasanya. Dalam 20 hari keluarga kami harus menerima kenyataan bahwa dua anggota keluarga kami telah meninggal dunia. Dan, penyebab kematian keduanya adalah sama, yaitu kanker.

Keponakan saya, mas Bembeng terlebih dulu berpulang di usianya yang 21 tahun tanggal 26 Juni kemarin. Dia yang lagi menikmati masa kuliahnya terpaksa cuti dulu untuk berjuang melawan kanker darah yang kita kenal dengan nama leukimia. Sayang, Allah berkata lain. Perjuangannya harus berakhir di bulan ke lima setelah terdeteksi Leukimia type ALL (Acute Leukimia Limfoblastic) yang menyerang darah dan tulangnya. Kemoterapi yang dijalani tidak membawa dampak apa-apa rupanya.



Berbeda dengan mas Bembeng, kakak ipar saya, Kak Amrul dirawat di rumah sakit tepat dua hari setelah hari raya Idul Fitri. Selama tiga minggu diopname diagnosanya bahwa ada jamur di paru-paru akibat nikotin dari rokok yang dihirupnya sejak lama. Saat itu kakak ipar saya ini sudah dinyatakan negatif terkena Kanker setelah menjalani biopsi. Syukur alhamdulillah.

Sayangnya, kebahagiaan kami tidak berlangsung lama. Bak disambar petir saya mendengar kabar bahwa kak Amrul akan dipindah ke RS. Dharmais. Rupanya, penyakit kanker kelenjar getah bening stadium empat yang menderanya baru saja ketahuan.

Duuh, kenapa ya bisa tidak terdeteksi sejak awal?

Memang, sih, setahu saya sekitar beberapa tahun terakhir kesehatannya semakin menurun saja. Saya mendengar beliau bolak balik terapi untuk meredakan pinggang kecetit yang dialaminya. Siapa sangka, pinggang kecetit yang dialaminya mungkin itulah pertanda sel kanker mulai menggerogoti kesehatannya. Dan sayangnya, kami semua terlambat menyadari. Seminggu setelah vonis dokter, kak Amrul meninggal dunia 14 Juli kemarin.



Bicara soal penyakit kanker bagi saya sama saja dengan mengingatkan akan kematian. Meskipun banyak kemajuan telah dicapai dalam mendiagnosa dan mengobati penyakit yang sering disebut dengan sillent killer ini tapi statistik berkata lain.

Kanker menjadi penyebab kematian di dunia, membunuh hampir sembilan juta orang dengan sekitar 14 juta diagnosa baru setiap tahunnya. 

Bahkan WHO pun telah memprediksi bahwa di tahun 2030 jumlah penderita kanker di Indonesia akan meningkat tujuh kali lipat. Yang mana kanker paru, hati, usus, kolorektal, payudara dan serviks paling banyak ditemukan di Indonesia.

Oleh sebab itu, dari berbagai sumber saya rangkum fakta mengenai kanker. Yah, semoga bisa menjadi sebuah cara untuk mencegah dan mengendalikan bahaya kanker atas diri kita dan keluarga. Berikut faktanya : 

  • Kenali karakter kanker. Kanker bisa tumbuh di semua jaringan tubuh. Karena itu, kita mengenal berbagai jenis kanker, mulai dari kanker kanker kulit sampai kanker otak. Kecepatan tumbuh sel kanker dan reaksinya terhadap pengobatan pun berbeda-beda. 
  • Sel kanker bisa terus tumbuh dan menyebar jika kita tidak segera ambil tindakan. Penyakit yang satu ini pun tak kenal jenis kelamin, ras atau golongan. Meski begitu, tetap saja terdapat beberapa kelompok tertentu yang punya resiko lebih besar untuk terkena kanker.
  • Ada beberapa jenis kanker yang punya sifat menurun dalam keluarga. Ada juga yang berhubungan dengan faktor genetik. Beberapa contohnya adalah kanker payudara, usus besar, lambung, kelenjar prostat, paru dan leukimia. 

Kematian adalah keniscayaan. Setiap orang akan menghadapinya cepat maupun lambat. Sebagaimana kata-kata kak Amrul sebelum wafat yang mengatakan bahwa setiap orang mempunyai qada dan qadarnya sendiri-sendiri. Dan bila umurnya tidak lama lagi ia sudah mengikhlaskan. Mungkin qada dan qadar yang sudah ditetapkan-Nya adalah seperti ini.

Akan tetapi, meskipun kematian adalah ketetapan, bukankah kita bisa mencegah kematian akibat kanker. Karena itu mari kita jalankan gaya hidup sehat dengan asupan makanan dan rutin olahraga. Dan lagi, salah satu penyebab kanker yang bisa dikontrol adalah lifestyle atau gaya hidup. Mari kita perbaiki segera sebelum terlambat.



Tidak ada komentar