Pentingnya Imunisasi Bagi Ibu Hamil

Pentingnya Imunisasi bagi ibu hamil

Imunisasi pada ibu hamil sangat penting untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Namun faktanya, seringkali ibu hamil merasa was-was atau tidak yakin mengenai pentingnya imunisasi saat hamil. Pun saya. 

Sebagai seorang ibu dengan tiga anak, pengalaman saya mendapatkan imunisasi saat hamil mungkin kerap dialami ibu-ibu lain. 

Saya pun merasakan kekuatiran dan ketakutan ketika menerima imunisasi saat hamil. Alhamdulillah, ketakutan saya tidak beralasan. Saya justru mendapat pengalaman positif yang bisa saya bagikan melalui tulisan ini. 

Memang betul saya saya mengalami sedikit rasa sakit atau kemerahan di tempat suntikan setelah menerima imunisasi. Efek KIPI namanya. Namun, efek samping yang saya rasakan ringan dan tidak berlangsung lama.

Saya justru merasa lega setelah menerima imunisasi, karena saya tahu telah melakukan hal benar. Saya telah melindungi bayi saya dari berbagai macam infeksi.

Saya masih ingat betul menerima imunisasi influenza pada trimester pertama kehamilan. Dan saya merasa baik-baik saja setelahnya. 

Nah sebelum membahas mengenai pentingnya imunisasi bagi ibu hamil saya akan menjelaskan dulu mengenai apa itu imunisasi dan pentingnya untuk investasi kesehatan jangka panjang. 

Pentingnya Imunisasi

Imunisasi adalah suatu tindakan pemberian vaksin atau imunogen yang bertujuan untuk memicu sistem kekebalan tubuh seseorang agar dapat melawan dan mencegah penyakit tertentu. 

Pada umumnya, imunisasi dilakukan melalui suntikan yang diberikan di lengan atau paha. Beberapa orang mungkin merasa takut atau khawatir saat akan melakukan imunisasi, terutama anak-anak, pun ibu hamil. Namun, imunisasi sebenarnya tidak begitu menyakitkan, koq, dan hanya terasa seperti tusukan jarum kecil.

Efek KIPI

Setelah imunisasi, beberapa orang dapat merasakan efek samping seperti demam ringan atau nyeri pada area suntikan. Namanya efek KIPI. Namun, efek samping tersebut hanya berlangsung sementara dan biasanya tidak berbahaya. Jadi tidak perlu takut dan kuatir karena imunisasi mempunyai peran penting untuk meningkatkan kekebalan kelompok. 

Bicara tentang jenis efek KIPI ada yang non serius dan ada yang serius sehingga menimbulkan keresahan masyarakat. Misalnya kejadian medik setelah mendapatkan imunisasi yang menyebabkan seseorang harus dirawat inap di rumah sakit, ada kecacatan, atau bahkan kematian.

Jadi, kalau habis imunisasi lalu terjadi kecelakaan misalnya kpeleset sehingga kepalanya terbentur dan muntah-muntah maka dokter akan memastikan dulu penyebab muntah-muntahnya itu. Apakah karena efek KIPI atau gejala gegar otak? 

Sebab itu perlu diketahui bahwa tidak semua efek KIPI disebabkan oleh imunisasi. Bisa saja karena reaksi yang terkait kandungan produk vaksin (vaccine product related reactions), reaksi yang terkait cacat mutu vaksin (vaccine quality defect related reactions), reaksi yang terkait kekeliruan prosedur imunisasi (immunization error related reaction), reaksi kecemasan terkait imunisasi (immunization anxiety related reaction), kejadian kooinsiden (coincidental event). 


Ya imunisasi dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit tertentu, sehingga dapat mengurangi tingkat kejadian penyakit dan mencegah penyebarannya ke orang lain. Sehingga angka kecacatan dan kematian yang ditimbulkan dapat diminimalisasi. 

Di sisi lain bagi negara maka beban biaya pengobatan masyarakat dapat lebih ditekan lebih efisien dengan program imunisasi nasional. 

Program Imunisasi Nasional 

Penting banget kita ketahui manfaat imunisasi dalam perannya meningkatkan herd immunity. Jika circle kita telah divaksinasi maka kemampuan patogen untuk menyebar dan menulari jadi terbatas. Bila circle kita makin diperluas lagi yang divaksinasi maka peluang patogen untuk menyebar dan menulari bsa terputus. Dengan demikian kelompok yang tidak dapat divaksinasi seperti bayi dan kelompok imunokompromis secara otomatis terlindungi. 

Pemerintah Indonesia secara aktif mempromosikan program imunisasi melalui kampanye di media sosial, talk show, brosur, dan pengumuman di media massa. Program ini juga dilaksanakan secara gratis di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh pemerintah.

Meskipun demikian, masih ada beberapa tantangan dalam pelaksanaan program imunisasi pemerintah ini, seperti akses ke fasilitas kesehatan, keterlambatan pengiriman vaksin, dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya imunisasi. 

Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman dan sosialisasi mengenai program imunisasi ini serta memastikan  kemudahan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan imunisasi yang dibutuhkan.

Penting diingat imunisasi sangat penting dilakukan dan disegerakan bila waktunya tiba. Karena vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh berguna untuk mencegah berbagai penyakit infeksi seperti campak, polio, hepatitis B, Tuberculossis, difteria, influenza dll. 


Berikut program imunisasi Pemerintah di Indonesia terdiri dari beberapa jenis imunisasi, yaitu:

1.  Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) diberikan pada bayi usia 0 - 11 bulan. 

