Kelas Asik Jogja Astragraphia Untuk Industri Kreatif Agar Jualan Laris Manis



Welcome October! Ga terasa 7 bulan sudah kita didera pandemi. Meskipun harus jatuh bangun tapi banyak dari kita yang nyatanya mampu mengubah ancaman ini menjadi kesempatan. Saya sendiri termasuk di dalamnya. Dari iseng-iseng saya mencoba peruntungan bikin bumbu pecel, bikin masker kain dan merajut konektor masker untuk dijual. Hasilnya sih masih belum memuaskan. Makanya beruntung banget bisa hadir dalam Kelas Asik Jogja Astragraphia untuk industri kreatif agar jualan laris manis. Waah, harus segera dieksekusi nih ilmunya!

Potensi Industri Kreatif di Indonesia 

"Kalau ingin bersaing dengan industri canggih, negara kita kalah dengan Jerman dan China. Tapi di bidang ekonomi kreatif inilah, peluangnya kita akan jadi pemenang!," presiden Jokowi. 

Yup, pernyataan presiden Jokowi tidaklah salah. Berdasarkan data dari Barekraf tahun 2017 mengungkapkan, kontribusi ekonomi pertumbuhan kreatif nasional tahun 2016 - 2019 semakin tinggi pertumbuhannya. Dalam kurun dua tahun ekonomi kreatif menyumbangkan dari 900 T naik hingga 1000 Trilyun yang berasal dari tiga subsektor tertinggi yaitu kuliner, fashion dan kriya.   



Dengan demikian bisa dipastikan ada kesempatan dan tantangan di dalamnya akan tetapi persaingan pun semakin ketat. Terlebih di masa pandemi begini dimana daya beli masyarakat menurun. Mau tak mau industri kreatif pun terkena imbasnya. Menunggu situasi membaik bukanlah keputusan yang tepat. 

Ada banyak faktor yang menyebabkan sebuah usaha sulit bertahan. Biasanya pengusaha lebih fokus menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan pesaingnya. Padahal ada lho kelompok konsumen yang mencari kualitas dibanding harga karena paham kalau harga ga bisa membohongi kualitas. Selain itu ada juga kelompok konsumen yang tertarik membeli karena pelayanan yang ramah dan cepat, kebersihannya, atau bisa juga karena dari melihat penampilan kemasan yang keren, cantik, rapih dan ga pasaran. Ini tentu menjadi penilaian tersendiri di mata konsumen. 



Syukurlah hal ini menjadi perhatian PT Astra Graphia Tbk. Melalui program #KelasAsik yang telah digelar di kota-kota di pulau Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan pelatihan daring ini sukses mendapat animo luar biasa. Tercatat sejak Januari 2020 ada 270 UMKM yang bergerak di bidang industri kreatif kuliner, fashion dan kriya yang mengikuti Kelas Asik. 

Dan kini di akhir September 2020, dengan harapan dapat menambah brand awareness dan meningkatkan omzet penjualan tidak disangka dari ratusan UMKM yang mendaftar, terpilih 50 UMKM sebagai peserta Kelas Asik Jogja. Beruntung deh saya yang bisa menyimak langsung webinar yang berlangsung pada 30 September 2020 lalu dengan tema "Jualan Laris Manis dengan Kemasan & Label yang Keren!"

Teknologi Digital Printing - Yohanes Puguh, Yogyakarta Representative Astragraphia 

Pak Puguh memulai materi dengan pengenalan serba serbi kemasan. Berdasarkan definisinya, kemasan adalah wadah untuk mengemas produk yang dijual yang dilengkapi dengan informasi. Informasinya bisa isi produk, kegunaan bahkan informasi marketing pun bisa disematkan di packaging. 



Di dalam industri printing kita mengenal ada dua jenis mesin cetak yaitu jenis konvensional atau cetak offset dan jenis digital. Perbedaannya hanya dari cara mencetaknya saja. Kalau digital prosesnya lebih cepat seperti kalau kita memfoto kopi atau mengeprint langsung dari mesin printer. Kalau cetak offset harus bikin masternya dulu pada satu plate film baru gambarnya dipindahkan ke sebuah alat yang kemudian digulirkan pada media cetak contohnya kertas. 

