Halo teman-teman, beberapa hari terakhir ini beranda media sosial saya ramai dengan cerita viral We Listen and We Don't Judge tentang aksi Ria Ricis mengajak belanja sepuasnya Mama Abhy dan Pak Tarno. Kisah ini mencuat setelah youtuber tersebut mengunggah video yang memperlihatkan gimana ia mengajak Mama Abhy berbelanja di pasar tradisional dan toko mewah. Lalu, ada juga momen mengharukan ketika Pak Tarno, mantan pesulap yang kini hidup sederhana dan tengah sakit stroke, diajak belanja di mal.
Sebelumnya, Tiktoker Mama Abhy membagikan unggahan yang mengungkapkan jika ia belum pernah membelikan anaknya baju di pasar. Ia juga mengklaim tidak akan memakaikan anaknya kaos sablonan bergambar Superhero dan sejenisnya. Kontennya tersebut memancing reaksi Ria Ricis. Di kolom komentar ia mengatakan sebaliknya, "dan Moana pakai baju gambar Dino, Hello Kitty, pesawat, bola."
Sebagai salah satu netizen yang ikut berkomentar di TikTok Ricis, saya jadi ikutan ‘kebanjiran’ notifikasi. Banyak netizen yang memberikan respons positif pada komentar saya. Rasanya seperti “hey pemikiran kita sama rupanya". Tapi saya melihat kejadian ini sebagai pengingat untuk merenungkan nilai adab dan rasa syukur.
Sampai tulisan ini saya buat, notif like dan komentar untuk saya masih terus berdatangan |
Cerita Mama Abhy dan Pak Tarno
Video itu menunjukkan kontras sikap dua orang yang menerima kebaikan. Mama Abhy terlihat kurang semangat memilih baju di pasar, tapi begitu antusias saat di toko mewah, bahkan menghabiskan hingga 16 juta rupiah. Ketika ditanya Ricis soal pilihannya memilih baju bermotif - yang bertentangan dengan pernyataan sebelumnya - ia hanya tertawa kecil dan berkata, “Gapapa.”
Tak hanya itu, mama Abhy getol membagikan unggahan video baju-baju yang dibelikan Ricis, tapi sayangnya saya dan netizen lain sama sekali tidak menemukan konten ucapan terima kasih darinya. Di salah satu unggahannya ia malah mengatakan "Ini aku mau unboxing kado dari mal, belinya di MotherCare." Lhoo??? 🧐
Di sisi lain, ketika diajak belanja ke Mal Pak Tarno menangis berulang kali karena terharu dengan kebaikan Ricis. Reaksinya begitu tulus. Dari sini, teman-teman, saya jadi teringat betapa pentingnya menghargai setiap kebaikan yang diterima, sekecil apa pun itu.
Mengajarkan Anak Tentang Terima Kasih
Kejadian ini juga membuat saya refleksi pada gimana saya mendidik anak-anak saya. Sejak kecil, saya selalu menekankan pentingnya rasa syukur dan ucapan terima kasih, terutama kepada keluarga besar seperti pakde, bude, kakak sepupu atau siapa pun yang telah mendukung kami.
Support yang kami terima dari mereka bukan hanya berupa materi, tapi juga doa dan perhatian. Saya selalu berpesan pada anak-anak: kalau tidak bisa membalas kebaikan mereka, sering-seringlah mendoakan mereka dalam kesunyian. Tidak perlu ngasih tau ke mereka, itu namanya pamrih, karena esensi doa adalah keikhlasan.
Terima Kasih: Maknanya Jauh Lebih Dalam
Teman-teman, ucapan “terima kasih” itu mungkin sederhana, tapi maknanya sangat luas. Dalam agama, kita pun diajarkan untuk selalu bersyukur. Bahkan, Allah berjanji akan menambah nikmat bagi siapa saja yang bersyukur. Terima kasih adalah bentuk kecil dari syukur, sebuah cara menghargai kebaikan orang lain.
Sayangnya, di zaman sekarang, banyak yang lupa bahwa adab itu lebih utama daripada ilmu. Apa gunanya ilmu tinggi jika tidak diiringi kesantunan? Bukankah Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa akhlak mulia adalah ciri seorang mukmin sejati?
Anak adalah Cermin Orang Tua
Sebagai orang tua, tugas kita adalah menanamkan nilai-nilai ini pada anak-anak. Mulailah dari hal kecil seperti mengucapkan "maaf, tolong dan terima kasih" pada siapa saja, termasuk kepada kita sendiri sebagai orang tua. Anak-anak meniru apa yang mereka lihat. Jika mereka sering melihat kita bersyukur dan berterima kasih, maka nilai itu akan tumbuh dalam diri mereka.
Dan ingat, teman-teman, ucapan terima kasih bukan sekadar basa-basi. Itu adalah bentuk penghargaan yang paling tulus. Jadi, mari kita biasakan mengucapkannya, bukan hanya pada orang lain, tapi juga kepada Allah atas setiap nikmat yang diberikan-Nya.
Penutup
Kejadian viral ini bukan sekadar hiburan, tapi pengingat untuk lebih menghargai kebaikan dan bersyukur. Sebab, pada akhirnya, bukan materi atau status yang akan dikenang, melainkan bagaimana kita memperlakukan orang lain dengan adab dan hati yang tulus.
Jadi, teman-teman, sudahkah kita mengucapkan terima kasih hari ini kepada diri sendiri dan sekitar kita?
Tidak ada komentar