World Cancer Day 2020, Bersama Kita Cegah, Deteksi dan Tangani Kanker

"Siapa di sini yang keluarganya atau lingkungan terdekatnya terkena kanker?" tanya moderator acara, dr. Aldrin Neilwan Panca Putra, Sp.Ak. 

Hampir semua peserta serentak mengacungkan tangan, termasuk saya.

Astagfirullah al adzim. Banyak juga. Sedih ya melihat realitasnya. 


Prisca Batubara, putri Cosmas Batubara, menceritakan kisah kanker limfoma yang dialami papanya, Cosmas Batubara, eks menteri zaman ORBA. 

Tak dapat dimungkiri kanker masih menjadi momok menakutkan. Penyakit ini menjadi penyebab kematian terbesar nomor dua di dunia. Di Indonesia sendiri, penyakit ini terus meningkat prevalensinya. Diperkirakan tahun 2040 insiden kanker dari 9,6 juta orang meningkat menjadi 29,5 orang. Dudududu, apakah kita salah satunya?



Alhamdulillah saya bisa hadir dalam Pertemuan Social Media Influencer dalam Rangka Memperingati Hari Kanker Sedunia. Kebetulan acara ini merupakan event kesehatan pertama saya di tahun 2020 yang diselenggarakan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI. 

Acaranya berlangsung di Manhattan Hotel, Jakarta pada 4 Februari 2020 silam. Wah, ga sangka, tanggal ini rupanya bertepatan dengan diperingatinya Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal tersebut. Ayo diingat-ingat ah, jangan cuma hari Valentine aja yang diingat heheheh... 

Oh iya, tema hari kanker sedunia periode 2019 - 2021 yaitu I am and I will (Saya adalah dan saya akan). Tema ini sesuai banget dengan peran P2PTM dalam pengendalian kanker, yakni mengajak masyarakat untuk menjalankan perannya masing-masing untuk mengurangi beban akibat kanker. So, paham kan gimana beruntungnya saya bisa menjadi bagian dari stakeholder yang mensosialiasikan bidang kesehatan melalui blog dan sosial media. 

Fakta Kanker
Sebelum bicara kanker, mari kita bicara soal unsur-unsur yang membangun tubuh kita sehingga kita bisa bertumbuh dan berkembang. Kalau diurut-urut, tubuh kita terdiri dari kumpulan sel-sel yang membelah diri dan membentuk jaringan, jaringan-jaringan ini kemudian membentuk organ, dan organ-organ tersebut kemudian akan membentuk tubuh. 

Namun dalam prakteknya, saat membelah diri yang tidak diketahui persis bagaimana asal mulanya, sel-sel ini rupanya ada yang nakal. Dia tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali, menyerang jaringan yang dilewatinya dan menyebar ke tempat- tempat lain dalam tubuh penderitanya. Nah sel-sel nakal itulah yang kita sebut dengan sel kanker. 



Saking agresifnya, sel-sel nakal ini menyebar melalui pembuluh darah maupun pembuluh getah bening.  Nah ini yang bahaya, karena proses penyebaran kanker inilah yang menjadi penyebab utama kematian. 

Kanker dapat menyerang siapa saja, baik anak maupun dewasa. Namun pada perkembangannya, di negara kita, penderita kanker lebih banyak terjadi pada perempuan - dimana kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker terbanyak yang ditemui. 


Jenis kanker yang sering dialami perempuan : kanker payudara, kanker leher rahim, kanker kolerektal, kanker ovarium dan kanker paru.  
Jenis kanker yang sering dialami pria : kanker paru, kanker kolorektal, kanker prostat, kanker hati dan kanker nashopharing.  
Jenis kanker yang sering dialami anak : kanker bola mata dan kanker darah (leukimia). 

Tantangan dan Tindakan P2PTM Dalam Penanganan Kanker 
Sayangnya berbagai kendala masih ditemui dalam pengendalian kanker di Indonesia. Faktanya, hampir 70% penderita ditemukan dalam keadaan stadium sudah lanjut. Direktorat P2PTM menemukan hambatan dalam proses pengendalian kanker di Indonesia, yakni : 

1. Masih rendahnya kesadaran, pengertian dan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker ini, padahal faktor resiko dapat dicegah dari sini. 

2. Belum adanya program deteksi dini massal yang terorganisir secara maksimal. 

3. Keterbatasan masyarakat untuk memperoleh pengobatan yang berkualitas karena masalah ekonomi, transportasi dll. 

4. Faktor sosial kultur di masyarakat yang tidak menunjang (antara lain percaya pada pengobatan alternatif/tradisional/dukun) atau rasa tabu memperlihatkan organ intimnya pada orang lain. 

Dengan berbagai kondisi tersebut tentu saja imbasnya pada pengobatan yang sulit dan lama, juga biaya pengobatan yang tak sedikit. Mau tak mau beban negara jadi semakin besar untuk membiayai penyakit ini. Menurut data BPJS tahun 2018 diketahui penyakit kanker ada di urutan ke dua pembiayaan tertinggi setelah penyakit jantung. Mau tau berapa biayanya? Tahun 2017 pembiayaan kanker mencapai 3,1 trilyun dan tahun 2018 naik lagi menjadi 3,4 trilyun! Woww... 



Melihat besarnya pembiayaan kanker, P2PTM Kemenkes RI merumuskan program pencegahan dan penanganan kanker. Saat ini prioritasnya pada kanker dengan kasus tertinggi yakni kanker payudara dan leher rahim, leukimia dan kanker bola mati dikuti dengan kanker jenis lainnya. 

Tindakan dilaksanakan dalam 4 pilar penanggulangan kanker, yakni : 

1. promosi kesehatan, upaya memampukan masyarakat untuk mencegah kanker melalui penyuluhan dan sosialisasi pentingnya deteksi dini. 

2. deteksi dini, upaya pencegahan dan meminimalisir stadium kanker. (Insha Allah untuk deteksi dini saya akan tulis terpisah ya.) 

Deteksi dini kanker payudara : SADARI, SADANIS, USG, Mamografi 


Deteksi dini Kanker Serviks : test IVA, Papsmear, HPV DNA

3. perlindungan khusus, upaya pencegahan dan penanganan sejak dini dengan cara pemberian imunisasi HPV, rubella. 

4. penanganan khusus, upaya pengobatan dan penguatan di fasyankes melalui program See and Treat untuk mendeteksi kanker serviks. Jadi bagi masyarakat yang sudah melakukan test IVA di FKTP atau Puskesmas (Gratis lho), bila ditemukan (see) adanya kanker serviks akan ditindaklanjuti dengan krioterapi atau dirujuk ke FKTL (treat). 

Apa yang dapat kita lakukan? 


Seperti tadi sudah saya jelaskan kanker termasuk dalam jenis penyakit tidak menular. Jadi kalau ibunya kena kanker serviks belum tentu kita - anak perempuannya bakal kena penyakit yang sama. Yang perlu diwaspadai umumnya penyakit tidak menular tidak bisa disembuhkan dan justru menjadi silent killer. Misalnya diabetes (harus jaga gula dalam rentang normal seumur hidup), stroke (kerusakan saraf yang tidak bisa serta merta kembali normal), penyakit jantung (saat istirahat pun bisa sesak), atau kanker (selalu ada periode remisi dan bisa relaps). 

Jujur, saya pernah merasa dunia seolah berhenti berputar ketika keponakan saya terkena leukimia dan hanya bertahan selama kurang lebih enam bulan. Tak lama kakak ipar saya juga terkena kanker getah bening juga tak bertahan lama, hanya kurang lebih sebulan saja. Saya sendiri juga sempat drop ketika diketahui ada lesi di kedua payudara yang dicurigai kanker. 

Dr. Cut Arianie, M.H.Kes - Direktur P2PTM Kemenkes RI menyampaikan bahwa saat ini PTM merupakan penyebab kematian terbanyak dan membutuhkan pembiayaan kesehatan terbesar. Padahal bila diketahui sejak dini tingkat kesembuhan semakin tinggi dan biaya pengobatan pun akan lebih ringan. 



Lebih dari sepertiga kanker malah dapat dicegah bila seluruh masyarakat mau berupaya memperbaiki gaya hidupnya, diantaranya : 

1. menghentikan kebiasaan merokok sekaligus menjauhi dari terpaparnya asap rokok, menjauhi polutan (debu, sinar matahari berlebihan dan polusi), mengkonsumsi alkohol. 

2. rutin melakukan aktifitas fisik, dengan cara memilih berjalan kaki daripada naik ojol, naik turun tangga daripada naik lift serta menghindari perilaku seks berisiko misalnya gonta ganti partner sex dan memakai kondom. 


3. mengubah pola makan tidak sehat misalnya makan kebanyakan karbo dan lemak, kurang sayur dan buah, diet tidak seimbang, sering mengkonsumsi makanan yang mengandung penyedap, pewarna, perasa atu pengawet

4. mencegah obesitas, dengan rajin mengukur lingkar pinggang dan berat badan. 

5. darah tinggi, melalui pemeriksaan gula darah sewaktu 

6. prediabetes. 

WASPADA - Gejala Kanker 
Yuk mari kita perbaiki sebelum terlambat. 43% kanker dapat dicegah dan diatasi dengan deteksi dini koq misalnya kanker leher rahim, kanker payudara, dan kanker kolorektal. 

Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit akibat gaya hidup yang dapat dicegah dengan memperbaiki gaya hidup dan menjauhkan faktor risiko terserang kanker. Apalagi gejala kanker hampir tidak terlihat. Kakak ipar saya, saat drop kondisinya sampai meninggal, lebih kurang waktunya hanya satu bulan. Waktu itu beliau justru sempat didiagnosa ada selimut di paru-parunya. Ga taunya stelah menjalani pemeriksaan berkali-kali ketahuannya sudah stadium empat. Astagfirullah, dalam sebulan kami semua tak ada yang menyadarinya. 😢



Ada tujuh gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kanker dengan WASPADA, yaitu : 
W waktu buang air besar atau kecilnya bagaimana, adakah perubahan kebiasaan atau gangguan? 
A alat pencernaannya bagaimana, adakah gangguan misalnya sulit menelan. 
S suaranya apakah serak atau batuk-batuk yang tak sembuh-sembuh? 
P  payudara atau di tempat lain adakah benjolan (tumor)? 
A andeng-andeng (tahi lalat) adakah yang berubah sifatnya, misalnya menjadi besar dan gatal? 
D darah atau lendir abnormal adakah yang keluar dari tubuh? misalnya mimisan
A ada atau tidak koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh? 



Tidak ada komentar