Menurut pak Puguh, market tren packaging di tanah air cukup besar. Meskipun Indonesia menempati size 1,2 persen market se Asia Pasific tapi petumbuhannya justru tertinggi yakni di atas 8 persen. Dengan demikian potensi pasar packaging di indonesia itu sangat besar. 

Akan tetapi yang perlu disadari bila semakin banyak kesempatan, tantangan pun akan semakin ketat. Tak heran internasional pun ikut melirik pasar konsumen Indonesia, apalagi bangsa kita dikenal sangat konsumtif. Nah, kunci memenangkan persaingan adalah bagaimana mengemas produk kita secara kreatif agar lebih unggul di pasaran. 

Dalam penyampaiannya lebih lanjut, pak Puguh menjelaskan berbagai kelebihan digital printing dibandingkan cetak offset. Mau cetak kartu nama bisa hanya sebox aja, mau cetak kaos bisa dibuat customize persatuan. Buat yang baru coba-coba bikin label kemasan buat test pasar dulu kaya saya juga bisa. So, jelas digital printing lebih ekonomis dan praktis. 




Begitu fleksibel dan praktis sehingga digital printing rupanya dapat mencetak di atas berbagai media. Mau pakai kertas tipis mengkilat yang sering digunakan untuk label kemasan atau mau pakai plastik, bahkan vynil pun bisa. Dan yang terpenting jangan terpaku pada warna putih aja karena ada banyak warna-warna lain yang bisa dieksplor. 



Kalau mau kesan ekslusif yang bersifat personal coba deh pakai tinta metalic atau gold yang diaplikasikan ke media kertas, plastik atau vynil. Kemudian bikin sesuatu yang personal buat customer satu persatu. Cetak kemasan dengan tinta gold dengan menyematkan namanya misalnya. Bisa dipastikan customer tentu akan senang karena dianggap spesial. Kalau sudah begini, bayar lebih masa ga mau? Nah inilah yang disebut dengan creative packaging. 

"Meskipun sama-sama jualan ayam geprek, kalau kemasannya berbeda tentu berbeda juga nilainya baik dari harga maupun target konsumennya," pungkas pak Puguh. 

Workshop Creative Packaging and Labeling - Aditomo Priyo Prakoso, Business Application Designer Astragraphia



Dalam pemaparannya, mas Dito menyampaikan hal yang kurang lebih sama dengan pak Puguh. Bahwa di dalam creative packaging rupanya desain kemasan, pemilihan material kemasan dan warna yang tepat tanpa disadari telah menjadi sebuah daya tarik. 

Kemudian mas Dito mengumpamakan misalnya kita berkunjung ke toko oleh-oleh untuk membeli kacang. Dari dua pilihan kemasan yang pasti dua-duanya tidak bisa dicicipi rasanya, tapi dengan adanya label yang baik dan menarik pada kemasan dapat memberikan kesan tersendiri bagi calon pembeli, salah satunya adalah kesan higinis. Ini poin penting buat industri yang bergerak di bidang makanan dan minuman. 



Atau misalkan kita ke acara pengajian dan dapat nasi box. Dari dua model kemasan nasi box kita bisa menangkap kesan, kotak nasi box yang polosan aja tanpa logo atau label tentu akan mengundang pertanyaan, kalau nanti mau pesan ke mana ya? Ini aman ga ya dimakan, koq mudah dibuka. Beda dengan nasi box yang sudah ditempeli dengan logo atau label, kesan tersegel dapat memberikan kesan makanan bersih belum diutak-atik dan tentu pelanggan dapat dengan mudah memesan makanan itu kembali suatu hari nanti karena terbaca informasi penjual di label atau logo kemasannya. 



Bagaimana dengan kemasan fashion? Ayo coba kita bandingkan antara kemasan baju yang hanya dilapisi dengan plastik tipis yang ada sealnya dengan baju yang dikemas dalam dus cantik. Mana yang lebih menarik? Tentu kesan yang didapat customer akan berbeda bila menerima produk yang ditata cantik dalam dus. Apalagi kalau selain dus masih ada informasi lain yang memuat alamat, no telpon, media sosial dan lain-lain dalam bentuk kartu nama, flier bahkan souvenir seperti goodie bag edisi special. Tentu kesan premium akan lebih muncul bila customer menerima barang yang dibelinya dalam dus cantik seperti ini. 

