bareng salah satu siswa SMK Ora et Labora di ruang praktek |
"Bu, nanti mas Tsaka masuk SMA atau SMK, ya?" Duukkk, jantung saya berhenti seketika. Akhirnya pertanyaan ini keluar juga dari mulut remaja kelas IX ini. Dia galau, sayapun sama. Pikir saya kalau lanjutin ke SMA artinya dia memang dipersiapkan untuk melanjutkan kuliah. Karena lulusan SMA kan ga punya skill apa-apa untuk kerja. Sedangkan kalau lanjutin ke SMK juga saya sangsi. Kenyatannya, banyak juga yang jadi pengangguran. Katanya, sih, akibat skill yang kurang trampil. Eiimmm.
Mencari sekolah lanjutan atas memang susah-susah gampang buat saya. Waktu mendampingi si sulung Mba Nala sih fine-fine aja. Dia sudah mantap melanjutkan ke SMA. Sedangkan buat mas Tsaka lain ceritanya lagi. Dia galau memilih SMK atau SMA. Akan tetapi, biar gimanapun, sebagai orang tua saya tetap harus terus mendampinginya sampai keputusannya bulat. Biar ga ada penyesalan lagi di kemudian hari. Berat cuuy hihihi...
gedung SMK Ora et Labora |
Alhamdulillah kegalauan saya sirna tatkala menghadiri peresmian gedung SMK Ora et Labora di bilangan BSD, Tangerang pada 18 Oktober lalu. Di sini saya mendapatkan banyak pencerahan mengenai SMK yang selama ini luput saya ketahui. Berikut saya rangkum ya...
Dalam rangka hari listrik nasional yang jatuh setiap tanggal 27 Oktober gedung SMK Ora et Labora akhirnya resmi diluncurkan. SMK ini menjadi begitu istimewa karena bila sekolah lain memilih keahlian instalasi listrik maka sekolah ini memilih keahlian spesial yaitu di bidang teknik pembangkit tenaga listrik.
Pemilihan bidang keahlian ini bukanlah untuk gaya-gayaan. FYI, tenaga kerja trampil di bidang ini masih sangat diperlukan sementara orang yang memakarinya masih sangatlah sedikit. Apalagi kalau teman-teman pernah mendengar bahwa pemerintah saat ini sedang berupaya mewujudkan program percepatan pembangunan infrastruktur. Diantaranya adalah pembangunan jalan tol, bandar udara, pelabuhan dan penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik. Nah, mengingat sampai kini masih banyak daerah yang kekurangan suply listrik maka diharapkan 35 ribu giga watt listrik akan tersebar dari Sabang sampai Merauke dalam waktu dekat ini. Artinya, lapangan pekerjaan untuk mengelola itu semua terbentang lebar. Catett...
Dalam rangka hari listrik nasional yang jatuh setiap tanggal 27 Oktober gedung SMK Ora et Labora akhirnya resmi diluncurkan. SMK ini menjadi begitu istimewa karena bila sekolah lain memilih keahlian instalasi listrik maka sekolah ini memilih keahlian spesial yaitu di bidang teknik pembangkit tenaga listrik.
Pemilihan bidang keahlian ini bukanlah untuk gaya-gayaan. FYI, tenaga kerja trampil di bidang ini masih sangat diperlukan sementara orang yang memakarinya masih sangatlah sedikit. Apalagi kalau teman-teman pernah mendengar bahwa pemerintah saat ini sedang berupaya mewujudkan program percepatan pembangunan infrastruktur. Diantaranya adalah pembangunan jalan tol, bandar udara, pelabuhan dan penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik. Nah, mengingat sampai kini masih banyak daerah yang kekurangan suply listrik maka diharapkan 35 ribu giga watt listrik akan tersebar dari Sabang sampai Merauke dalam waktu dekat ini. Artinya, lapangan pekerjaan untuk mengelola itu semua terbentang lebar. Catett...
Guna mewujudkan program tersebut maka pemerintah terus menggenjotnya dengan membuka kesempatan bagi para investor untuk turut ikut berperan serta dalam berbagai bidang. Nah, di bidang pendidikan, sebagai bagian dari proyek CSR-nya PT Saratoga Investama Sedaya Tbk dan Adaro Power kemudian mengambil peran sebagai sponsor utama dengan mengembangkan SMK Ora et Labora. Langkah kedua perusahaan raksasasa ini kemudian diikuti dengan perusahaan lain yang masih berada di grup Saratoga diantaranya MPM Finance, Tower Bersama dan Paiton Energi untuk bersama-sama berproses demi menyiapkan tenaga kerja trampil di bidang kelistrikan.
Sebagai perusahaan sponsor, peran Saratoga tidak terbatas pada pembangunan gedung sekolah saja. Lingkupannya jauh lebih luas dengan ikut membuat kurikulum dan mengawasi proses belajar mengajar terhadap siswa-siswanya. Hal ini bertujuan untuk memastikan lulusannya nanti sudah sesuai dengan standar kebutuhan tenaga ahli di sektor pembangkit tenaga listrik.
Sebagai perusahaan sponsor, peran Saratoga tidak terbatas pada pembangunan gedung sekolah saja. Lingkupannya jauh lebih luas dengan ikut membuat kurikulum dan mengawasi proses belajar mengajar terhadap siswa-siswanya. Hal ini bertujuan untuk memastikan lulusannya nanti sudah sesuai dengan standar kebutuhan tenaga ahli di sektor pembangkit tenaga listrik.
