Zaman kecil setiap ditanya mau minum apa saya pasti dengan lantang menjawab : susu coklat! Alasannya sederhana, sih, bau amis susu jadi tersamarkan oleh wanginya coklat. Dan lagi saya lebih suka minumnya waktu siang hari. Susu coklat yang dingin rasanya itu 'nyessss' di tenggorokan. Enak banget. Kalau boleh minum lagi, saya pasti ngacung!
Saya minum susu coklat berawal ketika saya pernah mengalami muntah-muntah setelah minum susu putih. Sebelumnya lagi, saya juga pernah mengalami kembung yang dibarengi rasa enegh serta diare setiap habis minum susu. Saya pikir, namanya masih anak-anak waktu itu, rasa susunya koq amis banget. Apa ini yang bikin saya jadi muntah-muntah? Apa jangan-jangan karena souce pan untuk merebus susunya yang masih kotor? Apa karena waktu proses pemanasannya belum sempurna sehingga bakterinya masih hidup dan menyebabkan perut saya jadi ga karuan rasanya? Entahlah. Pokoknya sejak saat itu saya ogah minum susu putih.
Syukurnya hingga kini susu masih jadi minuman favorit di rumah. Anak-anak saya juga suka. Mau susu murni, susu bubuk, susu cair semuanya suka. Saya juga sering mencampur susu dalam masakan. Misalnya bikin puding susu, es mambo atau bikin kue-kue.
Oh iya, ada yang pernah bikin bakwan jagung tapi adonannya dicampur dengan susu? Woww enak lho, lebih gurih rasanya daripada santan. Pikir saya, daripada anak-anak jajan yang aneh-aneh seperti es sirop atau minuman bersoda lebih baik susu aja, deh!
Terus terang saya masih terus berusaha sebisa mungkin untuk minum susu dengan rutin sampai kini. Asalkan ga terlalu manis aja. Enegh. Saya menyadari susu adalah cairan kaya manfaat. Kandungan nutrisi lengkap yang terdiri dari protein, lemak dan karbohidrat sebagai sumber energi, mineral, dan vitamin dalam susu berguna untuk mendukung fungsi tubuh.
Sayangnya, yang terjadi di negara kita, berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2016, konsumsi susu saat ini masih lebih rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya. Kisarannya 11,09 liter per kapita per tahun sedangkan negara lainnya di kisaran 20 liter per kapita per tahun. Kenapa bisa rendah sekali, apa penyebabnya?
Dari berbagai sumber yang saya baca, salah satu penyebab orang Indonesia kurang suka minum susu dikarenakan adanya rasa ga nyaman di perut setelah mengkonsumsi susu. Ada yang mual seperti saya, ada yang kembung, muntah, sembelit atau malah diare. Tapi teman-teman ga usah panik dan heran. Penduduk Asia yang mengalami ini presentasinya banyak koq.
Gejala mual, kembung, dan atau diare setelah mengkonsumsi susu terjadi karena kandungan protein beta casein A1 dalam susu yang bereaksi dengan protein pencernaan lainnya di dalam tubuh. Sehingga memicu gejala yang menyerupai intoleransi laktosa seperti ketidaknyamanan perut, flatulensi (akumulasi gas berlebih dalam perut dari usus besar), kembung dan diare yang terjadi setelah mengkonsumsi produk susu ~ dr. Rizal Alaydrus, MSC
Jadi kalau kita, sebagai orang Indonesia-yang juga termasuk ke dalam ras Asia-sering merasa ga nyaman habis minum susu itu adalah hal wajar. Yang ga wajar, mosok gara-gara itu jadi ga mau minum susu? Duh, koq, saya jadi ingat sama teman saya yang bermasalah dengan berat badan, tekanan darah maupun kadar gula darahnya. Ada juga yang mengalami osteroporosis akibat tidak mau minum susu. Ngeri.
Bicara soal susu, saya jadi ingat waktu kecil, setiap loper susu mengantarkan susu sapi perah di kemasannya ada tulisan susu murni dari bla bla bla. Entah benaran murni atau bukan tapi awalnya sapi di seluruh dunia memang hanya menghasilkan protein A2 saja. Murni. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan adanya mutasi genetik juga kawin silang, dari banyaknya jenis sapi di seluruh dunia lama-lama semakin banyak sapi yang menghasilkan susu dengan kandungan protein A1. Masalahnya, protein A1 inilah yang justru menjadi penyebab masalah ga enak di perut setelah seseorang mengkonsumsinya. Ini bukan hal yang normal.
Untuk mengembalikan kemurnian susu sapi ahli-ahli dari dunia kesehatan kemudian melakukan berbagai percobaan dan riset. Akhirnya ditemukan bahwa susu A2 mempunyai potensi kelebihan dibandingkan susu A1. Kandungan protein A2 pun nyatanya sama dengan yang ada dalam ASI.