Yang tidak boleh dilupakan adalah peran warna dalam kemasan dan label. Andilnya sangat penting untuk menarik minat pembeli. Umumnya usaha kuliner cocok dengan pemilihan warna merah, kuning dan oranye untuk menggambarkan kekuatan citarasanya. Untuk fashion bisa memilih warna yang sesuai dengan citra fashionnya kalau lembut dan romantis bisa dipilih warna pink misalnya. 

  • Warna kuning menggambarkan optimis dan harapan,
  • Warna merah menggambarkan kekuatan, cinta dan maju,
  • Warna oranye menggambarkan energi, keseimbangan dan kehangatan,
  • Warna ungu menggambarkan spritual, keanggunan dan perubahan,
  • Warna hijau menggambarkan kesuburan dan membumi,
  • Warna biru menggambarkan kepercayaan, keamanan dan teknologi,
  • Warna pink menggambarkan romantis, lembut dan cantik.



Oh iya sekedar informasi saja, ada standar yang harus ada di dalam kemasan produk makanan, yaitu nama merk dan logo, warna, informasi, komposisi/nilai gizi, waktu kadaluarsa. Jadi pastikan kemasan produk jualan kita sudah memuat informasi ini ya. 





Sekarang kita masuk ke pemilihan material kemasan. Apakah kemasannya mau berupa pouch, dus hard cartoon, reusable paper, botol plastik ataupun besek dari bambu ga masalah. Semua cantik dan menarik. Teknologi digital printing mampu menerjemahkan keinginan pelaku usaha untuk membuat beragam kreasi agar tampilan kemasan semakin cantik. Diharapkan dengan logo dan label yang menempel pada kemasan dapat memberi kesan unik dan menarik perhatian konsumen. Sehingga kepercayaan pelanggan akan diraih dan akhirnya konsumen akan repeat order dan selanjutnya tanpa ragu merekomendasikan produk ke circle teman-temannya. Mau? 





Wah, banyak sekali insight yang saya dapatkan dari webinar daring Kelas Asik Jogja #Astragphia. Pertama saya harus menentukan warna apa yang menggambarkan jenis usaha saya. Kemudian packagingnya seperti apa, apakah cukup dengan menggunakan kertas coklat yang biasa digunakan untuk sampul buku tapi saya lapisi lagi dengan tali rami dan disegel lagi dengan logo dan label untuk mengemas produk kriya saya? Oh iya saya juga belum punya kartu nama. Terus mau juga bikin bookmark deh buat tanda mata. Unik pasti ya 😍

Tentang Astragraphia

PT. Astra Graphia Tbk atau lebih dikenal dengan Astragraphia merupakan bagian dari Astra Group, anak perusahaan dari Astra Internasional yang bergerak di bidang printing dan digital services.

Sebagai perusahaan publik Astra Internasional memiliki 7 lini sektor bisnis di Indonesia. Dimana Astragraphia masuk ke dalam lini bisnis information technology yang berfokus pada document solution. Selain Astragraphia, masih ada dua anak entitas lagi di bawah lini bisnis information tecnologi yakni PT Astragraphia Xprins Indonesia yang berfokus pada office services dan  PT Astra Graphia Information atau AGIT berfokus pada digital services atau IT.

Dengan principil utama Fuji Xerox, Astragraphia memasarkan produknya mulai dari mesin printer, mesin fotokopi dan juga mesin production yang menyediakan kebutuhan cetak personal, perkantoran, graphic art hingga managed print services. 

Mbak Fitri Yuliani, Corporate Communication Astragraphia menyampaikan, "buat teman-teman di Jogja yang mau kenalan seperti apa sih mesin production dan buat apa aja kegunaannya silakan main-main ya ke mitra kami di Prima digital printing atau Explora."

Astragraphia berdiri sejak tahun 1970 dan bermarkas di Jakarta tepatnya di jalan Kramat Raya, Senen, Jakpus. Sampai sekarang jumlah karyawan yang bekerja ada lebih dari 1000 karyawan yang tersebar di seluruh kantor Astragraphia di seluruh Indonesia. 

