Mau Pasif Income dari Bisnis Kamar Keluarga, Join Yuk!
Kamis, 14 November 2019
"Think Big. Start Small."
Quote ini menempel terus di benak saya sepanjang perjalanan pulang dari Tangerang. Rupanya untuk berbisnis kuncinya cuma satu ; realistis. Dimulainya dari hal kecil dulu supaya ga cuma jadi wacana aja. Tapi bisnis apa ya? Pengennya sih yang modalnya kecil tapi keuntungannya berlipat-lipat. Plis, jangan tawarkan saya saya bisnis alat pembesar kelamin, miras oplosan atau bisnis produk selundupan, lho!
Bicara soal bisnis, rasanya di jaman sekarang ini bukanlah hal yang tabu dibahas. Mau orang tua ataupun mahasiswa semua punya kesempatan yang sama. Bahkan, banyak anak muda yang sukses di usianya yang masih muda dan menghasilkan omzet yang fantastis.
Contohnya Ferry Lucas dan Charles Kwok yang menyediakan layanan sewa hunian lewat aplikasi bernama Kamar Keluarga. Mereka pandai banget melihat fenomena kebutuhan masyarakat akan hunian jangka pendek misalnya indekost. Namun indekost yang ditawarkan bukan kost-kostan biasa, karena di sini menawarkan co-living bagi penyewa kamar.
Jujur, kalau membayangkan waktu mba Nala mulai kuliah di Malang hal pertama yang muncul di kepala saya cuma satu. Di mana nanti dia tinggal? Sedangkan dia seorang diri merantau di kota asing tanpa sanak famili. Pilih kontrak rumah atau kost-kostan. Mana ya yang lingkungannya baik dan strategis dari kampusnya?
Kenapa saya pingin yang lingkungannya baik? Balik lagi ke intimacy keluarga, sih. Biasanya di rumah, setiap hari saya sekeluarga ga pernah kehilangan bahan obrolan. Saya bisa bayangkan, di kost mba Nala apa yang dia lakukan kalau lagi homesick? Apalagi jaman sekarang rasanya orang sudah semakin individualis ; elo-elo, gue-gue, ibaratnya. Nanti teman ngobrolnya siapa?
Nah, konsep co-living inilah yang jadi daya tarik yang ditawarkan Kamar Keluarga. Saya suka banget. "Di Kamar Keluarga kami ingin membangun komunitas. Jadi yang tinggal di sini ga hidup sendiri-sendiri. Seperti sekarang, selain meet up dengan Blogger kami juga menggelar gathering dengan penghuninya. Ayo, silakan, membaur aja," ajak pak Ferry.
Oh iya, lokasi Kamar Keluarga Tangerang berada persis berhadapan dengan TangCit Mal dan Tugu Gajah Tunggal, tepat di ujung jalan. Lokasi yang strategis memang menjadi salah satu kriteria bila kita ingin properti aset kita dialihkan menjadi bagian dari rantai bisnis Kamar Keluarga. Berikut ini ada lima pilar yang perlu diketahui :
1. Kamar Keluarga BOT (Build Operate Transfer).
Pilar inilah yang membantu para pemilih tanah yang hanya memiliki tanah kosong namun belum punya dana untuk pembangunannya. Kamar Keluarga akan mensurvey kelayakannya sebelum membangun hunian kos-kosan dari rancangan desain hingga furniture dan fasilitasnya. Sistemnya bagi hasil dan berlaku untuk jangka panjang.
2. Kamar Keluarga Operator.
Ini adalah pengelolaan co-living/kost dengan konsep sebagai keluarga sendiri. Makanya setiap bulannya digelar gathering atau seminar edukasi seperti yang digelar saat saya dan teman-teman Blogger berkunjung. Konsep ini merupakan salah satu nilai plus yang ga akan ditemukan di kos-kosan lain.
3. Kamar Keluarga Lini.
Ini adalah vertikal bisnis yang memanfaatkan lokasi dan demand dari konsumen Kamar Keluarga yang dibangun di atas properti yang didirikan. Vertikal bisnis yang dimaksud terdiri dari :
a. Laundry bagi seluruh penghuni
b. Warung Keluarga yang terletak di setiap properti Kamar Keluarga
c. Restaurant, salah satunya bisa kita lihat kalau berkunjung ke Kamar Keluarga di Fatmawati Jakarta Selatan.
d. Laundy untuk linen, dikembangkan untuk membantu hotel-hotel di sekitar lokasi.
4. Kamar Keluarga Development.
Ini adalah pilar yang memaksimalkan sisa ruang yang diakuisi oleh Kamar Keluarga untuk pembangunan kost, dengan membangun rumah minimalis seluas 3 x 12 meter hingga 3 x 15 meter di lahan yang tersisa setelah membangun yang utama, bangunan kos-kosan. Dengan demikian, ini bisa memberi peluang bagi milenial untuk memiliki rumah pribadi yang terpisah dari bangunan kos-kosan yang murah, minimalis dan terjangkau.
