Mari Tingkatkan Kesadaran Akan Ancaman Stroke



Alhamdulillah, hari ini jadwal kontrol rutin ibu berjalan lancar. Gula darah normal. Tensi agak tinggi. Tapi dokter memaklumi mengingat tadi ibu agak bete selama nunggu panggilan dokter. Untuk stroke, ibu disarankan kembali hari Jumat untuk fisioterapi. Rupanya stroke yang ibu alami beberapa tahun ini makin melemahkan fungsi alat geraknya. Gapapa, kata dokter menenangkan sambil mengulurkan resep obat.  

Jujur, kalau waktu bisa diputar kembali saya ingin kembali ke masa ibu masih sehat. Ibu memang tipe perempuan perkasa. Ga pernah sakit rasanya. Sampai suatu masa, ketika ibu pergi ke dokter langganan dekat rumah, sendirian kami anak-anaknya masih menganggapnya hanya sakit kepala biasa. Padahal, dokter Wardah sudah curiga saat menyuruh ibu tersenyum. Koq sedikit mencong, tanyanya. Tau-tau saya dikabari kalau ibu masuk RS. Vonisnya stroke. Runtuh seketika jiwa saya saat itu. 



Bicara soal stroke, artinya saya bicara soal cacat permanen atau kematian. Jangan kaget, fakta mengatakan kalau stroke adalah penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung. Stroke juga merupakan penyebab kecacatan nomor satu bagi orang yang selamat dari serangan stroke. 

Jadi begitulah, teman-teman, memang betul apa yang dikatakan ahli kesehatan supaya jangan mengabaikan pertanda apapun. Apalagi gejalanya terlalu biasa sehingga sering diabaikan. Padahal rasa kebas, kesemutan atau baal yang dialami bisa jadi mengarah ke gejala stroke. Syukur alhamdulillah, ibu saya masih diberi panjang usia walaupun ga bisa ngomong lagi dan tangan kanannya lumpuh. 

STROKE... 
Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian. Menurut WHO tahun 2014, stroke adalah terputusnya aliran darah ke otak, umumnya pecahnya pembuluh darah ke otak atau karena tersumbatnya pembuluh darah ke otak sehingga pasokan nutrisi dan oksigen ke otak berkurang. 

Berikut tips mudah mengenali gejala stroke yang saya ketahui saat hadir dalam sosialisasi Deteksi Dini dan Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Stroke di Kemenkes RI, pada 28 Oktober 2019 lalu. Tips mudah mengenali gejala stroke ini diluncurkan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes RI dan PERDOSI - Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia. Namanya SeGeRa Ke RS singkatan dari : 

1. Senyum tidak simetris atau mencong ke satu sisi, tersedak, dan sulit menelan dan minum secara tiba-tiba, 

2. Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, biasanya tubuh bagian kanan, 

3. Bicara Pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara / tidak mengerti kata-kata / bicara tidak nyambung, 

4. Kebas atau baal, kesemutan separuh badan, 

5. Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba, 

6. Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan, serperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasikan. 

Bila gejala-gejala stroke terlihat, satu saja, pasien harus segera dibawa ke UGD rumah sakit dalam waktu kurang dari 2 jam. Karena ini adalah periode emas stroke, yaitu 4,5 jam, yang harus dioptimalkan agar risiko kematian dan kecacatan permanen dapat dihindari. Untuk penanganan lebih lanjut bisa saja tenaga medis akan melakukan pemeriksaan CT Scan agar diketahui jenis strokenya. 



Jenis Stroke...
Stroke adalah penyakit yang datangnya secara tiba-tiba. Dampaknya luar biasa secara ekonomi dan sosial. Mari kita lihat, ada berapa banyak orang yang kita kenal yang terkena stroke di usia produktif? Di sana ada keluarga yang harus dinafkahi. Bila sang pencari nafkah tak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari karena cacat, bisa kita bayangkan menurunnya status kesehatan dan kualitas hidup penderita stroke. Di sisi lain, beban biaya kesehatan yang ditanggung keluarga dan negara juga akan semakin tinggi. Akibatnya, keluarganya terkena imbasnya. Makanan bergizi hampir tak bisa dipenuhi. Kurang gizi yang berdampak pada prestasi ke depannya akan terjadi. Ngeri ya...


Ada banyak faktor penyebab Stroke yang dibedakan dari kejadiannya, yakni : 

1. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi diantaranya usia, jenis kelamin, dan genetik. 

2. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi diantaranya gaya hidup tidak sehat misalnya merokok, begadang atau kurang olahraga.  

Faktor resiko tersering yang memicu stroke di negara kita adalah usia. Semakin lanjut usia penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi dan kolesterol tinggi sebaiknya harus diwaspadai. Data menunjukkan, satu dari empat orang mengalami stroke. Duh, jangan sampai kita menjadi salah satu diantaranya, ya? Ayo kita perhatikan mulai sekarang, konsumsi makanan manis, makanan asin, berlemak lebih banyak mana dengan konsumsi buah dan sayur? 



Sebab itu Kemenkes RI tak jemu-jemu mengajak masyarakat untuk membudayakan kembali perilaku CERDIK yaitu : 
C, Cek kesehatan secara berkala
E, Enyahkan asap rokok
R, Rajin beraktivitas fisik
D, Diet sehat dengan kalori seimbang
I, Istirahat cukup
K, Kelola stress

Dan tak lupa Kemenkes RI juga mengkampanyekan upaya preventif dengan mendorong masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan diri melalui : 
- ukur tekanan darah dan pemeriksaan kolestrol secara rutin, minimal sebulan sekali
- ukur lingkar pinggang


Karena berbagai penyakit kardiovaskuler seperti stroke, jantung koroner sejatinya dapat dicegah. Bertepatan dengan Hari Stroke Sedunia 2019 yang jatuh pada 29 Oktober 2019 rasanya moment ini menjadi pengguggah yang tepat agar kesadaran masyarakat semakin tinggi untuk hidup sehat, lebih berdaya dan produktif. 

Deteksi dini faktor risiko dan promosi hidup sehat sejak usia dini perlu digalakkan agar kejadian stroke semakin kecil. Karena bila terlambat maka penanganannya akan sulit dan mahal. Untuk itu ayo kita cegah stroke dengan menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah kunci mencegah berbagai penyakit, termasuk stroke. 



Tidak ada komentar