Bersahabat dengan Diabetes Tipe 1



Bicara diabetes artinya saya bicara luka yang susah sembuh. Ini terjadi pada ibu saya. Gara-gara lecet sedikit kakinya langsung dirubung semut. Dalam sekejap, semut-semut itu konyolnya malah 'makan' kaki ibu sampai luka-luka. Sambil menangis ketakutan buru-buru saya rendam kaki ibu dengan cairan antiseptik. Setelah itu saya keringkan dan segera mengompresnya dengan obat luka dan diakhiri dengan ditutup perban. Alhamdulillah sekarang lukanya sudah mengering.

Ngeri. Kalau tak ditangani dengan baik alih-alih kaki ibu bisa diamputasi. Jujur, saya worried juga dengan penyakit ini. Katanya, diabetes itu menurun? Kalau iya, artinya saya dan anak-anak berpeluang terkena penyakit ini, dong? 

Oke sebelum menjawab pertanyaan ini beruntung saya hadir dalam sosialiasi Diabetes yang digelar Kemenkes dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia Kemenkes pada 15 November 2019 lalu. Saya jadi nambah ilmu lagi mengenai Diabetes khususnya Diabetes type 1, nih. Simak yaa... 

Hadir sebagai pembicara : 

- dr Cut Putri Arianie selaku Direktur P2PTM Kemenkes RI 

- dr. Fatimah Eliana Taufik, Sp.PD, KEMD seorang dokter Penyakit Dalam dan Konsultan Endokrinologi



- dr. Michael Triangto, Sp.KO

- Prof. dr. Jose RL Batubara, PhD, SpA(K) dari Divisi Endokrinologi Anak, FKUI - RSCM

- Suharyanti, SKM. MKM, RD dari PERSAGI

Kalau teman-teman mengikuti artikel-artikel kesehatan saya, tentu sudah paham ya bahwa penyakit tidak menular masih menjadi momok bagi masyarakat Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyebut prevalensi penyakit tidak menular naik setiap tahunnya. Dan itu tentu semakin menjadi beban bagi pemerintah dalam pembiayaannya. 



Ada lima penyakit tidak menular yang dikenal menjadi penyebab kematian tertinggi yakni Hipertensi, Jantung, Stroke, Diabetes dan kanker. Ibu saya memiliki tiga diantara penyakit menakutkan ini yaitu Stroke, Hipertensi dan Diabetes. Makanya, kami jaga sekali kesehatannya di masa lansianya ini. 

Nah, diabetes itu sendiri dibagi menjadi dua macam; diabetes type 1 dan diabetes type 2. 

Pada Diabetes type 1 tubuh benar-benar berhenti memproduksi insulin yang disebabkan rusaknya pankreas. Untuk itu penderita Diabetes tipe 1 harus menerima suply insulin rutin dari luar tubuhnya. 

Penyakit Diabetes tipe 1 merupakan penyakit bawaan yang tidak bisa dicegah dan disembuhkan. Akan tetapi dapat dikendalikan. Yang perlu diunderlined, penyakit ini sebenarnya bisa menyerang usia berapapun. Tapi umumnya, penyakit ini lazim terjadi pada usia anak-anak. 

Sedangkan Diabetes type 2 merupakan resistensi insulin. Biasanya diturunkan dari gaya hidup. Misal di keluarga hobinya makan camilan, biasanya anak-anaknya akan mengikuti. Atau senangnya mengkonsumsi makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi, kurang serat dan jarang berolahraga. 





Dari penyebabnya, dengan demikian Diabetes type 2 bisa dicegah. Caranya dengan memperbaiki pola dan gaya hidup sehat. 

Kembali ke Diabetes type 1. Gejala yang harus diwaspadai adalah : 
mengompol
gatal pada kemaluan
penurunan berat badan
lekas marah yang diikuti penurunan prestasi belajar 
infeksi kulit berulang
mudah haus dan sering merasa lapar

So waspadai gejala tersebut bila kita memiliki anak (usia 4 sampai 7 tahun) atau remaja (usia 10 sampai 14 tahun). Bisa dipahami kalau penanganannya agak sulit terkait dengan emosinya. Siapa sih yang seneng disuruh minum obat terus atau ketemu jarum suntik untuk menyuntikkan insulin terus menerus. Itulah sebabnya peran orang-orang di sekitarnya misalnya orang tua menjadi penyemangatnya untuk tetap hidup nyaman dengan diabetes type 1. 

Untuk mengendalikan diabetes tipe 1 supaya tidak makin parah sebagai orang tua sebaiknya mengenalkan penyakit ini pada anaknya. Jangan pernah lelah mengingatkan anak untuk rutin minum obat. Tak lupa beri ketrampilan pada anak diabetes tipe 1 dalam menangani penyakit ini. Misalnya dengan melatihnya menggunakan insulin secara mandiri. Karena apa, insulin harus digunakan setiap hari, gaesss *sigh



Terkait dengan pantangan mengkonsumsi gula terlalu banyak dokter Jose menyarankan untuk jangan percaya pada mitos. Kebutuhan akan gizi dan nutrisi tetap diperlukan, asalkan sesuai dengan kebutuhan. Jangan batasi anak dengan melarangnya olahraga. Biasa saja lakukan olahraga sebagaimana anak-anak sebayanya, yang penting ukur gula darahnya sebelum dan sesudah berolahraga. 

Yang jadi masalah, terkadang orang tua -demi alasan irit- sengaja mengurangi dosis obat ataupun terapi insulin. Itu tidak dibenarkan, teman-teman. Kalau sembarangan memperlakukan penderita diabetes bukan nakut-nakuti tapi bisa jadi malah timbul komplikasi penyakit lain, misalnya gagal ginjal. Ngeri kan?

Di awal tadi saya sempat bertanya, apakah saya dan keluarga saya berpeluang terkena diabetes? Jawabannya bisa ya bisa tidak. Namun orang yang memiliki keluarga dengan riwayat diabetes 1 tentu akan lebih mudah terkena penyakit ini. Faktor risiko lainnya bila menderita infeksi virus, berkulit putih, bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa, dan berusia 4 - 7 tahun ataupun 10 - 14 tahun. 

Karena ibu saya punya riwayat diabetes tipe 2, maka saya dan keluarga harus waspada dengan penyakit ini. Cara menghindarinya tak lain tak bukan hanya dengan pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah : 
- mengatur frekwensi dan menu makanan menjadi lebih sehat
- menjaga berat badan ideal
- rutin berolahraga
- rutin menjalani pengecekan gula darah dan tekanan darah. 

Pemerintah juga tak henti berupaya untuk mencegah prevalensi penyakit tidak semakin menular. Diantaranya dengan menggalakkan kawasan tanpa rokok di berbagai fasilitas layanan kesehatan, tempat belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja dan di tempat umum lainnya. 



Ini memang masih menjadi PR bersama. Tapi kita jangan takut ya mengingatkan orang kalau merokok di tempat-tempat yang dilarang pemerintah. Ada UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 115 dan PP 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan pasal 50a yang dapat membuat efek jera. 

Yuk ah bersahabat dengan Diabetes tipe 1! 

Tidak ada komentar