5. Kamar Keluarga Asset.
Ini adalah pilar yang membantu para investor baru, baik kalangan milenial maupun kolonial seperti saya *eh yang belum pernah berbisnis properti. Di sini tim Kamar Keluarga yang bernaung di bawah bendera Hoppor International akan membantu investor dalam memilih lahan, membangun dan mengelola properti agar kita bisa mendapatkan pasif income.
Keunggulan lain yang bikin saya meneguk ludah adalah hitung-hitungannya keren banget. Kata pak Ferry, jangan kuatir kalau lahannya terbatas. Kita ini ahlinya minimalis. Kami bisa membangun kos-kosan Kamar Keluarga dua lantai dari lahan seluas 105 meter dijadikan 32 kamar kos-kosan.
Wowww, kemecer dong saya membayangkan profitnya. Berapa ya harga sewa kos-kosannya? "Variatif, harga sewa mulai dari 600 ribu perbulan hingga 2 jutaan.Tergantung lokasinya," kata pak Ferry.
So far, sampai saat ini total jumlah kamar yang sudah dan akan beroperasi sebanyak 2041 kamar di 75 lokasi strategis yang mampu diakses dan dijangkau masyarakat. Sejak beroperasi di tahun 2011, Kamar Keluarga yang waktu itu dimulai dari dua unit properti saja kini sudah melayani sebanyak 156.294 tamu.
Menariknya, berbagai strategi terus dikedepankan agar kenyamanan penghuni semakin optimal, seperti berikut :
1. Mengembangkan teknologi.
Kamar Keluarga menyediakan aplikasi booking melalui aplikasi Traveloka, Tiket.com, Agoda, Booking.com, Airy Rooms. Pegi-pegi dan Mister Aladin. Nah, yang terbaru, masih on demand sih akan disediakan juga transportasi, logistik, makanan, entertaint, atraksi kegiatan, dan belanja kebutuhan. Ini peluang besar lho untuk jadi mitra Kamar Keluarga.
2. Mengembangkan jangkauan.
Sampai sekarang Kamar Keluarga bisa ditemukan di Jakarta dan Bandung. Ke depannya targetnya juga akan dibangun di kota-kota strategis lainnya seperti Yogyakarta, Surabaya, Bali, Solo, Medan, Makassar, Malang dan Surabaya. Hayo, siapa yang aset properti di sini ga tertarik nih?
3. Mengembangkan layanan.
Dengan konsep hunian co-living yang nyaman maka peluang kemitraan dengan Kamar Keluarga menjadi hal yang tak boleh dipandang sebelah mata. Ada layanan transportasi dari dan ke Bandara ke Stasiun misalnya, logistik untuk jasa kirim barang, makanan, gaya hidup, atau belanja kebutuhan sehari-hari dengan mendirikan semacam minimarket.
4. Mengembangkan kualitas.
Kamar Keluarga sangat mengedepankan operasional. Untuk itu seluruh tim operasional bekerja sesuai dengan keahliannya mulai dari jasa kebersihan, security, receptionist dan lain-lain.
Selain itu, diharapkan ke depannya Kamar Keluarga akan membuka fasilitas keluarga seperti kids sport mengingat penghuni kos Kamar Keluarga ga melulu single. Ada untuk lelaki, perempuan dan untuk menikah yang terpisah shaf-nya. Halagh bahasaku ini 😅
Oh iya, fasilitasnya standar lah untuk hunian kos-kosan di kota besar. Ada TV, AC, WIFI, kamar mandi shower dan Double bed, sehingga kalau ada yang mau nginep masih nyamanlah. Sttt, tapi yang nginep ada syaratnya. Ga boleh ngaku-ngaku kakak adik, lho. Harus menunjukkan validitas datanya seperti kartu keluarga. Bagi yang menikah juga kalau mau ngekos di Kamar Keluarga juga harus menunjukkan surat kawin.
Dipikir-pikir emang lebih enak sih punya kos-kosan daripada punya bisnis kontrakan. Selain mendapatkan biaya sewa kita masih bisa mendapatkan jasa yang kira-kira dibutuhkan penghuni kost lainnya seperti usaha makanan, usaha londrian atau usaha kelontong.
Apalagi kebutuhan akan rumah kos semakin tinggi terutama yang punya lahan di dekat sekolah, kampus atau mall, punya kos-kosan jelas lebih menarik. Kalau masih ragu, kenapa ga join aja ya dengan Kamar Keluarga, pengelolaannya, kan, relatif lebih mudah, betul apa betul?
loading..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar