"Buset, elo tu yee. Baru kemarin foto-foto sama babang tampan Agus Yudhoyono, eh sekarang udah foto-foto sama bu Menteri."
"Woro, mbok yo aku diajakin nge-job kaya kamu. Puenakee, rek!"
Demikianlah sebagian kecil ucapan teman dan relasi yang menganggap pekerjaan menjadi Blogger itu gampang mendapatkan uang.
Benarkah demikian?
Alhamdulillah, saya akui sejak aktif nge-blog delapan tahun lalu pencapaian saya sudah di luar ekspektasi. Saya, yang tadinya hanya ibu rumah tangga biasa, koq, bisa-bisanya kecemplung menekuni profesi yang tak biasa ini. Sedangkan, ilmu akademik digital aja pun tak ada. Tapi beginilah hasilnya. Tanpa disangka, melalui dunia blog rupanya saya bisa mendapatkan wawasan dan teman-teman baru yang memberikan energi positif buat hidup saya.
Bahkan, kantor saya pun bisa pindah-pindah. Kadang di rumah, kantor kementerian, Mall, Resto and Caffe, Hotel dan lain-lain. Hasilnya, wah sudah ga kehitung. Mulai dari koleksi tupperware, tumbler, notes, tas, skincare, e-money, snack kemasan, voucher, uang tunai hingga ke luar kota. Asyik, ya?
Tunggu dulu, Fergusso...
Dalam hidup tidak ada yang mudah. Pun menjadi Blogger. Prosesnya lumayan lama. Banyak hal yang harus saya pelajari selain memikirkan konten tulisan. Saya jadi berurusan misalnya aja dengan DA PA, Alexa, Google Analytic dan Page View. Selain itu saya juga harus berhadapan dengan sosial media saya seperti Facebook, Instagram dan Twitter - gimana caranya naikin follower. Biar apa, ya biar dapet job, lah hehehe...
Nah, jadi kalau teman-teman mau yang instant saya sarankan minta pesugihan aja ke Kanjeng Raden Mas Anu Anu Anu. Karena faktanya, dalam menulis sebuah konten blog yang panjang dan deskriptif setidaknya saya butuh sehari sampai tiga hari. Kalau mood lagi jelek malah bisa molor sampai lima hari.
Inilah yang bikin saya tak sanggup untuk konsisten menulis. Padahal itu bahaya. Isi blog saya lama-lama kebanyakan isinya bermuatan job berbayar. Padahal, kalau diingat, niat awal saya nge-blog, kan, hanya ingin berbagi hasil karya dan tutorial craft saya melalui tulisan. Siapa tau, di luar sana ada perempuan-perempuan seperti saya yang tak bisa keluar rumah tapi ingin punya usaha sampingan agar punya penghasilan. Harapan saya waktu itu, mungkin melalui blog saya, mereka bisa mendapatkan inspirasi.
Ani Berta - Founder ISB |
Sebab itu, beruntung saya hadir dalam sesi sharing bertajuk "Membangun Reputasi Blogger Menuju Profesional" bareng Teh Ani Berta, founder Indonesian Social Blogpreneur pada Sabtu, 11 Januari 2020 silam. Ini menjadi moment penting supaya resolusi 2020 untuk kembali ke track semula sebagai Blogger yang sesuai dengan hobi dan passion saya selama ini tercapai. Terimakasih ya teh *peluk
Kembali ke Fitrah Blog
Tak dapat dimungkiri, penghasilan menjadi Blogger merupakan hal yang diimpikan siapa saja. Makanya banyak yang khilaf dengan sengaja beli follower bahkan sampai nekat meng-copas mentah-mentah tulisan orang lain atau dari press realese saja. "Jadi apa bedanya dengan iklan kalau begitu?" tanya Teh Ani.
Berikut beberapa pokok penting yang saya catat untuk kembali ke fitrah blog, diantaranya :
1. Berbagi informasi.
Ambil contoh waktu teman-teman jalan-jalan ke Garut, misalnya. Informasikan ke banyak orang apa saja sih yang ada di Garut : tempat wisata, tempat menginap, kuliner, akses transportasi. Banyak lho yang tidak tahu informasi ini. Yuk, mulai sekarang buat tulisan yang bernilai kontribusi dan manfaat untuk pembaca.
2. Silaturahim.
Sebagai Blogger kita harus memantaskan diri untuk bersikap profesional. Bikin dong kartu nama untuk dibagikan ke teman-teman baru. Siapa tau teman baru kita ini justru punya channel yang bisa memberi job, lho. Nah, tapi kalau sudah menemukan teman yang cocok untuk ngobrol sebaiknya tetaplah membaur dengan yang lain. Jangan itu-itu saja temannya. Siapa tau ada peluang job ye kan hehee...
3. Menuangkan ide, opini dan gagasan.
Teh Ani mengingatkan, setiap Blogger pada dasarnya punya keunikan tapi banyak yang ga pede untuk mengekspos dirinya. Ayo tuliskan saja gagasan dan opini teman-teman dalam konten. Siapa tau ada klien yang tertarik dengan konten blog kita dan berujung dengan kerjasama job berbayar. Asyikkkk...
4. Verifikasi Berita.
Kita akui sampai saat ini media online masih banyak yang menyebarkan konten hoax. Sebenarnya ini adalah peluang bagi Blogger untuk meng-counter berita yang tak valid tersebut dengan data dan fakta melalui observasi dan peran narasumber yang tepat. Ini menjadi nilai tambah terhadap suatu isu yang sedang ramai dibicarakan.
5. Tetap ikuti perkembangan.
Bagaimanapun tren selalu berubah. Untuk saat ini ada baiknya kita perlu memaksimalkan sosial media. Isilah dengan caption bermanfaat, foto-foto menarik dan video pendek yang memancing follower untuk meramaikan timeline sosial media kita. Untuk itu kita perlu belajar lagi mulai dari bikin video, infografis dan terbiasa dengan aplikasi penunjangnya seperti Canva, Picsart, Power Director, Viva video, Adobe photoshop dan lainnya.
FYI, saya lagi kepengen banget belajar bikin feed Instagram yang cantik. Siapa tau, follower saya meroket mendadak, aamiin hihihi...
Tidak Terbawa Arus Mager
Tapi masalahnya kita sering terjebak dengan mood-mood jelek. Hal itu tentu ga baik terhadap kesehatan blog kita.
Menurut Teh Ani, ya gapapa, sih, kalau mau rehat sejenak. Tapi ayo kita kembalikan ke tujuan semula. Katanya pengen jadi Blogger profesional, pengen menghasilkan uang dari blog. Tapi blognya, koq, ga ada isinya. Lah gimana mau dapat uang? Lain halnya kalau nge-blog hanya untuk dijadikan have fun dan hobi saja. Jadi komitmen itu perlu dijaga ya sayang. Seperti halnya cinta gituuu...
Supaya tidak terbawa arus mager :
1. konten tetap relevan,
Artinya, meskipun masih dalam suasana rehat, tetap upayakan membuat konten blog. Tak masalah frekwensinya diperjarang, dari seminggu tiga artikel jadi hanya satu artikel. Pokoknya jangan dibiarkan blognya jadi berdebu, ya.
2. Terbuka terhadap berbagai bidang ilmu,
Blogger sebaiknya punya nieche tertentu dalam konten blognya supaya memudahkan klien mencari blogger yang spesifik dengan kriteria yang dicari. Namun sayangnya, blogger spesialis kebanyakan justru enggan berhadapan dengan bidang ilmu lain. Padahal, beauty blogger bisa koq menulis nieche otomotif. Silakan dicari deh tulisan Beauty Blogger yang menceritakan manfaat dari kaca film mobil untuk mengatasi dampak sinar UVA UVB agar kesehatan dan kecantikan kulitnya selalu terjaga. Tinggal di-blend saja.
3. Tingkatkan wawasan melalui membaca, ngobrol dengan yang lebih berpengalaman.
Ayo kapan terakhir kali teman-teman membaca? Ayo paksakan satu bulan satu buku yang dibaca. Ini akan memperkaya wawasan dan diksi.
4. Update artikel organik dengan komposisi 70% konten organik : 30% artikel sponsor. Cara termudah, ikut dong one day one post di ISB. Kalau sudah ritmenya membaik, usahakan bikin artikel andalan satu bulan sekali. Bisa? Yuk semangat!!!
5. Paksakan diri upgrade skill.
Jangan takut keluar modal kalau kita harus ikut kelas berbayar bila materinya dirasa perlu untuk meningkatkan kemampuan nge-blog.
Perkuat Branding
Jumlah Blogger ada banyak sekali. Kalau mau memenangkan persaingan kita harus memiliki 'hal yang berbeda' dengan Blogger lainnya. Inilah yang menjadi salah satu kuncinya. Ayo mulai sekarang, tonjolkan ciri khas diri kita apa sih, asah lagi kelebihan diri, gencarkan promosi dan yakinlah kalau kita punya nilai jual.
Yeayyy, semoga goal target nge-blog kita di tahun 2020 tercapai ya. Tapi bagaimana dengan hairgoals kita, apakah sudah aman?
Kalau saya belum.
Jujur, rambut saya pernah dikeriting ombak, pernah dihigh lite, pernah juga diwarnai. Role model saya boneka Barbie yang berambut panjang, berombak dan berwarna keemasan. Cantik sekali.
Tapi seperti halnya ngeblog perjuangannya naudzubillah. Capek banget ritualnya. Mulai dari keramas tiga sesi (bilas, shampoan, bilas, shampoan, bilas) kemudian mengoleskan conditioner, bilas lagi dan setelah itu dikeringkan lagi dengan hair dryer, lanjut dengan catok-catok dikit sampai berbentuk kriwil manja.
Efeknya jelas bikin rambut saya kering dan gampang patah. Ribet banget asli kaya sekarang ini. Ketombean dan kerontokan rambut yang saya alami jadi bikin saya males menyisir rambut. Seram kalau melihat rambut yang berserakan di lantai kalau lagi nyisir. Kata orang, cara mengatasi kerontokan dengan potong rambut. Tapi setelah potong rambut ya sama saja. Masih rontok juga. Pengen banget #bebasketombe.
Hair Beauty Dating With Natur
Makanya senang banget saya bisa hadir dalam hair beauty dating bareng Natur dan ISB di ruang Merapi, Ibis Tamarin Hotel, Jakarta kemarin. Pesertanya ada 50 orang dari member ISB yang sudah berdiri sejak tahun 2012. Semuanya mengenakan dress code bernuansa black and gold. Alhamdulillah, selain mendapat kenalan baru saya juga dapat wawasan baru soal masalah rambut saya.
Acara ini dibuka oleh MC yang menghadirkan mba Clara, perwakilan dari Natur yang mengenalkan secara singkat brandstory Natur, salah satu produk perawatan rambut yang memadukan bahan alami dan inovasi modern yang aman dalam penggunaannya. Fokus Natur pada masalah kerusakan rambut meliputi :
1. Faktor Eksternal : kosmetik untuk rambut, perlakuan dekoratif, debu cuaca dan sinar UV matahari.
2. Faktor Internal : usia, genetik, pola makan, pola hidup tak sehat dan stress serta penyakit.
Nah, masalah rambut yang sering dialami diantaranya adalah :
1. Kerontokan.
Rambut bisa dikatakan mengalami kerontokan bila setiap harinya ada lebih dari 100 helai yang berguguran. Ini tentu saja menjadi momok karena bisa menyebabkan kebotakan.
Ada banyak faktor yang menyebabkan kerontokan :
Stress, produk kosmetik rambut yang kurang tepat, perlakuan dekoratif berlebihan, gizi kurang seimbang, kerasmas dengan air terlalu panas, efek samping obat-obatan, hormonal atau dalam masa pengobatan.