Adapun pekerjaan yang ditawarkan untuk lulusan SMK Ora et Labora memang spesifik. Setiap lulusannya bisa bekerja di perusahaan pembangkit tenaga listrik untuk posisi sebagai operator atau maintenance. Kalau di PLTU pekerjaannya meliputi pengoperasian generator, boiler, turbine, coal plant, sea water treatment dan balance of plant.
Ditegaskan oleh Ketua Yayasan Ora et Labora Sandi Rahaju, lulusan SMK Ora el Labora sudah banyak diincar perusahaan kelistrikan diantaranya adalah PT Saratoga sendiri juga ada Medco Power Indonesia, Paiton Energy dan Tenaga Listrik Gorontalo. Bahkan PT Adaro Power yang berada di bawah naungan PT Adaro energi juga berminat menggaet lulusan SMK O-EL untuk bekerja di sana. Eimm, kamu tau ga berapa gajinya di sana? *kibasduit
siswa- siswa SMK Ora et Labora |
Berikut saya rangkum menjadi 5 alasan mengapa harus sekolah di SMK Ora et Labora :
1. Pendidikan karakter tersistem.
Bukan cerita aneh kalau ulangan atau ujian ada siswa yang berbuat curang, misalnya mencontek, betul apa betul? Perbuatan ini sejatinya menunjukkan karakter negatif SDM yang harus dibenahi. Untuk itu sekolah Ora et Labora menerapkan pendidikan karakter tersistem bagi siswa siswinya dengan landasan agama. Tujuannya tak lain agar pondasi karakter siswa siswanya terbentuk yang pasti berguna di masa depannya kelak.
2. Praktek 65% teori 35%.
Juga bukan cerita aneh kalau siswa SMK dibilang ga bisa kerja. Padahal kalau dirunut lagi ke -ga bisa kerjanya - itu akibat dari pola belajar mengajar yang ga seimbang. Nah di SMK Ora et Labora praktek menjadi bagian penting dari kurikulum. Jadi, mulai dari kelas X setiap siswa akan belajar dengan muatan praktek lebih besar dengan masa belajar selama empat tahun. Komposisinya : 3 tahun belajar sesuai dengan peraturan diknas dan 1 tahunnya lagi untuk training profesional dengan spesialiasi teknik pembangkit tenaga listrik.
Oiya di tahun terakhir siswa juga akan mendapat materi pelajaran bahasa inggris atau mandarin lebih lanjut. Tujuannya jelas, kalau dikembalikan lagi salah satu faktor ketidakbecusan SDM Indonesia di dunia kerja adalah kegagalannya dalam berbahasa. Padahal bahasa inggris atau mandarin adalah bahasa global yang setidaknya harus dikuasai. Dengan penambahan materi bahasa setidaknya itu dapat menambah skill siswanya di dunia kerja sesungguhnya.
3. Kurikulum berdasarkan kebutuhan terkini dari industri. Dari awal setiap siswa SMK Ora et Labora sudah dipersiapkan untuk memasuki industri di sektor pembangkit tenaga listrik. Agar tidak ada gap, selain belajar dengan muatan praktek yang lebih banyak cara berkomunikasi pun dibiasakan menggunakan istilah-istilah yang lazim digunakan di bidang teknik. Teman-teman tau tidak istilah converter, inverter, alat print 3D atau alat DAC untuk mengubah digital ke analog dan lainnya? Nah saya baru tau nih pas diajak touring ke ruang praktek siswa.
4. Kesempatan kerja di perusahaan pembangkit tenaga listrik di Indonesia. Bolak balik sudah saya katakan bahwa peluang pekerjaan di bidang pembangkit tenaga listrik sangat luas. Apalagi saat ini pemerintah sedang menggenjot percepatan pembangunan infrastruktur diantaranya program 35ribu giga watt listrik. Nah lulusan SMK Ora et Labora memiliki peluang yang lebih besar karena pelajarannya relevan dengan jenis pekerjaan yang dibutuhkan.
5. Extrakurikuler kekinian. Dalam peresmian gedung SMK Ora et Labora saya baru tau kalau tahun ini merupakan tahun ke dua sekolah ini berjalan. Jadi ada dua angkatan nih yaitu kelas X dan XI. Kami dihibur dengan penampilan paduan suara dan marching band siswa siswi. Alamak, jadi kebayang ekskul mba Nala selama ini jadi Color Guard di ekskul Marching Band sekolahnya hihihi
Btw, selain paduan suara dan marching band ada ekskul futsal, robotic dan instalasi listrik yang dapat dipilih siswa siswi SMK O'el sesuai dengan passionnya.
Kesimpulannya, mencari sekolah yang tepat untuk anak memang susah-susah gampang. Seperti Nisa, salah satu siswa SMK Ora et Labora mengetahui sekolah ini dari orang tuanya yang bekerja di PLTU Jepara. Sedangkan Yosep justru sebelum menjatuhkan pilihan di SMK tadinya malah mau mendaftar di SMA. Tugas kita sebagai orang tua adalah mengarahkannya, setuju kan?
Info lebih lanjut :
SMK Ora et Labora
Alamat : Anggrek Loka Sektor II, BSD.
Telp : 021 - 5376346 / 089620395364
Sosial meda : facebook.com/smkoraetlabora
Tidak ada komentar