Hari minggu tiba. Jadi teringat masa-masa kecil saya. Masa menunggu-nunggu tanggal merah ini tiba. Momen dimana saya sering diajak bapak keliling-keliling naik motor vespanya. Lalu pulangnya saya diajak bapak mampir beli minuman Green Spot dan minum di tempat biar ga ketahuan kakak-kakak. Asyik banget deh punya rahasia ini bareng bapak, hihihi...
Tapi lain dulu lain sekarang. Anak-anak saya setiap hari minggu malah hobinya gegoleran di rumah. Ga nyalahin, sih, mengingat kesibukan mereka di sekolah setiap hari sudah bikin cape. Dengan istirahat (a.k.a bermalas-malasan) di rumah menjadi sebuah cara untuk men-charge energi mereka kembali.
Namun yang saya sesalkan acara bermalas-malasan di rumah benar-benar bikin mereka jadi ogah berinteraksi. Malas mandi. Malas ngapa-ngapain. Asyik aja gitu nguprek sama gadget-nya. Huuhhh!!!
FAKTA : hampir 50% penduduk Indonesia tercatat sebagai pengguna aktif media sosial
Internet dan gadget boleh dibilang adalah sahabat siapa saja di zaman kekinian ini. Mau orang tua ataupun anak-anak semua betah berlama-lama di dunia maya. Fakta tersebut dibuktikan dari hasil studi yang menunjukkan rata-rata waktu yang dihabiskan dalam bermedia sosial setiap harinya mencapai 3 jam 23 menit. Bahkan penelitian menyebutkan hampir 50% penduduk Indonesia tercatat sebagai pengguna aktif media sosial.
Tingginya presentasi pengguna media sosial sayangnya tidak diikuti dengan pengetahuan yang cukup mengenai keamanan dalam menggunakannya. Tanpa orang tua sadari, bahaya yang mengintai anak-anak saat bermain internet menjadi ancaman laten yang berdampak serius bagi masa depan anak-anak. Cyber bullying, mengakses kontent berbau kekerasan atau pornografi adalah beberapa contoh yang merusak jiwa anak-anak kita. Mungkin teman-teman masih ingat peristiwa viral di sosial media dimana seoarang anak kecil, perempuan, tampak asyik menonton adegan porno dari gadget ibu yang duduk di sebelahnya. Shock banget saya.
Untuk mencegah anak-anak terlalu asyik sendiri dengan gadgetnya biasanya saya dan suami mengajak anak-anak ke perumahan sebelah. Setiap wikend boulevard ini kerap digunakan untuk olahraga. Ada yang lari pagi, jalan santai dan ada juga yang berkumpul di lapangan untuk senam. Dega yang lagi hobi main sepatu roda sih asik aja diajak ke sini. Tapi dua kakaknya ini hadeuuhh...
Saya mencoba memahami perubahan emosi yang umum terjadi dari usia anak menuju ke masa remaja. Hal inilah yang saya rasa jadi penyebab keengganan mereka ngekorin orang tuanya kemana-mana. Begitupun ketika saya sounding untuk piknik ke Taman Heulang Bogor hari minggu kemarin. Hampir saja batal lagi. Tebak alasannya apa? Drama deh hahahah...
Taman Hijau dan kaitannya dengan kesehatan mental kita
Kurang lebih jam delapan kami tiba juga di Taman Heulang. Berada di jalan Heulang, Tanah Sereal persis di sebelah SMK Negeri 1 Bogor taman ini adalah taman kota yang sudah direvitalisasi pemda Bogor. Untuk menuju ke sini, dari arah Cileungsi kami menyusuri jalan raya Bogor lalu belok kanan di lampu merah Jambu dua. Dari sini lurus terus sampai ketemu kantor imigrasi Bogor lalu belok kanan, sampai deh ke jalan Heulang.
Taman Heulang menjadi spot menarik bagi yang ingin berekreasi gratis di Bogor. Trek lari dan jalan santai yang dibuat berliku-liku menjamin orang tidak bosan menyusurinya. Kalau cape, tenang. Tinggal pilih mau istirahat di mana, mau duduk di rumput-rumputan, kursi panjang atau gazebo-gazebo yang tersebar di beberapa titik, terserah aja. Di sini juga ada kolam air mancur. Lumayan bikin segar mata.
Menurut Florence Williams dalam bukunya yang berjudul The Nature Fix (2017) dijabarkan bahwa sejumlah penelitian terkait manfaat melakukan aktivitas di ruang terbuka hijau, salah satunya mengungkapkan bahwa berada di taman hanya selama 15 menit dapat membuat kita merasa lebih bahagia.