2. Ketombe
Ketombe adalah tampaknya serpihan rambut berwarna putih dan kering pada kulit kepala. Biasanya orang yang ketombean sering mengalami gatal sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan bikin minder karena sibuk menggaruk-garuk kepala.
#RambutKetombe disebabkan oleh meningkatnya jamur pada kulit kepala akibat kulit kepala yang berminyak. Selain itu ketombean juga disebabkan oleh polusi, panas dan kerusakan akibat penataan rambut.
3. Rambut kering dan kasar, tipis, kusam dan bercabang.
Masalah rambut kusam, bercabang, rapuh, mudah patah, kering dan kasar tidak boleh dianggap remeh. Alih-alih rambut akan semakin rontok. Penyebabnya berasal dari zat pewarna rambut yang mengandung bahan-bahan kimia yang terpapar terus menerus sehingga membuat folikel rambut jadi rusak.
Lantas Apa Solusinya?
Natur memahami, hair goals semua perempuan sama. Ingin memiliki rambut yang sehat, kuat dan bercahaya. Namun, kegiatan sehari-hari yang salah membuat rambut jadi bermasalah.
Tapi teman-teman ga perlu kuatir. Aneka produk Natur mulai dari shampo, conditioner, hair tonic, hair vitamin, hair mask dan hair serum memiliki kandungan utama seperti ginseng, aloe vera, tea tree oil, moringa oleifera dan seterusnya yang berasal dari bahan alami. Makanya, dulu, kalau teman-teman pernah memakai produk yang dibuat PT Gondowangi Tradisional Kosmetika ini pasti kurang suka. Bau jamu ya?
Natur Ginseng Series
Menanggapi banyaknya masalah rambut, Natur mengeluarkan beberapa varian yang sesuai dengan kondisi masalah rambut kita. Untuk yang mengalami kerontokan, solusinya adalah Natur Ginseng Series. Kita tau, kan, ginseng sejak lama dikenal di negeri Tiongkok sebagai obat penguat akar dan helai rambut.
Agar hasilnya efektif teman-teman disarankan menggunakan shampo, conditioner dan hair tonic sebagai perawatan sehari-hari dan hairmask untuk perawatan mingguan.
Natur Aloe Vera Series
Bagi yang memiliki masalah rambut tipis boleh dicoba Natur Aloe Vera Series. Ayo siapa yang dulu waktu kecil kepalanya sering diolesi lendir lidah buaya? Yup, lidah buaya dikenal memiliki manfaat untuk menumbuhkan dan menyuburkan rambut. Agar hasilnya efektif, teman-teman disarankan untuk menggunakan shampo, conditioner, hair tonic dan hair vitamin sebagai perawatan sehari-hari dan menggunakan hair mask untuk perawatan mingguan.
Natur Tea Tree Oil
Bagi yang memiliki masalah rambut berketombe, ada #NaturTeaTreeOil yang bisa digunakan. Tea tree oil adalah minyak dari sejenis pohon yang memiliki manfaat sebagai anti microba dan anti bengkak/radang. Dalam perannya sebagai pembasmi ketombe, tea tree oil bekerja mengurangi perkembang biakan jamur si penyebab ketombe.
BTW tea tree oil manfaatnya banyak lho. Selain bisa mengatasi jamur penyebab ketombe, tea tree oil juga bisa digunakan untuk mengobati jerawat, sebagai deodorant ketiak, membantu meredakan gatal eksim juga ampuh membasmi kutu rambut.
Untuk perawatan sehari-hari ada baiknya teman-teman menggunakan shampo tea tree oil yang di-mix dengan produk ginseng series yakni conditioner dan hair tonic dan dilanjutkan dengan hair mask untuk perawatan mingguannya. Karena kulit kepala yang gatal menyebabkan penderitanya tak tahan untuk terus menggaruk kulit kepala. Akibatnya, kerusakan fisik lebih lanjut dapat saja terjadi mulai dari rambut patah hingga kerontokan dan kebotakan. Jadi untuk mengurangi kerontokan perlu dikombinasikan dengan Natur Ginseng Series, ya.
