Berburu Moment Seru di Asian Games dengan Kamera Samsung


... Kalau menang berprestasi
Kalau kalah jangan frustasi
Kalau menang solidaritas
Kita galang sportifitas
Yo yo ayo... yo ayo yo yo ayo... yo ayo
Yo yo ayo... yo ayo yo yo..ooo...ooo...

Yok cung siapa yang ga bisa nyanyikan lagu Meraih Bintang? Pasti inget semua dong. Gimana ga hapal, akhir-akhir ini setiap menit rasanya lagu ini terdengar di mana-mana. Semua kan terkena demam Asian Games.

Stadion GBK dengan Samsung J8

Asian Games 2018 memang ditunggu-tunggu kehadirannya di negara kita. Bayangkan saja, sejak tahun 1962 baru kali ini Indonesia terpilih lagi menjadi tuan rumah event olahraga terbesar setelah Olimpiade. Dan ga tanggung-tanggung, Asian Games 2018 digelar di dua kota yaitu Jakarta dan Palembang.

Alhamdulillah saya mendapat undangan dari viva.co.id untuk nonton Asian Games di GBK. Terakhir kali saya masuk ke stadion GBK itu waktu saya masih SMP lho. Lama banget ya. Seingat saya, waktu itu setiap minggu pertama setiap bulan saya harus ambil nilai pelajaran olahraga di sini. Murid-murid harus lari jarak jauh (keliling satu putaran). Dan di ujung sana, guru olahraga menunggu di garis finish mencatat score time seluruh muridnya.

Atlet cabang olahraga Atletik Asian Games diambil dengan Samsung J8 

Sudah ah bahas masalalu. Jujur saya exciting sekali diajak ke GBK untuk nobar Asian Games. Nobar alias nonton bareng ini maksudnya bukan duduk gelaran sambil nonton dari layar besar laga pertandingan Asian Games 2018, ya. Tapi bener-bener nonton bareng-bareng secara live. Tentunya, beda dong sensasinya bila nonton di layar besar dibandingkan dengan nonton bareng secara live seperti ini. Betul apa betul?

Viva.co.id adalah portal berita yang memberi informasi dan berita dengan mengutamakan kecepatan dan kedalaman. Selain dapat diakses di layar  komputer,  media online ini juga bisa diakses melalui gawai. 

Meeting point
Sebelum nonton saya dan teman-teman diminta berkumpul dulu di Eat 'n' Eat Resto FX Senayan. Ini untuk memudahkan koordinasi aja, sih. Betul saja, sesampainya di meeting point beberapa teman sudah hadir. Kelihatan dari kejauhan karena dress code-nya sama semua. Merah Putih. Yeayyy!!


Setelah makan sore dan mengisi absensi di meja register kami masuk ke ruang meeting. Di sini posisi duduk diatur supaya berhadapan. Ada apa ya? Kita ini mau diapain? ((DIAPAINN?? yaelah hahahah...))

Mencoba Fitur Kamera Samsung J8
Mba Noni Maulida yang saya kira adik kaka dengan Nuri Maulida tanpa basa-basi langsung woro-woro. Di sini kita akan mencoba kecanggihan fitur-fitur kamera yang ada di hape Samsung Seri J. Dan supaya hasil fotonya bagus ada workshop penting nih. Cara pengambilan foto yang baik oleh mas Rino seorang fotografer handal dari viva.co.id #1newstainment.

Nah dari keseluruhan Blogger yang hadir jumlahnya ada 30 orang semuanya yang dibagi menjadi 15 kelompok. Jadi satu tim ada dua orang. Terserah mau pilih pasangan timnya siapa.