 Program ini mencakup imunisasi pada bayi dan anak-anak hingga usia 1 tahun. Imunisasi yang diberikan meliputi BCG, polio, DPT, hepatitis B, dan campak.

2.  Imunisasi Lanjutan diberikan pada anak usia 18 bulan hingga 15 tahun. Berupa DPT-HB-Hib dan Campak Rubela pada usia 18 bulan, imunisasi Lanjutan Campak Rubela dan TD pada usia kelas 1 SD/Madrasah Ibtidaiyah dan Imunisasi Tetanus Different (Td) pada kelas 2 dan kelas 5 SD/Madrasah Ibtidaiyah. 

3.  Imunisasi pada Remaja dan Dewasa

Program ini mencakup imunisasi pada remaja dan dewasa. Imunisasi yang diberikan meliputi hepatitis B, influenza, dan HPV (Human Papillomavirus) untuk wanita.

4. Imunisasi pada Ibu Hamil

Program ini mencakup imunisasi pada ibu hamil untuk mencegah infeksi pada ibu dan bayinya. Imunisasi yang diberikan meliputi tetanus toxoid, influenza, dan hepatitis B.

Baru-baru ini pemerintah meluncurkan penambahan 3 vaksin yaitu vaksin PCV (Pneumococca Conjugate Vaccine), vaksin rotavirus dan vaksin HPV (Human Papilloma Virus).

Vaksin PCV bertujuan untuk mencegah penyakit radang park, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan bakteri Pneumokukus. Sedangkan vaksin Rotavirus untuk mencegah diare berat dan komplikasinya. Sementara vaksin HPV untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita. 

Info selengkapya silakan kunjungi : https://www.kemkes.go.id/article/view/22042400001/kemenkes-tambah-3-jenis-vaksin-imunisasi-rutin-salah-satunya-hpv.html

Imunisasi pada Ibu Hamil 

Pemberian vaksin pada ibu hamil bertujuan menjaga kesehatan dan melindungi bumil dan bayi dalam kandungan. Karena antibodi yang dikembangkan ibu hamil memberikan respons terhadap vaksin yang ternyata melindungi sang ibu dan mampu melewati plasenta. Hal ini tentu membantu melindungi bayi dari penyakit serius di awal kehidupan. 

Secara keseluruhan, program imunisasi pemerintah merupakan program kesehatan yang sangat penting bagi kesehatan masyarakat. Dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat, program ini dapat membantu mencegah penyebaran penyakit menular dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Jenis-jenis Imunisasi yang Diberikan pada Ibu Hamil meliputi:

1.  Tetanus Toxoid (TT)

Imunisasi TT diberikan untuk mencegah infeksi tetanus pada ibu dan bayi yang baru lahir. Imunisasi pertama diberikan pada trimester kedua kehamilan dan imunisasi kedua diberikan pada trimester ketiga.

2.  Influenza

Imunisasi influenza diberikan untuk mencegah infeksi flu pada ibu dan bayi yang dikandungnya. Imunisasi ini dapat diberikan pada setiap trimester kehamilan.

3.  Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B diberikan pada ibu hamil yang belum pernah menerima imunisasi hepatitis B sebelumnya. Imunisasi diberikan pada trimester ketiga kehamilan.

4.  Pertussis

Imunisasi pertussis (batuk rejan) diberikan pada ibu hamil untuk melindungi bayi yang baru lahir dari infeksi batuk rejan. Imunisasi ini diberikan pada trimester ketiga kehamilan.


Ada satu vaksin lagi yang direkomendasikan diberikan pada ibu hamil yaitu vaksin Rubela. Ini merupakan penyakit virus akut yang menular dan menyerang semua usia. 

Yang menjadi perhatian penyakit ini menjadi bahaya laten. Seseorang yang tertular penyakit Rubella hampir tidak mengalami gejala atau hanya demam ringan. Akan tetapi bila seorang ibu hamil tertular maka risikonya sangat besar terutama saat kandungan menginjak trimester pertama yaitu keguguran atau bayi lahir cacat. 

Pro dan Kontra Imunisasi 

Banyak yang mempertanyakan apakah ibu hamil perlu melakukan vaksinasi. Jawabannya adalah ya. 

Seiring perubahan tubuh yang mengikuti kehamilan itu sendiri sebagian besar ibu hamil memiliki imunitas cenderung menurun. Kondisi ini menyebabkan ibu hamil jadi lebih rentan mengalami sakit. 

Menjaga agar ibu hamil tidak terinfeksi penyakit  dapat dicegah dgejalaengan imunisasi adalah langkah yang tepat yang dapat diambil oleh ibu hamil. 

Vaksin untuk ibu hamil diperlukan karena ibu hamil berisiko mengalami infeksi yang dapat memengaruhi kondisi janin, seperti kelainan bawaan, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.

Perlindungan dari sang ibu dapat terbawa kepada si Kecil sampai ia memperoleh vaksinasi dan mampu melindungi dirinya sendiri.

Imunisasi pada ibu hamil sangat penting untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya. 

Meskipun beberapa ibu hamil merasa khawatir atau takut untuk menerima imunisasi, sebagian besar ibu hamil melaporkan pengalaman yang positif. Jika kamu masih merasa ragu atau memiliki pertanyaan tentang imunisasi pada ibu hamil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya. 

Yuk sukseskan program Imunisasi sebagai upaya mewujudkan bangsa yang sehat, bermutu, productive dan berdaya saing. Imunisasi Lengkap Indonesia Sehat


Tidak ada komentar