Natur Olive Oil + Vitamin E Series
Natur Olive Oil + Vitamin E Series mengandung 7 natural oil yang dikombinasikan dengan vitamin E serta UVA dan UVB filter yang dapat menutrisi dan menjaga kesehatan rambut yang sering diwarnai.
Untuk perawatan sehari-hari teman-teman disarankan menggunakan Shampo Natur Olive Oil + Vitamin E yang di-mix dengan conditioner dan hair tonic dari Ginseng Series atau Olive Oil Series untuk mengurangi kerontokan rambut. Untuk perawatan mingguan gunakan hair mask dari Natur Olive Oil. Jangan lupa gunakan hair vitamin setiap sebelum dan sesudah melakukan penataan rambut.
Untuk si rambut rusak, Natur juga memiliki produk shampo yang mengandung bahan alami dari daun kelor dan sweet almond oil. Kedua ingredient ini berfungsi untuk membuat rambut sehat, kuat, lebat dan berkilau. Produk ini telah teruji secara dermatologis sehingga aman digunakan sehari-hari oleh orang dewasa maupun anak-anak (balita ke atas).
Duh ga sabar deh pengen buru-buru mengaplikasikan Natur Tea Tree Oil yang dimix dengan Ginseng Series agar masalah rambut saya hilang. Padahal tadinya saya kira, di usia 40an seperti sekarang ini, masalah saya hanya rambut beruban saja. Tapi rupanya kerontokan dan ketombe juga masih menjadi ancaman. Rambut saya jadi makin tipis. Jidat makin lebar. Untungnya kalau keluar rumah saya mengenakan jilbab, jadi ga terlalu kelihatan.
Secara keseluruhan, produk Natur dikemas dalam packaging berwarna hitam gold. Meskipun bukan varian baru, tapi Natur sejak dulu dikenal tidak mengandung SLS (detergent yang memberikan busa berlimpah) saat digunakan.
Makanya waktu dituangkan, cairannya sedikit encer, ga liquid seperti shampo lain. Saat keramas saya suka banget dengan wanginya. Ga bau jamu lagi kaya dulu. Aromanya tuh gimana ya, refreshing dan soothing gitu deh. Saya juga ga merasakan sensasi dingin saat pemakaian, karena Natur Tea Tree Oil sama sekali tak mengandung mint atau menthol.
Overall, saya suka banget dengan rangkaian produk Natur. Hair shampo Tea Tree Oil-nya nyaman dipakai dan membantu mengurangi ketombe. Suka juga dengan sensasi fresh dan aroma ginseng hair mask yang saya gunakan setelah keramas. Saya jadi ingin membeli conditioner dan hair tonic-nya deh biar makin optimal hasilnya.
Aktivitas bukan halangan untuk mendapatkan rambut sehat dan bercahaya. Saya merekomendasikan teman-teman yang punya masalah rambut seperti saya untuk menggunakan rangkaian Natur.
Dengan produk perawatan rambut yang tepat, permasalahan rambut saya yakni berketombe sekaligus rontok dapat diatasi dengan mudah. Tidak perlu ke klinik kecantikan atau salon ternama untuk perawatan. Cukup dirawat dari rumah saja.
Blog alias rumah maya pun sama. Cukup dirawat sendiri melalui upgrade skill seperti sekarang agar semakin profesional, karena yang #AlamiLebihBaik. Terimakasih Natur dan Indonesian Social Blogpreneur atas ilmunya.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Natur teman-teman bisa kunjungi Facebook : Back To Natur atau Instagram : @backtonatur. Dan seluruh produk Natur dapat dibeli di supermarket, Shopee dan Lazada. Yuk #PilihYangAlami aja 😍
Tidak ada komentar