Teman-teman tahu kan, ASI adalah makanan pertamakali yang kita kenal yang anti alergi dan kaya manfaat untuk tumbuh kembang bayi.
Para ahli kemudian memilih sapi A2 dari proses seleksi alam dengan seleksi test DNA, tanpa rekayasa genetik. Sapi-sapi A2 tersebut kemudian diternakkan dan diambil susunya.
Salah satu peternakan yang memelihara jenis sapi A2, yang menghasilkan susu dengan kandungan protein A2 adalah peternakan KIN. Sebagai satu-satunya peternakan sapi terintegrasi yang menghasilkan susu dari sapi A2 secara eksklusif di Indonesia, seluruh sapi di peternakan KIN menjalani proses pemeriksaan ketat. Dimulai dari kualitas kesehatan, kondisi hidup, hingga pemeriksaan DNA untuk memastikan susu yang dihasilkan murni mengandung protein A2 saja. Sama sekali tidak mengandung protein A1.
KIN Fresh Milk merupakan susu segar pertama di Indonesia yang berasal dari sapi A2 yang hadir sebagai pilihan yang lebih baik bagi konsumen. So, buat yang masih enggan mengkonsumsi susu karena merasakan gejala enegh, mual atau diare setelahnya jangan kuatir. Sekarang ada Kin Fresh Milk yang bersahabat untuk perut, sehingga lebih mudah dicerna dan diserap tubuh. Mau kapan saja dan di mana saja ga ada alasan lagi untuk enggan minum susu. Yuk, budayakan minum susu.
Untuk info lebih lanjut mengenai Kin Fresh Milk silakan kunjungi:
website : www.kindairy.com
Instagram : @kindairyid
Salah satu peternakan yang memelihara jenis sapi A2, yang menghasilkan susu dengan kandungan protein A2 adalah peternakan KIN. Sebagai satu-satunya peternakan sapi terintegrasi yang menghasilkan susu dari sapi A2 secara eksklusif di Indonesia, seluruh sapi di peternakan KIN menjalani proses pemeriksaan ketat. Dimulai dari kualitas kesehatan, kondisi hidup, hingga pemeriksaan DNA untuk memastikan susu yang dihasilkan murni mengandung protein A2 saja. Sama sekali tidak mengandung protein A1.
KIN FRESH MILK adalah 100% susu segar dari sapi A2 yang hanya mengandung protein A2 (tanpa protein A1) sehingga lebih mudah dicerna dan nyaman di perut.
Ketika mendapati produk Kin Fresh Milk dari peternakan KIN saya langsung mencobanya. Kebetulan dari tiga produk Kin Fresh Milk yaitu original, chocolate dan coffee yang saya pilih rasa chocolate (lagi). Rasanya beneran ringan, ngga bikin enegh dan beneran ga ada rasa tambahan seperti garam dan gula. "Nah ini dia susu murni asli," kata saya dalam hati. Ternyata ya susu berkelas dari sapi teratas ini memang diproduksi dari sapi yang terawat baik di peternakan KIN.
Dan yang jadi nilai tambahnya lagi adalah sebagai berikut :
- KIN Fresh Milk merupakan satu-satunya produk susu yang dikemas dalam botol dengan UV light barrier untuk menjamin kualitas produk tanpa pengawet.
- Tutupnya gampang dibuka meskipun oleh anak-anak sekalipun. Ukurannya pun pas untuk sekali minum, yaitu 200 ml. Pas untuk sekali minum.
- Ada tiga varian rasa yaitu original, coffee dan chocolate yang dapat kita pilih sesuai dengan favorit kita.
- Dalam setiap kemasannya terkandung nilai energi total 130 kkal dan energi dari lemak 60 kkal. Berdasarkan rekomendasi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kemenkes RI, kebutuhan energi rata-rata dalam sehari adalah 2150 kkal. Bisa lebih bisa kurang tergantung aktifitas dan ukuran tubuh. Jadi kalau kita mengkonsumsi Kin Fresh Milk dengan energi 130 kkal maka saya tetap perlu makan makanan utama diselingi snack untuk mencukupi AKG sebesar 2150 kkal tadi supaya ga kekurangan atau kelebihan lemak yang tersimpan di dalam tubuh. Cocok untuk teman-teman yang lagi diet, nih!
- Kin Fresh Milk aman dikonsumsi semua usia, di atas 2 tahun.
- Harganya terjangkau. Dengan modal duit berapa ribu rupiah saya bisa mendapatkan Kin Fresh Milk di minimarket dekat rumah. Susu bukan minuman mewah lagi, kan, jadi ga ada alasan sebenarnya kalau masih enggan minum susu juga.
Untuk info lebih lanjut mengenai Kin Fresh Milk silakan kunjungi:
website : www.kindairy.com
Instagram : @kindairyid
Tidak ada komentar