Kabar ini saya dapatkan sewaktu menghadiri Nobar dan Conference Press Merindu Cahaya de Amstel yang digelar di CGV Grand Indonesia, Senin, 17 Januari 2022.
Film Merindu Cahaya de Amstel merupakan sebuah kisah nyata mengenai perjalanan hijrah seorang mualaf asal Belanda yang fasih berbahasa Indonesia. Namanya Khadijah Veenhoven.
Pengalaman hidupnya yang luar biasa membuat Arumi E tergerak untuk menuliskannya di wattpad yang kemudian dicetak penerbit Gramedia menjadi Novel dan kemudian difilmkan.
Sebelum Merindu Cahaya de Amstel, beberapa waktu lalu karya Arumi E yang populer di Wattpad, Aku Tahu Kapan Kamu Mati, telah diproduksi menjadi sebuah film.
Tercatat nama-nama beken yang membidani film mengharu biru ini. Ada Hadrah Daeng Ratu sebagai sutradaranya. Prestasinya ga bisa dianggap enteng. Tercatat Non Hardah yang juga menyutradarai film Makmum ini juga pernah memenangkan penghargaan bergengsi piala Citra tahun 2009 untuk film pendek terbaik Sabotase.
Kemudian penulis skenarionya juga tak kalah hebat. Benny Setiawan rupanya pernah memenangkan Piala Citra untuk kategori Sutradara terbaik pada FFI 2010 lalu.
Benny juga menulis skenario untuk beberapa film terkenal seperti Laskar Pelangi 2 Edensor, Bangun Lagi dong Lupus, Madre, Twitorviare, Layangan Putus dan lain-lain.
Dalam prosesnya hingga ditayangkan, film Merindu Cahaya de Amstel memakan waktu yang tidak sebentar. Sekitar dua tahun para bintang dan kru akhirnya bisa bernapas lega.
Semua sangat menantikan film yang membawa spiritual journey tersebut bisa ditayangkan. Bagaimana tidak? Dalam pembuatannya baik kru maupun pemeran kerap berdiskusi agar 'pesan' yang disampaikan tidak berkesan menggurui.
Apalagi film ini berlatar belakang budaya Eropa yang kerap dikaitkan dengan kehidupan liberal. Soal free sex bahkan kasih sayang keluarga terkesan telah luntur. Tentu bagi orang Indonesia yang baru menapaki kehidupan seperti itu di Belanda bisa tergagap-gagap.
Amanda Rawles yang berperan sebagai tokoh sentral di film Merindu Cahaya de Amstel mengungkap bahwa film ini merupakan film religi pertama yang diperankannya.
Dalam conference pers, perempuan blasteran Australia tersebut mengakui alasannya membintangi film Merindu Cahaya de Amstel tak lain karena tertarik dengan sosok Khadijah.
Mendalami peran sebagai Khadijah rupanya baginya bukan hal mudah. Hampir 90% penampilannya berubah yang harus mengenakan kerudung.
Tidak hanya itu, ia pun harus belajar aksen Belanda sebagaimana sosok asli Khadijah yang diperankannya.
Bila film Merindu Cahaya de Amstel menjadi drama religi pertama Amanda Rawless, maka ini menjadi drama religi ke sekian kalinya yang diperankan Okky Setiana Dewi.
Kakak Ria Ricis ini mengakui dari awal membaca isi skenarionya ia langsung suka. Terlebih ia memerankan sebagai jati dirinya yang juga seorang ustazah.
"Saya amat beruntung bisa berperan di film ini. Saya diberi kesempatan berdakwah di beberapa adegan," ucapnya.
Ia melihat banyak sekali perubahan positif selama proses syuting film yang memakan waktu sekitar sebulan di Amsterdam Belanda.
Ia berharap perubahan positif tak hanya dialami oleh para kru dan bintang film Merindu Cahaya de Amstel. Tapi penonton pun ikut mengalami keajaiban tersebut.
Film Merindu Cahaya de Amstel diperankan oleh dua bintang terlaris sepanjang 2020 hingga 2021 yaitu Amanda Rawless (Khadijah) dan Bryan Domani (Nicoolas).
Atas rencana Allah SWT mereka dipertemukan dalam romansa. Namun kisah cinta mereka tidaklah mudah karena perbedaan iman. Di sisi lain, Khadijah tidak ingin cinta justru merusak hubungan pertemanannya dengan Mala (Rachel Amanda).
Nah, bagaimanakah kisah cinta Khadijah dan Nico, apakah mereka bakal jadian? Atau jangan-jangan Nico memilih Mala yang sama-sama menganut agnostik dalam kehidupannya?
Daripada penasaran, tonton langsung aja ya di Bioskop terdekat mulai tanggal 20 Januari 2022. Jangan lupa siapin tissue😊.
Tidak ada komentar