Bicara soal CSR Astragraphia telah banyak melakukan berbagai kegiatan sosial. Di bidang kesehatan Astragraphia rutin mengadakan donor darah. Di bidang pendidikan Astragraphia mencetak dan mendistribusikan 10 ribu workbook untuk anak PAUD ke seluruh Indonesia. Di bidang lingkungan, Astragraphia juga turut menjaga kelestarian bumi melalui gerakan kurangi plastik. Sedangkan di bidang ekonomi Astragraphia mewujudkan program pelatihan berkelanjutan secara virtual yaitu Kelas Asik. 



Pak King Iriawan Sutanto, Director Astragraphia menyambut baik program kegiatan Kelas Asik, "semoga ke depannya Kelas Asik akan semakin banyak merangkul UMKM di berbagai penjuru daerah di seluruh Indonesia. Diharapkan Kelas Asik dapat memberikan kontribusi nyata bagi pelaku UMKM dalam meningkatkan brand awareness dan omzet penjualan agar mampu mewujudkan UMKM yang berdaya saing, go-online, dan naik kelas. 

Bagi yang berminat ikut Kelas Asik syaratnya adalah memiliki UMKM di bidang industri kreatif kuliner, fashion atau kriya dengan omzet mulai dari 2 juta hingga 400juta rupiah. Setelah melalui seleksi, peserta terpilih dapat mengikuti pelatihan Kelas Asik yang dimentori langsung oleh Astragraphia melalui pembekalan pelatihan secara virtual mengenai teknologi digital printing, creative packaging & labelling, teknologi informasi, serta online promotion. 

Nah online promotion ini merupakan wujud Astragraphia dalam memfasilitasi UMKM untuk mempromosikan produk usahanya melalui kanal digital Astragraphia, yaitu OFiSKITA. Dalam pelaksanaan Kelas Asik OFiSKITA juga menggandeng beberapa print shop (Graphic Art Customer) Astragrahia sebagai tempat rujukan terpercaya bila peserta UMKM ingin mencetak logo atau label kemasan produk jualannya. 

Menariknya, pelatihan ini tidak membebankan biaya apapun kepada seluruh peserta malah akan mendapatkan sertifikat dan hadiah menarik. Yuk dipantengi aja untuk informasi Kelas Asik selanjutnya di : 

website Astragraphia https://astragraphia.co.id 

Instagram @ofiskita dan @astragraphia_career

Facebook OFiSKITA

30 komentar

  1. Iya, kadang kita itu memilih based on kemasan juga ya

    di dalam creative packaging rupanya desain kemasan, pemilihan material kemasan dan warna yang tepat tanpa disadari telah menjadi sebuah daya tarik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah tipe kita nih mba yg suka jatuh cinta duluan liat benda yg dikemas cantik 🥰

      Hapus
  2. Wah, keren sekali nih acaranya. Industri kreatif masa kini memang mesti didukung semua pihak supaya jualannya karis manis. Tentu marketing juga harus baik, biasanya sekarang serba online ya. APalagfi saat pandemi corona ini UMKM harus dibangkitkan dari keterpurukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, UMKM paling merasakan dampaknya banget soalnya mereka rerata kan dimulainya dr usaha rumahan dengan modal terbatas 😢

      Hapus
  3. Suka sedih kalau dapat barang murah tapi kualitas nol dan cepat rusak. Mindset kita harus berubah nih cari barang berkualitas agar memotivasi para pelaku usaha untuk berupaya kreatif, inovatif dengan kualitas ok.

    Dengan Astragraphia mendukung kita untuk maju dan pantang menyerah membangun usaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya ada barang ada uang bener ya. Kue lebaran juga makin cantik dan mahal kalau dikemas di parcel dibandinhkan ditaro di plastik kiloan ya

      Hapus
  4. Ini yg tempo hari wara wiri iklannya di sosmed ya. Sayang ga bisa ikutan karena khusus utk yg punya usaha
    Senang bisa baca reportase kegiatan acaranya dari Mbak Diah. Terimakasih informasinya Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama teh smoga bisa nambah insight ya teh kalau mau merintis usaha 😍

      Hapus
  5. Setuju banget.
    Saya juga pernah bisnis kuliner, yang dilakukan pertama kali selain rasa makanan adalah label Dan kemasan
    Sayang harus mundur karena sakit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ambu, ini aku juga lagi merintis kriya dan kuliner tp kayanya kuliner aku ga kuat deh, cape banget aku. Krn smua dihandle sendirian

      Hapus
  6. Informasinya paaas banget dengan yang tengah aku butuhkan. Bukan untuk aku pribadi sih, tapi untuk kakakku yang tengah merintis usaha roti dan cake dari rumah. Dia sedang mikirin nih packaging untuk produknya yang premium kira-kira kayak gimana.