Saya berpasangan dengan Hani. Nama tim kita Vivalova Team 4. Kami berdua dipinjami sebuah smartphone Samsung seri J8 untuk digunakan bergantian. Tanpa buang waktu kami langsung coba-coba fitur kameranya dong.

welfie dengan Samsung J8, fitur live focusnya suka banget :)

Dilihat dari body-nya hape Samsung J8 sama aja sih dengan smartphone lainnya. Tipis. Tapi layarnya lebar. Ukurannya 6 cm. Puas deh melihat dari layarnya.

Seperti kamera hape zaman now lainnya, hape Samsung J8 juga memiliki kamera belakang dan kamera depan. Resolusinya oke nih, 16MP untuk kamera utama dan 5MP untuk kamera sekundernya. Saya suka banget dengan fitur live focus-nya. Jadi mau pake kamera atau belakang, secara otomatis efek bokeh akan langsung nongol. Nanti deh kita buktikan ya karena mas Rino sudah bersiap akan sharing tips terkait fotografi dengan kamera smartphone.

Mobile Photography Like A Pro
Ini adalah judul tema yang dipaparkan mas Rino. Ga perlu saya terjemahkan ya. Siapapun pasti mau banget kan menghasilkan foto yang kece seperti layaknya profesional.

Sebagai seorang yang berprofesi sebagai fotografer, kepiawaian mas Rino ga bisa disepelekan. Beliau sudah banyak memenangkan lomba foto. Dari slide di layar infocus mas Rino menjelaskan bahwa teknik pengambilan foto itu punya peran penting. Selain itu kamera hape terbaik juga berperan untuk mendapatkan hasil foto yang bagus juga kepekaan kita dalam menangkap object.



1. Lanscape atau potret?
Ada dua teknik pengambilan foto yaitu lanscape atau horizontal dan vertikal. Umumnya posisi lanscape digunakan untuk memotret alam atau kemegahan kota. Sedangkan posisi potret untuk memotret object yang fokus misalnya orang. Tapi kembali lagi, ini perlu kepekaan kita mengambil angle yang pas. Kalau dari foto-foto mas Rino hasil tabrakan warna yang kontras justru membuat hasil foto jadi lebih 'eyecathing'.

2. Simetris
Sewaktu membidik object mas Rino menyarankan untuk mengatur posisi kamera sedemikian rupa sehingga object terlihat presisi. Secara estetika memang terlihat beda sih ketika memotret gunung misalnya.



Garis yang membelah dataran tinggi dan dataran rendah bila diposisikan ada di tengah-tengah layar membuat komposisi foto jadi semakin cantik.

3. Arsiktektur
Setiap saat mata kita merekam banyak moment yang layak diabadikan. Apalagi kita tinggal di perkotaan dimana banyak gedung-gedung indah yang menarik untuk dijepret. Sayangnya sedikit sekali dari kita yang menyadari kalau setiap gedung mempunyai arsitektur yang cantik. Lekuk-lekuk tangga atau lubang ventilasi dan pagar misalnya, itu bisa dijadikan object foto yang menarik lho.



Kemudian mas Rino memberikan contoh hasil foto arsitektur sebuah gedung. Foto itu menang dalam lomba foto tahun 2017 kemarin, katanya. Menurut mas Rino, komposisi untuk memotret arsitektur supaya terlihat punya daya magnet yang kuat ada di detil.

Caranya sederhana, penuhi layar kamera, isi penuh dengan detil object sehingga tidak ada ada ruang lagi yang tersisa. 

4. Black and White.
Kita sering melihat foto jadul yang hitam putih kan? Kesannya gimana? Nah hasil foto black and white itu membuat efek lebih dramatis. Tapi sekali lagi, keputusan ada di tangan kita sih mau dijadikan black and white atau tidak.

5. Frame in Frame.
Jujur saya tertarik dengan teknik ini. Hasil foto ketika lagi berdiri di depan pintu adalah contoh foto yang menggunakan teknik ini.