Memang iya sih, ketika melihat rumput-rumput yang hijau dan memandang objek dari kejauhan tanpa disadari ada sinyal yang dikirim ke otak. Rasanya santai banget. Rileks. Tau-tau kerut di dahi mengendur dan mulai deh senyum-senyum. Bahagianya. Selain itu hitung-hitung buat latihan buat senam mata juga, sih. Untuk menjaga kesehatan mata yang diakibatkan dari sering membaca dalam keadaan gelap atau remang-remang, membaca sambil berbaring, nonton TV, atau terkena pancaran radiasi dari ponsel atau laptop membuat mata jadi lelah. Ini berbahaya. Mata minus saya jadi makin besar nanti. Jangan sampe ah kalau anak-anak jadi ikut-ikutan kacamata semuanya huhuhu...
Tingginya penggunaan teknologi internet dan gadget nyatanya membuat interaksi masyarakat semakin semu. Komunikasi menjadi sebatas di dunia maya saja. Saya juga menyadari, kalau ngajak anak-anak main di hari libur seperti sekarang ini rasanya susah sekali. Ada aja alasannya.
Padahal berinteraksi melulu dengan gadget itu tidak baik. Membuat kita jadi pribadi yang antisosial. Dr Juneman Abraham Spsi, psikolog pun mengatakan hal yang sama. Untuk meningkatkan kesehatan mental beraktivitas di taman terbuka hijau sangat efektif untuk menyeimbangkannya. Nah, ciri-ciri taman yang baik adalah yang memiliki rancangan lingkungan untuk berinteraksi dengan orang lain dari latar belakang sosial ekonomi yang beragam. Dengan begitu ada rasa kebersamaan yang tumbuh antar warga dan pengguna taman serta menunjang berbagai kegiatan di lingkungan sekitarnya.
Taman Kita OREO
Salah satu taman yang memiliki ciri-ciri tersebut adalah Taman Kita Oreo. Dalam peresmiannya hari Minggu 2 Oktober 2018 silam hadir pula Bima Arya selaku walikota Bogor yang menyambut baik kehadiran Taman Kita Oreo di Bogor. Menurutnya, hal ini sudah sejalan dengan visi misi pemerintah dalam mendorong terciptanya masyarakat lebih sejahtera melalui penyediaan ruang terbuka hijau.
Padahal berinteraksi melulu dengan gadget itu tidak baik. Membuat kita jadi pribadi yang antisosial. Dr Juneman Abraham Spsi, psikolog pun mengatakan hal yang sama. Untuk meningkatkan kesehatan mental beraktivitas di taman terbuka hijau sangat efektif untuk menyeimbangkannya. Nah, ciri-ciri taman yang baik adalah yang memiliki rancangan lingkungan untuk berinteraksi dengan orang lain dari latar belakang sosial ekonomi yang beragam. Dengan begitu ada rasa kebersamaan yang tumbuh antar warga dan pengguna taman serta menunjang berbagai kegiatan di lingkungan sekitarnya.
Taman Kita OREO
Salah satu taman yang memiliki ciri-ciri tersebut adalah Taman Kita Oreo. Dalam peresmiannya hari Minggu 2 Oktober 2018 silam hadir pula Bima Arya selaku walikota Bogor yang menyambut baik kehadiran Taman Kita Oreo di Bogor. Menurutnya, hal ini sudah sejalan dengan visi misi pemerintah dalam mendorong terciptanya masyarakat lebih sejahtera melalui penyediaan ruang terbuka hijau.
FYI, Taman Kita Oreo dibangun dengan menggunakan dana CSR Mondelez International untuk membantu Pemkot mewujudkan sarana dan prasarana bermain di Taman Heulang yang sudah ada sebelumnya. Berdiri di atas lahan seluas 800 meter persegi taman ini memiliki banyak area permainan bagi anak dan remaja yaitu area twist, dunk, basket dan perosotan melengkapi fasilitas yang ada di Taman Heulang. Kehadiran taman ini tentu saja menambah pilihan masyarakat untuk mengisi hari libur bersama keluarga dengan biaya ekonomis. Gratis malah. Bahkan di tahun 2018 ini untuk menjangkau lebih banyak keluarga agar berinteraksi scara nyata Taman Kita Oreo akan hadir pula di 12 kota di Indonesia lainnya. Yuk absen warga Bekasi, Depok, solo, Semarang, Bogor, DIY, Kudus, Tegal, Purwokerto, Bandung, Pacitan dan Bondowoso. Yeayyy....
Siappp!
Tidak ada komentar