    Tulisan aku share ya ke dia. Makasih banyaaak ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, ayo dishare mba, suruh daftar aja ikut kelas asiknya 😍

      Hapus
  7. Bagus banget acaranya, memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM.

    Emang ya desain kemasan ini penting banget. Sebagai konsumen, saya juga lebih memilih barang yang dikemas dengan baik dan kemasannya bagus/menarik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mba, aku juga pasti memilih kemasan yg lebih baik dan rapi drpd yg asal asalan

      Hapus
  8. Bener sih mbak, kalau udah dibungkus rapi, memang bagusnya diberikan logo usaha kita. Jadi nggak hanya membranding juga, sekaligus jadi promosi biar makin dikenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoi, tinggal dikerahkan kreativitasnya aja fen karena skrg udah gampang merealisasikannya, tinggal bawa ke tempat jasa printing aja hehe

      Hapus
  9. Warna ungu menggambarkan spritual, keanggunan dan perubahan. Hehehe, warna ungu kadang jadi warna favorit nih. Apalagi kalo ada kemasan produk yang ungunya unyu-unyu, wah bisa nambah naksir buat beli tu produk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo ketahuan suka warna ungu hahaa

      Aku juga mudah meleleh kalau lihat produk yg warnanya aku suka. Kalau ga dibeli kepikiran terus deh haha

      Hapus
  10. Digital printing memang jadi lahan ekonomi kreatif yang menjanjikan. Tidak akan pernah mati karena bisa diaplikasikan ke banyak produk dan lini usaha. Tinggal pelakunya yang harus selalu inovatif dan menawarkan design yang menarik dan berkualitas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan menariknya skrga perlu keluar dana gede buat ngeprint, satuan juga bisa dan kalau punya ide tp ga bs menerjemahkan bisa lho minta bantuan jasa digital printing buat bikin yg kita inginkan

      Hapus
  11. Acaranya menarik dan seru banget ya, memberikan informasi yang bagus dan pas banget, saya pernah jualan kuliner. Saat itu adalah logonya, kemasan produk juga diperhatikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, kalau ada logo atau label di kemasan produk kita jd makin punya daya jual. Lebih professional gitulah hehe

      Hapus
  12. WAh, ini kelas yang snagat menarik,Mbak. Dan menbantu kita yang punya usaha atau malah baru buka usaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beetul, kelas Asik emang beneran nolong banget buat UMKM supaya jualannya laris manis

      Hapus
  13. Saya pribadi kalau beli sesuatu hal pertama yg sering membuat tertarik adalah packagingnya. Krn menurut saya hal itu mencerminkan kualitas barangnya jg. Krn prnah beli barang dgn packaging biasa, dan trnyata isinya emang nggak sesuai ekspektasi.

    Btw, acara ini keren bgt. Jadi bisa membantu pelaku usaha lebih maju dan berkembang. Thanks sharing ilmunya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap, acaranya keren dan bermanfaat banget utk UMKM supaya jualannya laris manis dan buat kita yang baru mau merintis udasa tp masih bingung soal kemasan, warna, desain dll

      Hapus
  14. Terima kasih sharingnya mba, memang benar packaging sangat menentukan daya beli seseorang. Aku pun kalau mau beli sesuatu lihat packagingnya dulu meyakinkan atau tidak. 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jijik ya kalau kemasannya asal-asalan apalagi kalau produknya kuliner

      Hapus
  15. Industri kreatif menjadi ruang banget untuk meningkatkan kreativitas. Dan ini bisa dilakukan siapapun yang ingin berinovasi dan mendapat cuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan faktanya perkembangan industri kreatif makin banyak diminati lho dari tahun ke tahun 😍

      Hapus