Caranya begini, object berdiri di depan pintu. Posisi berdirinya persis seperti orang mau difoto buat katepe. Hadap depan gitu, jangan miring kiri miring kanan. Nah sang fotografer mengarahkan object supaya berdirinya persis di tengah pintu. Lalu arahkan kamera supaya garis pintu ada di pinggir layar. Setelah jadi, taraaaaa, hasilnya object ada di dalam frame garis pintu. Kereeenn.

6. Editan
Tidak dimungkiri hasil foto yang bagus membutuhkan editan foto. Di dalam kamera smartphone umumnya sudah disediakan template editan yang bisa kita maksimalkan. Kalau mau hasil foto lebih biru gunakan template exposure.

Kalau mau lebih oranye hasilnya bisa gunakan fitur white balance. Fitur lainnya seperti flash untuk membantu pencahayaan, gridlines untuk mempresisikan pengaturan letak object dapat membantu kita untuk memaksimalkan hasil tampilan foto.

Tapi kalau tidak mau repot kita dapat juga memaksimalkan aplikasi. Donload aja Snapseed, VSCO, Picsart dan lain-lain.

Meriahnya merah putih dengan samsung j8


Tips Shoot ala Mas Rino 
Mas Rino menyarankan sebelum mengambil foto sebaiknya kita harus menyusun shootlist dulu. Jangan asal shoot first, think later. Sekurang-kurangnya buatlah rancangan kasar nanti mau foto apa sih. Jadi kita ga perlu buang-buang waktu untuk jepret tanpa tujuan dan menghabiskan memori juga batere.

Misalkan batere sudah tinggal satu bar jangan ragu untuk menggunakan airplane mode. Daripada dimatikan dan dinyalakan lagi justru malah lebih boros, katanya.



Saat mengambil foto supaya ga blur dan presisi sebaiknya tangan jangan bergerak-gerak. Atur kaki tegak lurus dan simetris. Jangan kaya orang yang punya kaki panjang sebelah heheh...  Jadi andai mau mengambil foto panorama kaki kita ga perlu bergeser. Cukup badan saja yang bergerak ke kiri dan ke kanan.

Posisi tangan juga diatur. Caranya dengan merapatkan lengan tangan menempel ke badan. Seperti mengepit dompet gitu deh, lalu atur napas. Kalau perlu tahan napas ya. Waini, sama seperti membuat video pendek juga harus tahan napas nih biar hasilnya ga shaking. Atau kalau punya dana beli assesories seperti tongsis, tripod atau gimbal (mencegah shaking).

Oh iya, sewaktu memotret object orang misalnya jangan sekali-kali menggunakan fitur digital Zoom. Nanti hasilnya bisa pecah. Kalau mau fokus kita harus mendekati object. Saran mas Rino, jaraknya sekitar dua langkah dari object.

Yeaayy, selesai deh sharing-nya. Selanjutnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba juga. Hari sudah semakin sore. Kitapun bergegas menuju stadion GBK untuk menonton Asian Games 2018 cabang olahraga atletik.

Tapi untuk menerapkan ilmu fotografi yang diajarkan Mas Rino tadi maka kita mendapat tugas. Adapun tugasnya adalah kita harus memotret dari lima angle berikut :

1. Foto Selfie

2. Foto Atlet

3. Foto apapun yang bernuansa merah putih

4. Foto Stadion GBK baik fasad luar maupun fasad dalam

5. Foto Euphoria penonton

euphoria penonton diambil dengan Samsung J8

Secara keseluruhan saya puas dengan efek kamera Samsung J8. Hasil fotonya tajam, warnanya keluar, dan bening. Efek bokehnya pun keren. Ia akan langsung otomatis mencari sendiri live fokusnya.

Tapi karena namanya masih pemula, sewaktu membidik foto semua ilmu yang diajarkan mas Rino sering kelupaan. Butuh jam terbang nih kayanya. Ga cukuplah waktunya kalau dipinjamkan sebentar. Coba maksudnya apa ini ya? hihihi























Tidak ada komentar